Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Remaja Pembunuh (2)



Remaja Pembunuh (2)

2Beberapa kelompok orang berjalan naik ke lantai dua dengan geram dan menendang pintu ruangan pribadi di mana pemuda yang memikat itu berada. Mereka mengatakan dengan marah, "Dasar begundal! Kau terlalu sombong di sini! Lima Ramuan Hibernasi, apakah kau bisa menghabiskan semua pil itu!?"     

Pemuda itu melirik santai pada sekelompok orang yang baru saja bergegas masuk dan bibirnya melengkung tersenyum mencemooh. Ketiga pemuda lain yang bersama si pemenang duduk diam, menyesap teh mereka, bahkan tidak melihat sekelompok pria yang baru saja menerobos masuk.     

"Aku mampu membelinya, dan itu penawaran yang baik untuk mereka, apa yang bisa kau lakukan padaku? Jika kau benar-benar menginginkan pil itu, kau bisa menggunakan uangmu dan mengalahkan penawaranku. Kau bisa memegang kata-kataku, selama kau menawar di atas satu juta tael, bahkan jika hanya untuk satu tael, aku tak akan menaikkan penawaranku." Pemuda itu berkata, dengan tangan terlipat, seraya menantang kelompok penerobos itu.     

"Kau pikir kalian semua begitu hebat hanya karena memiliki banyak uang?" Para pria itu tidak bisa berkata-kata dan merasa kemarahan mereka meluap di dalam dada mereka. Tinju mereka terkepal karena mereka begitu geram. Satu juta tael. Bagaimana mereka bisa memiliki begitu banyak uang? Kebanyakan orang dari berbagai kelompok kekuasaan hanya memiliki ratusan ribu tael, dari mana mereka mendapatkan uang untuk mengungguli tawaran pemuda itu?     

"Tidak terlalu lusuh, setidaknya dibandingkan dengan orang-orang yang tak mampu membayar dan penuh kemarahan dan intimidasi, aku sedikit lebih baik." Pemuda itu mengatakan semuanya dengan nada sinis, nada bicaranya sangat angkuh.     

Dalam sekejap, mata para pria perkasa di kelompok itu mendadak berubah menjadi merah karena mendengar ejekan dan hinaan sang remaja!     

Semua yang terjadi ini dapat dilihat dengan jelas dari ruangan pribadi lain di mana Jun Wu Xie dan teman-temannya berada.     

Melihat remaja muda itu memancing kemarahan sekelompok pria, Qiao Chu bertanya penuh semangat, "Xie Kecil, orang-orang mencoba untuk menindas pelanggan terbaikmu. Haruskah aku keluar dan menolongnya?" Ia mengepalkan tinjunya seraya bertanya, bersemangat untuk sedikit beraksi.     

Jun Wu Xie menaikkan pandangannya, dan ia memutar tatapan dinginnya untuk melihat keempat orang di dalam ruangan khusus itu sebelum ia berkata, "Itu adalah pelanggan Rumah Lelang Chan Lin."     

Mereka tidak ada hubungannya dengan dia.     

"Aku sarankan kau tidak mencampuri urusan orang lain." Fei Yan menegur pelan, meletakkan satu tangannya di pundak Qiao Chu seraya menunjuk dengan dagunya ke ruangan pribadi tempat para pria itu duduk.     

Qiao Chu berpaling untuk melihat dan menyadari satu sosok melenggang keluar ke arah susuran tangga dari ruangan pribadi itu, berjalan perlahan ke panggung lelang, kepalanya pecah terbuka di tangga karena tumbukan itu dan darah mengalir menuruni tangga bagaikan air di sungai!     

Mata Qiao Chu membelalak terkejut dan ia mengangkat kepalanya untuk melihat ke ruangan itu lagi. Ia tidak melihat kapan pemuda itu bergerak, setiap pria yang menerobos masuk ke ruangan itu dilemparkan keluar ke susuran tangga satu per satu!     

Ruangan terpisah itu hanya berada di lantai dua dan seharusnya, orang tidak akan mati jatuh dari ketinggian seperti itu. Tetapi semua itu sepertinya sengaja dilakukan oleh pemuda itu di mana anggota tubuh para pria itu patah sebelum mereka dilemparkan melewati susuran tangga dan kelihatannya itu terlalu aneh untuk dikatakan sebuah kebetulan bahwa semua pria itu terlempar dengan bagian belakang kepala mereka terbentur tepian anak tangga yang langsung membunuh mereka!     

Dalam satu kedipan mata, nyawa melayang begitu saja tanpa ampun!     

Dalam rentetan kejadian itu, senyuman tidak pernah meninggalkan wajah pemuda itu dan senyuman itu terus menghiasi wajahnya ketika melakukan pembantaian tak berperasaan itu, menjadi semakin lebar, tanpa menunjukkan rasa penyesalan atau simpati sedikit pun. Semua ini hanya seperti sebuah permainan bagi pemuda itu.     

Apa yang ia bunuh, hanya serangga.     

Qiao Chu tiba-tiba tersadar. Cara pemuda itu benar-benar luar biasa kejam!     

Dalam sekejap, semua pria yang menerobos ke ruangan pribadi itu telah dibuang ke bawah, dibunuh dalam sesaat.     

Pemandangan berdarah-darah yang mengerikan itu langsung membuat kerumunan di lantai dasar tiba-tiba merasa ketakutan dan semua orang berteriak dan mencoba melarikan diri dari aroma darah di udara. Untuk mereka yang duduk di barisan depan, kaki mereka terasa lemas dan mereka tak dapat berhenti berteriak ketika mereka merangkak dan berlarian keluar dari ruang lelang.     

Suasana di rumah lelang yang baru saja berapi-api tiba-tiba disela dengan pembunuhan keji. Kerumunan itu mencoba menyelamatkan diri dan berlari tanpa henti hingga rumah lelang itu segera kosong. Dalam waktu singkat, semangat yang membara tiba-tiba tergantikan dengan kekosongan yang dingin dan suara gelak tawa dari pemuda itu terdengar luar biasa nyaring.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.