Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Awan Gelap Datang (1)



Awan Gelap Datang (1)

0Rumah kecil di Hutan bambu itu kini sudah dihuni lagi tetapi kali ini, yang tinggal di sana dengan Jun Wu Xie bukan Fan Zhuo, melainkan Gu Ying. Tidak tahu cara apa yang digunakan Gu Ying hingga dapat membuat Ah Jing mulai melayani dirinya. Santapan tiga kali sehari disiapkan oleh Ah Jing dan setiap kali Jun Wu Xie melihat Ah Jing, Ah Jing selalu melirik ketakutan melihatnya dan langsung menundukkan kepalanya. Dan setiap kali Gu Ying muncul, Ah Jing akan mulai gemetar.     

"Sudah dua hari sejak senior kembali. Apakah kau mau pergi melihat-lihat ke Fakultas Penyembuh Roh?" Gu Ying baru saja mendorong pintu kamar Jun Wu Xie tanpa masuk ke dalamnya seraya ia bertanya sambil tersenyum lebar.     

Jun Wu Xie mengabaikan dirinya dan berjalan keluar sendiri dari pintu, menuju ke Fakultas Penyembuh Roh. Gu Ying mengikuti dari belakang tak menghiraukannya dan mereka bertemu beberapa murid Akademi Angin Semilir di sepanjang jalan. Ketika murid-murid itu melihat Gu Ying, mereka semua berjalan menghindar, tidak berbeda dengan burung yang ketakutan ketika melihat seekor kucing, semua ini menyebabkan Gu Ying tertawa.     

Ketika mereka tiba di Fakultas Penyembuh Roh, semua murid di dalam menundukkan kepala mereka, tidak berani mengangkat pandangan mereka ketika melihat Gu Ying.     

Menilai dari cara murid lain bersikap, Gu Ying pasti telah menyebabkan kekacauan di Akademi Angin Semilir atau jika tidak mengapa semua murid ini begitu takut padanya?     

Jun Wu Xie tetap diam sepanjang jalan dan ketika ia tiba di pintu kantor Gu Li Sheng, ia berbalik dan berkata pada Gu Ying, "Ada yang harus kukatakan padanya."     

Gu Ying mengangkat alisnya sebelah.     

"Senior masuk saja dan selesaikan urusan dengannya. Aku akan menunggu di luar sini."     

Gu Li Sheng tidak keberatan sama sekali jika Jun Wu Xie bertemu Gu Li Sheng sendirian. Di seluruh Akademi Angin Semilir, satu-satunya orang yang membuat Gu Ying khawatir adalah Wen Xin Han dan Wen Xin Han hanya peduli dengan nyawa Fan Jin dan ia kelihatannya tidak tertarik untuk ikut campur dengan urusan akademi.     

Baik Jun Wu Xie dan Gu Li Sheng adalah orang-orang yang tidak ingin ikut campur dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai mereka.     

Jun Wu Xie tidak merasa sikap Gu Ying yang penurut aneh. Lewat pengamatannya, ia berhasil memahami pikiran Gu Ying. Dalam benak Gu Ying, ia dan Gu Li Sheng mungkin sudah dianggap sebagai burung yang terjebak di dalam sangkar mereka.     

Jun Wu Xie mengetukkan buku jarinya di pintu kantor Gu Li Sheng. Keheningan mengisi ruangan di balik pintu itu sebelum suara Gu Li Sheng terdengar. Jun Wu Xie mendorong pintu terbuka dan menutupnya rapat-rapat setelah ia masuk, menghalangi mata Gu Ying yang tersenyum.     

"Jun Xie!" Wajah Gu Li Sheng dipenuhi rasa khawatir dan kegelisahan di dalam kantor itu tetapi begitu melihat Jun Wu Xie, matanya kembali menyala. Ia segera berdiri dari balik mejanya dan berjalan menghampiri Jun Wu Xie dengan langkah panjang.     

"Kapan kau kembali?" Suara Gu Li Sheng tidak terlalu keras, seolah ia sengaja memelankan suaranya.     

"Urusanku sudah selesai jadi aku kembali." Jun Wu Xie menjawab.     

Gu Li Sheng tersenyum getir dan berkata, "Kau seharusnya mungkin tidak usah kembali. Akademi Angin Semilir sudah berubah dan bukan lagi tempat di mana seseorang seharusnya tinggal. Huh." Gu Li Sheng mendesah seraya matanya terpaku ke arah pintu yang tertutup rapat. Matanya mengatakan apa yang tak dapat dikatakan mulutnya ketika ia menatap Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie mengangguk.     

Wajah Gu Li Sheng pucat pasi. "Ini seperti yang aku duga, aku mendengarnya kemarin bahwa orang itu tiba-tiba pindah ke Hutan bambu kecil dan berpikir ini agak aneh. Kini kau di sini, aku tahu alasan tindakannya sekarang."     

"Kau tahu siapa yang melakukannya?" Jun Wu Xie bertanya pelan.     

Gu Li Sheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum putus asa. "Ia datang ke Akademi Angin Semilir sekitar satu bulan yang lalu dan awalnya ia mengaku sepupu Ning Rui. Kepala Sekolah merasa sangat bersalah atas kematian Ning Xin waktu itu dan setelah Ning Rui memohon bersama orang itu untuk waktu yang lama, Kepala Sekolah akhirnya setuju untuk mengizinkan orang itu masuk ke Fakultas Penyembuh Roh. Ini diberitahukan padaku oleh Kepala Sekolah sendiri. Waktu itu, aku tidak terlalu banyak memikirkannya. Walaupun aku merasa itu agak aneh, aku tidak mau mempersulit Kepala Sekolah dan akhirnya membiarkan dia masuk ke Fakultas Penyembuh Roh sebagai seorang murid dengan nama …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.