Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Menuju ke Dasar Tebing (2)



Menuju ke Dasar Tebing (2)

0"Kami di bawah sini, Nona Muda." Ye Mei dan Ye Sha menjawab bersamaan.     

"Bagaimana situasinya di bawah sana?" Jun Wu Xie bertanya. Dengan bantuan kekuatan spiritualnya, suara Jun Wu Xie dapat terdengar tanpa harus berbicara dengan keras.     

"Jarak pandang sangat pendek dan suhu udara bahkan lebih rendah lagi. Aku ingin menyarankan agar Nona Muda kami beserta kawan-kawannya tidak beristirahat terlalu lama. Kabut di sini terasa aneh. Kabut ini terus menyerap kekuatan spiritual. Jika kita tetap berada di kabut ini untuk waktu yang lama, semakin banyak kekuatan spiritual yang akan terkuras." Suara Ye Sha tiba-tiba terdengar menembus kabut tebal.     

Ia hanya berada sepuluh meter di bawah Jun Wu Xie dan teman-temannya tetapi kabut di sekitar mereka terasa sangat berbeda dari yang baru saja mereka lewati. Kabut di sini terasa seolah sesuatu di dalamnya telah menguras kekuatan spiritual mereka.     

Kata-kata Ye Sha membuat hati para pemuda itu menciut. Walaupun mereka telah mempersiapkan mental mereka dan mereka tahu Tebing Kaki Surga dipenuhi berbagai bahaya, tetapi mereka tidak menyangka bahwa kabut itu sendiri akan sangat berbahaya.     

"Mendadak, aku begitu mengagumi Mu Qian Fan dan orang-orangnya. Bagaimana mereka bisa melakukan semua ini?" Qiao Chu bergumam. Tempat yang dipenuhi bahaya, sebagai orang-orang dari Dunia Bawah, itu adalah sebuah keajaiban bahwa Mu Qian Fan dan timnya berhasil turun ke dasar tebing.     

Dan Mu Qian Fan sudah bertahan cukup lama untuk bisa kembali, itu benar-benar tak dapat dipercaya!     

"Sebagai petualang musiman, Mu Qian Fan dan orang-orangnya jauh lebih berpengalaman daripada kita semua ketika berhadapan dengan tempat seperti ini, aku akan mengasumsikan mereka memiliki caranya sendiri." Hua Yao menambahkan.     

"Kabut di sekitar kita sekarang belum menunjukkan tanda-tanda pengurasan kekuatan spiritual kita, tetapi ketika kita turun lebih jauh, aku yakin situasinya akan menjadi persis seperti apa yang dikatakan Ye Sha tadi." Rong Ruo memanggil Kupu-Kupu Nerakanya untuk memeriksa keadaan udara di sekitar mereka.     

"Coba untuk pulihkan kekuatan fisik dan spiritual di sini sebanyak mungkin karena kau tidak akan memiliki waktu beristirahat setelah ini." Jun Wu Xie menggigit dendeng keringnya. Dendeng kering yang dingin dan keras bagaikan batu kerikil ketika menuruni tenggorokannya.     

Mereka semua berhenti bicara dan mengikuti instruksi Jun Wu Xie untuk beristirahat sebanyak mungkin, sambil menghemat kekuatan spiritual sebanyak mungkin.     

Setelah beristirahat sesaat, mereka melanjutkan penurunan lagi.     

Setelah turun beberapa saat, mereka akhirnya dapat merasakan fenomena yang dikatakan Ye Sha tadi.     

Energi spiritual yang menyelubungi tubuh mereka kelihatannya menguap ke udara, tak dapat menggumpal membentuk lapisan pelindung. Energi itu hilang sedikit demi sedikit dan kawanan itu harus mengerahkan lebih banyak energi spiritual untuk menambal area di mana lapisan pelindung sudah memudar.     

Suhu udara di sekitar mereka menjadi sangat dingin. Bahkan setelah mengenakan pakaian tebal, Jun Wu Xie masih dapat merasakan dingin menusuk kulitnya, membuat wajahnya beku. Kelembaban udara membuat udara dingin itu merasuk ke dalam tulang mereka.     

Di keadaan seperti ini, tanpa perlindungan dari kekuatan spiritual mereka, mereka akan mudah terkena frostbite[1].     

Detik-detik berlalu begitu saja. Jun Wu Xie melanjutkan kebiasaannya menghitung detik yang berlalu di dalam benaknya. Jarak pandang semakin pendek di sekelilingnya, hingga Jun Wu Xie bahkan tak dapat lagi melihat bayangan Rong Ruo dan Qiao Chu dengan jelas. Segera, bahkan bayangan mereka sirna ketika semua menjadi gelap ia bahkan tak dapat melihat tangannya sendiri di depan wajahnya.     

Keheningan total menyelimuti dirinya, yang dapat terdengar hanya suara sarung tangannya yang bergesekan dengan tali kasar itu dan suara batu-batu yang berjatuhan ketika kakinya berpijak di permukaan tebing.     

Di kegelapan total, ketiadaan suara memperkuat perasaan tidak nyaman dan takut menghadapi segala kemungkinan yang tak terlihat dan tak diketahui di hati mereka. Jumlah orang yang berhasil kembali dengan selamat dari Tebing Kaki Surga ini mengingatkan mereka akan tingkat bahaya yang ada di tebing itu! 'Sha … sha ….'     

'Sha … sha ….'     

Selain suara itu, tidak ada lagi yang dapat terdengar.     

Permukaan tebing itu menjadi basah dan licin, jika mereka tidak berhati-hati memilih tempat untuk berpijak, mereka bisa keseleo sewaktu-waktu.     

Setiap langkah yang mereka ambil, setiap sentimeter mereka turun, mereka semakin berwaspada, dan semakin berhati-hati.     

[1] Jenis luka yang dialami ketika kulit terpapar pada suhu dingin sehingga lapisan kulit membeku     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.