Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pelelangan Untuk Si Kaya Raya (3)



Pelelangan Untuk Si Kaya Raya (3)

0"Ramuan kali ini berbeda dari yang sebelumnya." Jun Wu Xie berkata santai, melemparkan sekeranjang botol air dingin ke Qiao Chu.     

Ketika itu di gerbang Akademi Angin Semilir ia tak memiliki pilihan lain atau ia tak akan mengeluarkan ramuan yang dapat memperbaiki pembuluh darah vena dan arteri.     

"Tetapi, mereka masih berhadapan dengan biaya yang mahal bukan? Tujuh botol setidaknya memberikan kita beberapa ratus tael, bukan?" Qiao Chu bertanya, menggaruk kepalanya, merasa tidak yakin.     

Jun Wu Xie meliriknya sekilas. "Siapa yang mengatakan padamu aku akan menjualnya per botol?"     

"Hah?" Qiao Chu bahkan bertambah bingung.     

Hua Yao menggelengkan kepalanya tak berdaya. Ia tak tahan melihat Qiao Chu memperlihatkan kebodohannya lebih lama lagi.     

"Xie Kecil memberikanku tujuh botol ramuan kali ini dan ada lima pil di setiap botol. Aku sudah mendiskusikannya dengan He Chang Le dan ia setuju bahwa pil di dalam botol akan dilelang secara individual, setiap satu pil."     

Qiao Chu mengangguk kebingungan dan setelah merenungkannya untuk waktu yang cukup lama, ia hanya mengucapkan satu pertanyaan.     

"Apakah kita akan mendapatkan banyak uang kalau begitu?"     

" …. " Hua Yao menatap Qiao Chu kesal, dan memutuskan untuk tidak menghabiskan napasnya pada si dungu yang kurang cerdas ini.     

Qiao Chu mundur seraya menggosok hidungnya, tiba-tiba merasa ia perlu minum air.     

Semakin banyak orang datang di rumah lelang hingga akhirnya, mereka bahkan tak dapat menutup pintu karena orang terus berusaha untuk mendesak masuk.     

Situasi yang tidak terprediksi ini belum pernah dilihat sebelumnya dan itu mengejutkan Jun Wu Xie yang duduk di ruangan pribadi di lantai dua.     

Ia tak tahu bahwa ramuannya sangat diminati. Walaupun tanggapannya sangat heboh di depan gerbang Akademi Angin Semilir, tetapi ramuan yang dibawanya waktu itu memiliki khasiat surgawi yang belum pernah terdengar di dunia. Ramuan yang ia berikan pada Hua Yao kali ini, walaupun juga bagus, tetapi efeknya tak dapat dibandingkan sedikit pun dengan yang mereka jual sebelumnya.     

He Chang Le hanya menyebarkan kabar ke orang-orang bahwa Rumah Lelang Chan Lin memiliki ramuan dan tidak menyebutkan efeknya dan itu sudah mengundang tanggapan yang begitu ramai.     

Jun Wu Xie memutuskan bahwa ia akan memberikan perhatian lebih pada ramuannya.     

Selama ini, ia hanya berniat memberikan ramuannya pada orang-orang di Istana Lin dan Prajurit Rui Lin dan selain itu, ia tak pernah menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan ramuannya.     

Ia tak bisa kembali ke Istana Lin saat ini dan keuangannya yang menipis menjadi masalah besar baginya.     

Ia sama sekali tidak berharap bahwa Qiao Chu dan yang lain, yang sudah menjalani separuh hidup mereka dalam kemiskinan, tiba-tiba mendapatkan kekayaan dan kemakmuran.     

Jadi, jika ramuan itu sangat populer, bukankah ini berarti ia dapat mengambil keuntungan darinya untuk membayar biaya pendidikan mereka?     

Jun Wu Xie memutuskan untuk mengamati sedikit lebih lama sebelum ia mengambil kesimpulan.     

Mereka menanti-nanti dengan tidak sabar lelang itu dimulai dan seluruh tempat itu dipadati pengunjung. Banyak orang yang tidak dapat tempat duduk dan mereka berbaris di tembok-tembok samping dan belakang ruangan ….     

Pemandangan di hadapannya membuat He Chang Le tersenyum terus, tak dapat menutup mulutnya karena terlalu gembira.     

Walaupun Rumah Lelang Chan Lin selalu memiliki reputasi baik dan mendapat banyak dukungan, mereka tak pernah menawarkan ramuan di pelelangan mereka sebelumnya karena tidak ada klan penghasil ramuan yang menonjol di sekitar mereka. Kota yang tadinya kecil telah berkembang menjadi makmur karena Akademi Angin Semilir dan sebagian besar pengunjung kota adalah murid-murid Akademi Angin Semilir itu sendiri.     

Seperti hari ini, melihat keramaian yang memadati rumah lelang, banyak di antara mereka adalah pemuda yang mengenakan seragam Akademi Angin Semilir. Mereka terlihat berkelompok-kelompok, tiba lebih cepat untuk mendapatkan kursi terbaik. Dan dari ekspresi penuh semangat di wajah mereka, seseorang dapat melihat mereka sangat menanti lelang ini.     

He Chang Le sangat bersemangat. Bahkan ia tak menyangka sejumlah ramuan akan menarik begitu banyak orang ke Rumah Lelang Chan Lin.     

Ini adalah suasana paling ramai yang pernah dilihatnya dalam sejarah Rumah Lelang Chan Lin!     

"Bos, kita bisa mulai?" Juru lelang bertanya pada He Chang Le untuk yang terakhir kali, seraya ia merapikan pakaiannya dan memastikan semuanya berjalan dengan baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.