Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Meminang Seorang Istri (4)



Meminang Seorang Istri (4)

0Sebelum ini, mereka yang masih diam-diam berpikir apakah Jun Xie hanya menikahi Qu Ling Yue untuk menyelamatkan mukanya, telah melihat tim penerima tamu yang begitu banyak dan megah, langsung menutup mulut mereka.     

Mereka hanya bisa diam-diam menggertakkan gigi mereka, dan menatap gadis yang mereka anggap memalukan, karena ia diberikan pesta pernikahan yang hanya bisa diimpikan oleh gadis lain!     

Di dalam Ruang Awan Surgawi, Qu Ling Yue mengenakan gaun yang sangat indah, gaun pengantin berwarna merah terang, berdiri murung di dekat jendela. Di luar jendela yang terkunci rapat, suara gong dan simbal dari perayaan terdengar, dan tangannya yang gugup disembunyikan di balik gaun pengantin yang disulam begitu indah dan rumit, tangannya benar-benar berkeringat dingin.     

Dengan tangan yang terlihat jelas gemetar, ia akhirnya mengumpulkan keberaniannya untuk membuka jendela!     

Dalam sekejap ketika jendela itu terbuka, kelopak bunga berwarna merah cerah menyerbu masuk diterpa angin di wajahnya, seraya ia mengamati Kota Seribu Monster yang seperti lautan bunga, bunga yang begitu banyak jumlahnya menerangi kota yang baru saja bangkit dari krisis, aroma bunga yang memabukkan masuk ke dalam hidungnya!     

Angin semilir meniup rambutnya, dan matanya terbuka lebar menatap, seraya ia menikmati pemandangan yang begitu indah di depan matanya.     

Lautan bunga yang seperti sihir memikat matanya, semuanya tampak seperti mimpi baginya, begitu indah hingga ia tidak ingin terbangun dari mimpi itu.     

"Kau menyukainya?" Sebuah suara yang sedikit dingin terdengar di belakang Qu Ling Yue tiba-tiba.     

Qu Ling Yue berbalik terkejut, langsung melihat Jun Xie yang berdiri di pintu yang terbuka, dengan kedua tangan terlipat, melihat dirinya yang gelisah dengan santai.     

Menghindari Jun Xie selama beberapa hari, tetapi wajah itu telah terpatri di dalam hati dan tulangnya dan tidak pernah hilang sedikit pun. Saat ketika ia melihat Jun Wu Xie, matanya tiba-tiba panik dan sedikit merona.     

Bahkan ketika ia tahu jelas sosok itu persis seperti dirinya, mereka berdua adalah gadis, namun entah mengapa, Qu Ling Yue masih belum bisa menghilangkan kegelisahan di hatinya, seraya ia menatap wajah Jun Xie, jantungnya masih berdetak kencang seperti yang selalu dirasakannya ketika melihat "laki-laki" itu, dorongan emosi yang bergejolak membuat wajahnya merah.     

"Kau … kau tidak perlu melakukan semua ini … aku tahu … kau melakukannya demi aku …." Qu Ling Yue terpatah-patah ketika berbicara, kepalanya tertunduk, tiba-tiba merasa dirinya bodoh. Ia mengerti alasan mengapa Jun Wu Xie melakukan hal ini, dan tahu bahwa Jun Wu Xie adalah seorang gadis, tetapi jauh di dalam hatinya, ia masih belum bisa menyingkirkan hasrat itu ….     

Hanya untuk satu saat ini saja sudah cukup, bahkan jika ia harus mati sekarang, ia hanya berharap … supaya mimpi ini, berlangsung lebih lama.     

Ia tidak ingin bangun, benar-benar … tidak ingin bangun.     

Hanya ingin terus memanjakan rasa rakusnya akan gigitan rasa kebahagiaan ini … hanya sedikit lagi ….     

"Kau terlihat, benar-benar mengagumkan hari ini." Jun Wu Xie berkata serius, menatap Qu Ling Yue.     

Mata Qu Ling Yue membelalak lebar, bagaikan angin dingin yang berhembus dari luar jendela, membawa bersamanya kelopak-kelopak bunga, yang beterbangan di antara dirinya dan Jun Wu Xie, membuat pemandangan ini begitu menyihir hingga orang yang melihatnya berharap mereka dapat menghentikan waktu saat itu.     

Jun Wu Xie menyentuh hidung Que Ling Yue dan terbatuk pelan kemudian berkata, "Hari ini orang yang akan menjalani upacara pernikahan adalah Hua Yao, karena aku … tidak tahu apa-apa mengenai semua hal itu. Namun tenang saja, aku masih tetap akan menikahimu."     

Mata Qu Ling Yue berkilat sesaat, wajahnya merah seperti suasana aula perayaan di malam hari. Ia menundukkan kepalanya, dan mengangguk dengan patuh.     

"Jika kau sudah siap, turun terlebih dahulu." Jun Wu Xie berkata.     

"Baik." Kepala Qu Ling Yue masih tertunduk, tidak berani mendongak untuk menatap Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie tidak mengatakan apa-apa lagi dan berjalan keluar dari kamar. Tetapi ketika ia baru saja pergi dari pandangan Qu Ling Yue, tiba-tiba ia didekap dalam sebuah pelukan yang sangat dikenalnya.     

"Aku tidak tahu Xie Kecil dapat merayu orang dengan begitu baik." Jun Wu Yao berkata dengan mata memicing, sambil tersenyum pada Jun Wu Xie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.