Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bertemu Lagi (4)



Bertemu Lagi (4)

0Kemunculan orang-orang dari Dua Belas Istana di Akademi Angin Semilir terjadi bertepatan dengan kematian Fan Qi yang mendadak. Dari sudut pandang ini, sangat masuk akal untuk berpikir bahwa kematian Fan Qi mungkin tidak sesederhana rencana Ning Rui seorang diri. Dua Belas Istana juga pasti terlibat!     

Sulit dipercaya bahwa Ning Rui tiba-tiba bergerak sendirian.     

Jun Wu Xie berjalan keluar tanpa berkata-kata, tetapi di hatinya, ia terus menganalisa semua yang terjadi di depan matanya.     

Kemunculan Gu Ying di sini sangat tidak terduga. Dan dari petunjuk yang tak sengaja diungkapnya, Jun Wu Xie menebak bahwa alasan ia datang ke sini dan menampakkan dirinya, dengan berbagai alasan yang mengatakan ia adalah seniornya, membuat Jun Wu Xie sadar bahwa niatnya adalah untuk merayu Jun Wu Xie membagi ilmu Teknik Penyembuhan Roh padanya.     

Teknik Penyembuhan Roh pertama kali diciptakan oleh Gu Li Sheng dan bahkan di Dunia Tengah, tak ada orang yang tahu mengenai hal ini. Kekuatan teknik ini akan mengungguli semua kekuatan di Dunia Tengah dan setelah Jun Wu Xie berhasil memperbaiki teknik Penyembuhan Roh, ia tiba-tiba merasa dirinya menjadi target Gu Ying.     

Akademi Angin Semilir sekarang berubah menjadi kolam yang penuh dengan kekacauan.     

Jun Wu Xie tertawa di dalam benaknya.     

[Ini adalah sebuah pertaruhan mengenai nasib Akademi Angin Semilir, dan pemenangnya masih belum bisa ditentukan!]     

Gu Ying mengamati Jun Wu Xie pergi, dan ia mengangkat kakinya dan menendang Ah Jing ke pinggir. Senyum yang dipenuhi kegembiraan mendadak sirna dari wajahnya dan perlahan digantikan dengan aura jahat yang tak dapat dipendam.     

"Itu benar-benar … meninggalkan rasa tidak enak di mulutku." Gu Ying berkata pelan pada dirinya sendiri. Ia melirik Ah Jing sekilas dan kemudian berbalik pergi meninggalkan Hutan bambu.     

"Tuan … Tuan Muda Gu …." Menunggu di pintu masuk rumah bambu di dalam hutan bambu, adalah seorang pemuda yang mengenakan seragam Akademi Angin Semilir. Ia gemetar dan gugup ketakutan ketika melihat Gu Ying keluar dari pintu, dan matanya dipenuhi ketakutan yang tak dapat disembunyikan.     

Gu Ying menatapnya dan tiba-tiba melemparkan senyuman lebar padanya. Sebelum pemuda itu dapat bereaksi, Gu Ying tiba-tiba mengangkat tangannya dan menghantam tenggorokan pemuda itu!     

Suara patah yang keras terdengar di udara dan pemuda itu bahkan tidak sempat meronta sebelum jakunnya dihancurkan. Tulang yang berwarna putih menyembul keluar dari daging di sekeliling leher yang patah, dan darah merah segar mengalir deras dari luka itu, sepenuhnya membanjiri tangan Gu Ying.     

Gu Ying menarik napas panjang, menghirup udara dengan aroma darah yang kuat, dan senyum di wajahnya semakin cerah.     

"Sekarang, aku merasa lebih baik."     

Hanya pembantaian berdarah dingin seperti itu, yang dapat memberikan perasaan gembira padanya!     

Gu Ying yang sudah puas melemparkan pemuda yang meninggal itu ke tanah tanpa perasaan dan berjalan keluar dengan langkah besar.     

Tergeletak di kolam darahnya sendiri, pemuda itu bahkan hingga saat terakhirnya, tidak tahu bagaimana ia bisa meninggal.     

Gu Ying langsung pergi ke kantor Ning Rui dan ketika Gong Cheng Lei, yang berjaga di luar melihat Gu Ying, ia segera menundukkan kepalanya dan bergeser ke samping.     

Gu Ying bahkan tidak melihatnya dan hanya mendorong pintu dan langsung masuk ke kantor.     

Kantor ini dahulu adalah milik Fan Qi dan setelah kematiannya, kepemilikannya segera berganti, menjadi milik Ning Rui. Ning Rui saat ini duduk di belakang meja dan menatap kosong sebuah kotak yang terisi dengan abu tulang yang diletakkan di atas meja.     

Ketika ia mendengar suara langkah kaki, Ning Rui menengadah. Ia melihat Gu Ying menerobos masuk melalui pintu, tanpa ekspresi di wajahnya.     

Membawa Gu Ying ke dalam Akademi Angin Semilir, adalah cara terakhirnya. Tetapi tindakan Gu Ying di beberapa hari terakhir, bahkan membuatnya ngeri.     

Bahkan belum satu bulan sejak kedatangan Gu Ying di Akademi Angin Semilir di mana sudah lebih dari lima puluh murid Akademi Angin Semilir meninggal di tangannya. Murid-murid itu tidak pernah mengenal Gu Ying, tetapi Gu Ying merasa bosan dan murid itu tiba-tiba berkeliaran.     

Ning Rui telah bertemu dengan begitu banyak orang-orang jahat, termasuk dirinya sendiri. Tetapi tidak ada di antara mereka yang begitu seram seperti Gu Ying.     

Di mata Gu Ying, dengan pengecualian dirinya sendiri, semua orang bukan manusia, melainkan hanya pengalih perhatian untuk membunuh rasa bosannya.     

Orang yang paling menakutkan di dunia, adalah orang-orang yang tidak menganggap kehidupan adalah sesuatu yang berharga, seperti dirinya.     

Ning Rui tidak tahu lagi, apakah keputusannya untuk membawa Gu Ying ke Akademi Angin Semilir adalah benar atau salah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.