Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Rumah Batu (1)



Rumah Batu (1)

3Monster hitam menggendong Jun Wu Xie dan Tuan Mbek Mbek di punggungnya, mengikuti di belakang Teratai Mabuk untuk pergi ke rumah batu yang ditemukannya tadi.     

Dari luar, rumah batu itu tidak terlihat luas. Struktur batunya sederhana dan kasar, dibangun hanya dengan menumpuk berbagai potongan batu bermacam-macam ukuran menjadi satu.     

Beberapa lempengan batu berserakan di dalam bangunan itu. Tidak ada tempat tidur atau meja atau juga kursi, tetapi fakta bahwa sebuah rumah batu seperti itu ada di dasar Tebing Kaki Surga sudah sangat aneh.     

Bangunan batu kecil itu, walaupun tidak cukup, tetapi tetap dapat menjadi tempat bernaung dari dingin.     

Teratai Mabuk mengangkat tangannya dan beberapa daun teratai lebar muncul di tangannya. Ia mengekstrak air dari daun itu, mengubahnya menjadi dedaunan kering dan meletakkannya di salah satu sudut rumah batu itu. Semakin banyak daun teratai kering yang diletakkan, Teratai Mabuk akhirnya membuat tempat tidur dari setumpuk daun teratai.     

Walaupun daun teratai tidak halus dan sedikit tajam, tetapi di bawah situasi buruk seperti ini, mereka setidaknya bisa menghindar dari angin dingin menyelinap masuk ke tubuh mereka.     

Jun Wu Xie mengeluarkan beberapa helai pakaian dari Tas Alam Semesta dan ia menyuruh Teratai Mabuk melapisi daun teratai kering itu sebelum ia duduk, masih menggendong Tuan Mbek Mbek di tangannya.     

Daun teratai itu mungkin tidak terlalu nyaman, tetapi masih memberikan sedikit kenyamanan, dan jika dibandingkan dengan duduk di atas tanah dingin yang keras, daun teratai ini jauh lebih baik.     

Duduk di atas daun teratai yang melapisi tanah, Jun Wu Xie meletakkan Bola Api Roh di satu sisi. Kabut putih sangat tipis di rumah batu dan di samping pintu, sebuah lempengan batu besar diletakkan, Teratai Mabuk mendorongnya dengan mudah, menutup lubang pintu.     

Angin dingin tidak lagi bertiup masuk ke dalam rumah batu dan suhu ruangan perlahan naik. Kabut putih perlahan memudar dan rumah itu terasa sedikit lebih nyaman.     

"Aku akan keluar dan berpatroli di area ini. Jika kau memerlukan sesuatu, suruh saja Monster hitam mengaum." Teratai Mabuk berkata sambil menatap Jun Wu Xie yang duduk di sudut ruangan, matanya sedikit sedih melihat Jun Wu Xie dalam keadaan seperti itu. Ia berpikir jika ia tinggal di dalam rumah batu lebih lama, ia tak akan bisa menahan diri untuk tidak memberi pelajaran pada monster itu.     

Jun Wu Xie mengangguk.     

Setelah Teratai Mabuk melangkah keluar, ia menggeser lempengan batu besar tadi kembali ke tempatnya untuk menutup lubang masuk ke rumah batu dan ia cukup perhatian untuk menyisakan celah kecil supaya udara di dalam bangunan batu dapat bersirkulasi.     

Luka Jun Wu Xie masih memberikan rasa sakit yang menusuk. Ia terus menerus menelan beberapa obat dan tubuhnya perlahan menjadi hangat. Ia tidak berani meminum obat penahan sakit karena jika rasa sakitnya mereda, itu akan membuat penilaiannya terhadap kondisi tubuhnya bisa salah, dan itu akan menghalanginya memastikan kondisi tubuhnya dengan akurat dalam proses pemulihannya.     

Untuk menghilangkan rasa sakit dari benaknya, Jun Wu Xie menyibukkan diri dengan mengamati keadaan di dalam rumah batu.     

Dalam sekali pandang, ia menemukan sesuatu yang membuatnya agak terkejut.     

Ia menyadari di atas tumpukan batu lapuk itu, ada beberapa tanda irisan. Ia mengangkat tangannya untuk menyapu debu yang bergumpal dan melihat bagian batu yang telah dipotong dengan rapi. Walaupun berbeda ukuran, tetapi batu itu jelas dipotong dengan sengaja menjadi bentuk persegi dan ditumpuk satu per satu.     

Jun Wu Xie mengambil sekeping batu di dekatnya dan ia berusaha menghancurkannya. Tetapi bahkan ketika ia menggunakan segenap kekuatannya, ia tidak berhasil memecah batu itu walau hanya sedikit saja!     

Batu-batu ini, bukan batu biasa!     

Walaupun ia terluka, ia tidak menggunakan banyak kekuatan spiritualnya. Bahkan setelah memusatkan seluruh kekuatan spiritualnya, ia tidak dapat memecah batu kerikil, dan itu agak tidak lazim.     

Di dasar Tebing Kaki Surga, rumah batu kecil dibangun dari lempengan batu yang teramat keras ….     

Tangan siapa yang melakukan ini?     

Jun Wu Xie mengernyitkan keningnya, dan ia mengangkat tangannya sekali lagi untuk memeriksa potongan batu yang berada di dekatnya. Di satu bagian batu, ia tiba-tiba mengenali guratan di batu itu!     

Di sepotong batu itu, seseorang menggunakan alat dan mengukir beberapa tanda, yang sepertinya terbagi membentuk lima goresan dalam satu kelompok.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.