Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Akhirnya Merindukanku? (5)



Akhirnya Merindukanku? (5)

0Jun Wu Yao menggelengkan kepalanya dan mengangkat tangan Jun Wu Xie yang lain, dan meletakkannya di atas biji emas itu untuk menutupinya sebelum ia berbisik, "Persis seperti ketika kau menyerap roh cincin, serap biji emas sedikit demi sedikit."     

Jun Wu Xie memejamkan matanya dan melakukan apa yang dikatakan Jun Wu Yao padanya, perlahan menyerap biji emas yang tertangkup di dalam tangannya.     

Mengosongkan pikirannya, jiwa Jun Wu Xie kelihatannya menyelam ke dalam kegelapan. Suasana di sekelilingnya begitu gelap pekat, begitu gelap hingga ia tak dapat melihat jarinya di depan wajahnya. Tetapi seberkas sinar emas mendadak melintas di kegelapan itu, melukis sebuah busur terang yang membutakan.     

Kecepatan kilat emas itu, meninggalkan jejak sinar di kegelapan. Sementara hanya ada satu lintasan sinar pada awalnya, seiring berjalannya waktu, jumlah kilat yang melintas terus bertambah dan saling menyilang, membentuk jaring emas raksasa yang begitu terang dan membutakan di dalam kegelapan tak berujung!     

Tiba-tiba, jaring emas raksasa itu meledak menjadi debu emas yang berkilauan, berjatuhan di kegelapan, sebelum akhirnya hilang.     

Segera, semua menjadi gelap total lagi. Setelah diam sesaat, berkas cahaya emas yang redup mulai terlihat di tengah kegelapan yang menyelubungi.     

Itu adalah sebuah biji emas kecil, berubah wujud di udara, mengeluarkan kilau emas yang bersinar ke segala arah.     

Jun Wu Xie merasa kesadarannya semakin lama semakin buram, ketika kegelapan di sekelilingnya perlahan memeluknya.     

Ia mendadak membuka matanya, dan wajah tampan Jun Wu Yao yang tak bercela terpantul di matanya yang jernih.     

Sebelumnya matahari bersinar cerah, tetapi kini, hutan itu dipenuhi dengan suara serangga dan langit biru yang cerah tela berganti menjadi malam. Bulan bergantung di cakrawala, dan langit luas bertabur jutaan bintang.     

Hanya dalam satu kedipan mata, setengah hari sudah terlewati.     

Jun Wu Xie memusatkan pikirannya sesaat.     

Ia merasa seolah ia hanya menutup matanya sebentar saja tetapi ketika ia membuka matanya, langit sudah gelap total.     

"Bagaimana perasaanmu?" Jun Wu Yao bertanya, berseri-seri melihat gadisnya.     

Jun Wu Xie kembali sadar sepenuhnya dan perlahan memeriksa kondisi jiwanya sendiri. Setelah insiden di Gugusan Puncak Berawan, bagian dari jiwanya ada yang hilang dan ia tidak bisa menambalnya hingga saat ini. Walaupun itu biasanya tidak terlihat oleh orang lain, hanya Jun Wu Xie yang tahu betul seberapa tidak nyamannya memiliki jiwa yang tidak utuh.     

Setelah menyerap biji emas, jiwa Jun Wu Xie masih belum utuh, tetapi setidaknya ia tidak mudah letih seperti biasanya.     

Ia kelihatannya bisa merasakan bahwa jiwanya yang cedera perlahan pulih dengan kecepatan yang sangat lambat, dan jika ia ingin pulih seutuhnya, itu bukan sesuatu yang dapat diraih dalam waktu singkat.     

"Ini berhasil." Jun Wu Xie menepukkan tangannya ke dadanya, merasakan jiwanya, mendapatkan kembali keselarasannya, di bawah kekuatan penyembuhan yang misterius.     

"Bagus." Mulut Jun Wu Yao terbelah membentuk senyuman dan ia menarik tangannya dari pundak Jun Wu Xie.     

"Apa itu?" Jun Wu Xie tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Di kehidupan masa lalunya, bahkan ketika ilmu pengetahuan sudah begitu canggih, masih belum ditemukan ilmu terobosan yang dapat menyembuhkan dan merekonstruksi jiwa.     

"Itu hanya sebuah biji yang menarik. Xie Kecil tidak perlu tahu dari mana asalnya. Selama itu berkhasiat untukmu, maka itu gunanya. Jika itu tidak bekerja dengan baik, maka itu hanya sekedar sampah." Jun Wu Yao berkata ringan, mencoba untuk memberikan kesan bahwa bahkan biji emas ajaib seperti itu, tidak terlalu bernilai di matanya.     

Apakah itu benar?     

Jun Wu Xie tidak percaya sedikit pun. Jika itu adalah sesuatu yang sangat mudah baginya, mengapa ia menghilang untuk waktu yang sangat lama?     

Tetapi Jun Wu Yao tidak ingin berbicara lebih banyak lagi mengenai biji itu, dan Jun Wu Xie juga tidak akan memaksanya lagi.     

"Terima kasih." Jun Wu Xie berterima kasih padanya dengan lembut.     

"Aku telah mengatakannya sebelum ini. Dengan Xie Kecil, aku tidak perlu ucapan terima kasih." Jun Wu Yao menggenggam tangan mungil Jun Wu Xie. Walaupun ia berkata seperti itu dengan mulutnya, matanya tetap menyala karena gembira.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.