Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Aku Akan Bertanggung Jawab



Aku Akan Bertanggung Jawab

2Fei Yan sepenuhnya mengabaikan Qiao Chu dan hanya memegang hidungnya geram. Ia mengulurkan satu tangannya dan mengambil pakaian Qiao Chu yang telah dibersihkan untuk menyeka darah mimisannya.     

Begitu darah merah segar itu tampak, Qiao Chu langsung meledak marah!     

"Dasar bocah tua! Kembalikan pakaianku! Jika kau tidak suka padaku, serang aku langsung!" Ia bergegas beranjak dan ingin merebutnya dari tangan Fei Yan saat ini juga. Namun … Fei Yan mendorongnya hanya dengan satu tangan.     

Hati Qiao Chu sudah menangis deras seperti sebuah sungai yang mengalir ….     

Di tengah kericuhan itu, Rong Ruo berjalan masuk perlahan. Ketika ia masuk, ia langsung melihat perkelahian dengan Fei Yan menahan punggung Qiao Chu dengan satu tangan, namun tak ada sedikit pun kesan malu atau canggung di wajahnya.     

Malah, Fei Yan yang selalu ceria dan santai yang memerah setelah melihat Rong Ruo dan melepaskan tangannya hanya berdiri diam di satu sudut, tidak berani mengangkat matanya untuk menatapnya.     

Rong Ruo di sisi lain, dengan santai dan anggun duduk di sebuah kursi.     

"Baru sampai?" Rong Ruo bertanya, menatap Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie mengangguk.     

"Kau seharusnya istirahat terlebih dahulu. Kita semua akan duduk dan berdiskusi mengenai masalah ini dengan perlahan malam ini." Rong Ruo berkata sambil tersenyum.     

"Baik." Jun Wu Xie tidak terburu-buru. Karena ia sudah ada di Negeri Kondor, dan dari reaksi Rong Ruo dan yang lain, sepertinya keadaan di sini baik-baik saja.     

Jun Wu Xie kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Hua Yao dan Fan Zhuo menatap Qiao Chu yang menangis namun tak mengeluarkan air mata seraya memegang pakaian yang terkena noda darah di tangannya dan kemudian menatap Fei Yan yang bersikap aneh. Mereka berdua bertemu, namun keduanya memilih untuk diam, kecuali kilatan ketertarikan di mata mereka yang mengkhianati perasaan mereka saat itu, sementara keduanya berjalan pergi berdampingan.     

Rong Ruo baru saja keluar dari kamar ketika Fei Yan yang diam saja dari tadi tiba-tiba mengejarnya.     

"Ruo Kecil!"     

Langkah Rong Ruo sedikit tersendat dan ia berbalik menatap Fei Yan, namun malah melihat Fei Yan yang wajahnya begitu merah hingga terlihat seperti udang. Fei Yan mengenakan pakaian wanita dan berdiri di sana terlihat begitu "malu-mau" di hadapannya, di mata yang lain, ia terlihat persis seperti seorang gadis kecil yang sedang tumbuh merekah dan jatuh cinta.     

"Aku …." Fei Yan tak dapat berkata-kata, tidak tahu apa yang ingin ia katakan. Walaupun biasanya ia berlidah tajam, ia tiba-tiba tak dapat menemukan kata-kata yang tepat.     

Rong Ruo menatap Fei Yan, matanya terlihat sedikit bingung.     

"Hari ini, tidak ada yang terjadi. Kau tak perlu memasukkannya ke dalam hati." Rong Ruo berkata sambil tersenyum, berpakaian anggun seperti layaknya seorang lelaki, terlihat seperti Tuan Muda yang anggun dan menarik.     

Fei Yan tertegun. Ia tak menyangka Rong Ruo akan bersikap begitu santai. Mereka berdua sejak diambil oleh Yan Bu Gui, telah dibawa ke Akademi Phoenix. Hua Yao dan Qiao Chu sering pergi untuk melaksanakan misi bersama, sementara ia selalu ke semua tempat bersama Rong Ruo. Rong Ruo selalu selembut ini sejak muda dan apa pun yang ia lakukan, Fei Yan tak pernah melihatnya marah atau tidak senang. Sering kali, Fei Yan selalu merasa Rong Ruo adalah orang yang begitu baik dan tidak memiliki perangai buruk.     

Setelah mengatakan hal itu, Rong Ruo hendak berbalik dan pergi.     

Namun Fei Yan merasa hatinya penuh dengan rasa panik!     

"Aku akan bertanggung jawab!"     

Rong Ruo tertegun membatu. Ia membeku di tempatnya tidak berani memalingkan kepalanya, sepenuhnya tak percaya apa yang baru saja didengar oleh telinganya sendiri.     

"Aku … akan bertanggung jawab. Setelah kita membalaskan dendam keluarga kita, aku akan …. menikahimu …." Fei Yan mengumpulkan seluruh keberanian di dalam dirinya sebelum ia sanggup menyelesaikan kalimatnya. Setelah mengatakan hal itu, ia berbalik dan lari, meninggalkan Rong Ruo yang masih tertegun, dan berdiri dengan tatapan kosong di situ.     

Mata Rong Ruo yang menarik dipenuhi dengan ketidakpercayaan. Ia merasa entah Fei Yan sudah gila, atau telinganya tidak beres.     

[Menikahinya?]     

[Tetapi ….]     

Wajah lembut Rong Ruo tiba-tiba terlihat semakin gelisah. Keningnya mengerut seraya ia menatap punggung Fei Yan yang menjauh dan canggung, matanya dipenuhi dilema dan kilatan frustrasi.     

"Apa yang akan aku lakukan sekarang?" Rong Ruo berbisik pada dirinya sambil tertawa getir.     

Ia benar-benar tidak merasa Fei Yan perlu bertanggung jawab akan hal ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.