Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bunga Popi (1)



Bunga Popi (1)

1Mata Pria Berjubah Merah memicing seraya menatap Teratai Kecil dengan tangan gemuknya mengayun-ayun dan menunjukkan gigi kecilnya, dan ujung alisnya sedikit terangkat seraya ia menangkap tangan Teratai Kecil yang mengayun-ayun.     

"Sudah lama tidak berjumpa dan aku lihat kau sudah bertambah berani." Pria Berjubah Merah berkata sambil menatap Teratai Kecil.     

Teratai Kecil yang geram merasa tangannya ditahan oleh Sang Pria Berjubah Merah dan kekuatannya yang sangat kecil tidak sebanding dengan lawannya, dan hanya bisa mendongak sedih dengan kepala dijulurkan, untuk melihat wajah pihak lawan yang menatapnya dengan licik.     

"Kau … Kau …. Kau lepaskan aku …." Teratai Kecil tampaknya mulai kelu.     

Pria Berjubah Merah menundukkan kepalanya dan menatap Teratai Kecil dengan air mata memenuhi matanya dan berkata dengan nada menggoda, "Barusan saja, kau mau aku mundur dari Nona siapa?"     

"Nona …. ku ….." Teratai Kecil tergagap, hampir menangis.     

"Oh?" Satu alis di wajah Pria Berjubah Merah melengkung tajam, kilau merah melintas di matanya.     

"WAAAHHH!!" Setelah diancam, keberanian yang ditampilkan Teratai Kecil sebelumnya hampir sirna seraya ia menangis keras, air mata mengalir deras dari matanya, tubuh mungilnya bagaikan pohon yang diterpa angin, terlihat begitu menyedihkan.     

Jun Qing dan Long Qi melihat semua yang terjadi di depan mata mereka begitu takjub, kewalahan dengan arus informasi yang tiba-tiba mengalir deras, tak dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi ketika itu. Satu-satunya hal yang jelas, adalah anak kecil yang tiba-tiba muncul, dan mengapa ia tiba-tiba menangis?     

Monster hitam sudah berubah wujud kembali menjadi Kucing hitam kecil, memutar matanya sambil menutup matanya dengan tapak kakinya. Terhadap tindakan bodoh Teratai Kecil, ia benar-benar tidak sanggup lagi melihatnya.     

[Bisakah idiot kecil itu lebih bodoh lagi?]     

[Jika ia bakal takut dan menangis hanya karena beberapa kata yang diucapkan orang, apa gunanya ia keluar sejak awal!]     

Mendengar tangisan Teratai Kecil, Pria Berjubah Merah tampaknya sudah terbiasa seraya dirinya menatap si kecil yang baru saja menangis, dan mata Pria Berjubah Merah dipenuhi dengan kilatan jahat. Ia menggenggam kedua tangan mungil Teratai Kecil hanya dengan satu tangan, dan dengan tangan lainnya, sepertinya ia sudah terlatih, ia menyelipkannya ke bawah slaber Teratai Kecil ….     

Teratai Kecil mulai menangis semakin keras.     

"Eh? Mengapa tidak ada di sana?" Setelah meraba-raba, Pria Berjubah Merah tidak menemukan apa-apa namun hanya kekosongan di tangannya, suatu hal yang tidak biasa bagi Pria Berjubah Merah. Ia mengangkat wajah kecil Teratai Kecil dan berkata, "Idiot kecil, di mana biji terataimu? Jangan katakan padaku kau sudah mengendur setelah meninggalkan Dunia roh dan kau bahkan tidak bisa menghasilkan biji teratai?"     

"Kau! Kau lepaskan aku!! Waahhh …." Teratai Kecil terus menangis memelas.     

Pria Berjubah Merah hendak menggodanya lagi ketika tanpa diduga, tangan putih yang kecil menekan lengannya, dan menyelamatkan Teratai Kecil dari cengkeraman iblisnya.     

Jun Wu Xie menarik Teratai Kecil, yang menangis terisak hingga kehabisan napas, ke sisinya. Ia akhirnya tahu, ketika Teratai Kecil mengatakan bahwa ia tidak memiliki banyak biji teratai karena telah dimakan oleh "para pria itu". Ia menebak bahwa pria di hadapannya, adalah anggota para pria yang memakan biji teratainya.     

"Nona!!" Teratai Kecil menatap Jun Wu Xie dengan mata penuh air mata dan ia jatuh ke tangan Jun Wu Xie untuk terus menangis, seolah ia telah diperlakukan tidak adil.     

Teratai Kecil tidak pernah bermimpi, bahwa ia akan bertemu dengan Pria Berjubah Merah di sini. Langit tahu, bahwa kakinya berubah seperti agar-agar begitu ia melihat pria itu. Kembali di Dunia roh, orang itu adalah begundal yang paling senang mempermainkannya.     

Ia berpikir bahwa dengan melekat pada Nonanya dan meninggalkan Dunia roh, ia dapat menghindar dari para berandalan itu. Tak pernah ia bayangkan ….     

Seseorang sekarang ada di depan pintu!     

Saat itu, Teratai Kecil merasa seolah keberadaannya tidak ada lagi di hadapan pria itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.