Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Untuk Dibunuh (5)



Untuk Dibunuh (5)

3Para prajurit itu bahkan belum sadar ketika kilauan roh ungu memancar keluar dari tubuh Jun Wu Xie.     

Begitu Roh ungu terbentuk, mata para prajurit itu hampir keluar dari rongga kepala mereka.     

[Roh Ungu!]     

[Pemuda itu benar-benar seorang roh ungu!]     

Ketakberdayaan hampir menghancurkan hati mereka ketika itu. Mereka bahkan tidak bisa bersuara sedikit pun ketika sinar roh ungu yang menyala di tubuh Jun Wu Xie berubah menjadi kilat yang melesat, melewati pekarangan dengan kecepatan yang mengejutkan!     

Ketika sosok Jun Wu Xie muncul kembali di belakang para prajurit Negeri Kondor, para prajurit itu tiba-tiba terlihat seperti mereka membeku di tempat.     

Roh ungu yang terpancar dari tubuh Jun Wu Xie perlahan redup, dan setelah itu suara semburan terdengar!     

Sejumlah kepala berjatuhan dari tubuh sepuluh prajurit lebih saat itu, semburan darah memancur keluar di saat yang bersamaan, darah muncrat bagaikan air mancur ke udara selama beberapa detik, dan jatuh seperti hujan darah, menutupi semua permukaan.     

Di bawah hujan merah yang menyolok mata, Jun Wu Xie perlahan berjalan ke arah Kaisar kecil yang dipeluk di tangan pemuda itu.     

Kepala berambut merah itu, dengan sepasang mata merah, sangat asing baginya. Di dalam mata itu, ia tak lagi bisa merasakan keluguan yang ia lihat sebelumnya.     

Pria muda yang memegang Kaisar kecil itu tidak bergerak, tubuhnya menegang di bawah hujan arah seraya dirinya menggeram pada Jun Wu Xie.     

"Aku tidak akan melukainya." Jun Wu Xie berkata dengan lembut.     

Ia tidak tahu siapa pria itu, tetapi ia mengenali suara itu.     

Di gerbong terakhir kereta iring-iringan Kerajaan Soba, raungan yang sesekali terdengar berasal dari pria ini.     

Prajurit Kerajaan Soba semua dimusnahkan dan pria muda ini muncul dan bersikap sebagai seorang pelindung yang menjaga Kaisar kecil.     

Jun Wu Xie yakin, pria muda itu pasti ada hubungannya dengan Sang Kaisar kecil.     

Raungan pria muda itu semakin lama semakin pelan, mata yang kosong dan tak hidup itu tidak menunjukkan cahaya. Namun ia perlahan melepaskan Kaisar kecil yang ia dekap di dalam tangannya, tubuhnya yang menjulang tinggi dan berotot tidak bisa melawan kematian yang menyelimutinya lagi. Begitu banyak anak panah tertancap dalam di punggungnya dan menyebabkan begitu banyak luka sudah menguras tenaganya. Cengkeraman tangannya perlahan mengendur dan tubuh yang menjulang tinggi itu jatuh ke tanah ….     

Kaisar kecil tetap berada di tempatnya menatap kosong pria itu, kelihatannya tidak menyadari apa yang terjadi, tetap diam seperti batu.     

Jun Wu Xie segera melangkah maju, ingin memeriksa luka di tubuh pemuda itu. Namun ketika ia memeriksa, ia sangat terkejut dengan apa yang ditemukannya. Pemuda itu tampaknya sangat kuat tak tertandingi, namun semua titik meridian di urat-urat di dalam tubuhnya sangat berantakan dan tidak teratur. Dengan kekuatan yang dipaksakan seperti itu, tubuhnya telah rusak.     

Jun Wu Xie tiba-tiba ingat dengan apa yang dikatakan oleh Fan Zhuo, mengenai eksperimen keji yang dilakukan oleh Dua Belas Istana.     

Jika tebakannya tidak salah, maka pemuda ini pasti terkena dampak eksperimen itu.     

Namun racun di dalam tubuhnya telah meresap terlalu dalam, sampai ke tulang-tulangnya, dan rohnya telah dikorbankan seutuhnya, membuat pemuda ini hanya seperti cangkang kosong, seperti sebuah boneka tanpa kemauan dan kesadaran, melewati batas kemampuan tubuhnya, menguras tenaganya hingga habis, dan tubuhnya rusak. Daging di tubuhnya langsung menciut dan keriput begitu cepat di mata Jun Wu Xie, hanya menyisakan kulit dan tulang di tubuhnya.     

Semua terjadi terlalu cepat dan terlalu mendadak. Jun Wu Xie tidak siap kali ini. Walaupun ia ingin menyelamatkan pemuda ini di dalam hatinya, tetapi ia tak bisa melawan kehendak para Dewa.     

Kulit tipis pemuda ini mengering sangat cepat, namun mata itu menunjukkan sedikit jejak cahaya. Pandangannya menatap punggung Kaisar kecil tak tergoyahkan, seolah ia memiliki ribuan hal untuk dikatakan, tetapi ia tak lagi memiliki kekuatan, dan tak lagi memiliki waktu.     

"Aku akan merawatnya." Ketika Jun Wu Xie menatap mata pemuda itu, entah mengapa, ia teringat akan Jun Qing, perasaan yang hanya dimiliki oleh orang-orang terdekatnya, benar-benar menyentuhnya.     

Pemuda itu menunjukkan senyuman terakhir yang dapat ia berikan di kehidupan ini, sebelum matanya perlahan terpejam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.