Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Sakit Karena Berpisah (1)



Sakit Karena Berpisah (1)

0Jun Wu Xie duduk di dekat meja untuk waktu yang cukup lama. Keheningan yang menyesakkan di sekitarnya membuat dirinya merasa sedikit galau. Kucing hitam kecil menghampirinya dan melompat ke dalam tangannya memberikan kehangatan pada Nonanya.     

Tiba-tiba, suara benturan keras terdengar dari kejauhan. Kepala Jun Wu Xie tersentak, pergulatan di dalam matanya terlihat jelas.     

"Apakah kau mau melihatnya?" Kucing hitam kecil bertanya, sambil mengangkat tapak kakinya di tangan Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie berdiri dengan wajah serius dan berjalan menghampiri arah datangnya suara benturan itu.     

Ketika Jun Wu Xie tiba di depan kamar Fan Zhuo, ia berdiri sesaat tak bersuara. Semua begitu hening di dalam kamar dan ketika ia mendorong pintunya terbuka, bau khas darah yang samar melewati penciumannya. Gu Li Sheng berdiri di dalam kamar dan memutar kepalanya menatap Jun Wu Xie, tetapi kemudian memalingkan pandangannya ketika ia tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat.     

Jun Wu Xie berjalan masuk ke dalam kamar dan memandang punggung yang tampak familiar baginya.     

Fan Zhuo duduk di satu sisi di kamar itu, punggungnya menghadap Jun Wu Xie, dan ia menyiapkan ramuan mandi bagi Tuan Mbek Mbek.     

Kondisi Tuan Mbek Mbek sudah bertambah baik dan ia sudah bisa membuka matanya. Pandangannya yang jernih menatap Jun Wu Xie sesaat sebelum ia memutar kepalanya menatap Fan Zhuo, yang memunggungi Jun Wu Xie, dan Tuan Mbek Mbek berusaha keras mengembik.     

"Mbeekk …."     

"Tinggalkan kami sebentar." Jun Wu Xie berkata ketika ia melihat pecahan porselen yang berserakan di lantai di dekat kaki Fan Zhuo, menyadari pasti suara porselen itu yang terdengar seperti benturan keras.     

Gu Li Sheng mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan, perlahan menutup pintu di belakangnya.     

Di dalam ruangan, hanya tersisa Jun Wu Xie dan Fan Zhuo.     

"Kakakku …. Apakah ia baik-baik saja?" Suara Fan Zhuo tidak terdengar berbeda dari biasanya tetapi Jun Wu Xie tak dapat melihat wajahnya, ia tidak tahu ekspresi seperti apa yang ada di wajahnya.     

"Tidak bagus." Jun Wu Xie berkata.     

Punggung Fan Zhuo menjadi kaku ketika mendengar hal itu.     

"Bisakah kau menyembuhkan dia? Kau bahkan mampu menyembuhkanku, bukan?"     

"Aku belum sempat memeriksanya dengan teliti." Jun Wu Xie menjawab dengan jujur, tetapi tenggorokannya terasa sakit seiring keluarnya perkataan itu, karena ia seharusnya tidak mengucapkannya dengan cara demikian, dan tidak membiarkan perkataan itu keluar dengan begitu datar dan tanpa perasaan.     

"Xie Kecil."     

"Hmm?"     

"Aku mohon padamu. Kau harus menyembuhkannya." Suara Fan Zhuo menjadi berat.     

"Baik."     

Fan Zhuo tidak bergerak. Ia terus memunggungi Jun Wu Xie, tangannya memegang tubuh kecil Tuan Mbek Mbek, dan Tuan Mbek Mbek terus merendam tubuhnya di dalam ramuan obat.     

"Kau memintaku untuk tinggal di sini merawat Tuan Mbek Mbek karena kau menerima kabar ini sebelum kau pergi?"     

"Ya."     

"Kau tidak ingin aku tahu dan kau malah kembali sendiri untuk mengetahui apa yang terjadi?"     

"Ya."     

Suara tawa yang panjang keluar dari mulut Fan Zhuo, tetapi tidak ada sedikit pun kegembiraan yang terasa dari gelak tawanya, hanya kegetiran dan kesedihan, suara tawa yang membuat hati orang pilu.     

"Lalu mengapa kau mengatakannya padaku sekarang?"     

Jun Wu Xie diam sesaat sebelum ia berkata perlahan, "Hanya kau, yang dapat membuktikan Fan Jin tidak bersalah."     

"Di mana Ah Jing?"     

"Lantai tiga, kamar dua." Jun Wu Xie meletakkan Ah Jing dan Gu Li Sheng di penginapan yang sama dengan Fan Zhuo. "Apakah kau tidak akan bertanya di mana Fan Jin?"     

Fan Zhuo menggelengkan kepalanya.     

"Aku tidak berani melihatnya." Suara Fan Zhuo menjadi sangat serak dan hampir tidak terdengar, seolah suaranya dipaksakan keluar dari tenggorokannya, menyebabkan seseorang yang mendengarnya merasa sesak.     

Jun Wu Xie tidak menjawab. Ia berjalan ke hadapan Fan Zhuo tanpa berbicara, akhirnya melihat ekspresi di wajah Fan Zhuo. Itu adalah ekspresi yang tidak akan pernah dilupakan Jun Wu Xie seumur hidupnya!     

Diselubungi kegelapan, sama sekali tidak ada harapan, membuat orang sangat takut untuk mendekatinya.     

Meletakkan Kucing hitam kecil di tangan Fan Zhuo, Jun Wu Xie menunduk dan memberikan pelukan canggung pada Fan Zhuo, menekan kepala Fan Zhuo ke pundaknya yang kurus.     

"Menangislah."     

Fan Zhuo tidak mengatakan apa pun. Ia mencoba menahan perasaannya, menyembunyikan emosinya ….     

Tetapi Jun Wu Xie dapat merasakan pakaian di pundaknya sudah basah ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.