Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Untuk Dibunuh (2)



Untuk Dibunuh (2)

2Guru Besar He yang sebelumnya tegap dan bermartabat sekarang telah jatuh ke dalam keadaan yang menyedihkan!     

Prajurit dari Negeri Kondor tak menghiraukan kutukan yang diucapkan Guru Besar He. Mereka sudah mengangkat pedang mereka tinggi-tinggi, dan hendak menusukkannya ke tubuh Guru Besar He!     

Namun, ketika pedang itu baru saja menggores kulit Guru Besar He di dadanya!     

Sebuah bayangan hitam raksasa menerkam ke tengah kelompok para prajurit dari Negeri Kondor!     

"ROAR!!!!"     

Monster hitam raksasa yang terlihat seperti kilat hitam, mengoyak para prajurit yang memegangi Guru Besar He dan mencabik-cabiknya dalam sekejap. Dengan segera melemparkan Guru Besar He yang sudah lemah ke atas punggungnya, monster hitam itu melompat dengan sangat cepat ke atas atap di samping, langsung menghilang dari pandangan di hadapan mata para prajurit, dan para prajurit langsung panik dan mencari-cari di sekeliling mereka kebingungan.     

Namun, sosok yang tinggi muncul tanpa suara dan tak diketahui keberadaannya di tengah tumpukan mayat itu.     

Wajah pria muda yang tidak berekspresi dan dingin itu tidak menunjukkan sedikit pun emosi. Kepalanya tertunduk ketika melihat para prajurit Kerajaan Soba yang gugur, mata itu bagaikan sumur kering seolah ada sesuatu yang akan meledak di dalamnya. Ia mengangkat kepalanya perlahan, kulit ungu tuanya tiba-tiba berubah menjadi berwarna merah darah!     

Monster hitam membawa Guru Besar He yang sudah lemah di punggungnya dan melemparkan para prajurit Negeri Kondor yang mengejar dan dengan lembut menurunkan Guru Besar He dari punggungnya di sebuah gang yang gelap. Terdesak dengan keputusasaan dan jatuh ke dalam lubang neraka tanpa ampun, Guru Besar He menatap terkejut monster hitam yang terlihat seperti roh dan memiliki inteligensi. Tubuhnya dipenuhi luka-luka, kehilangan banyak darah telah menyebabkan dirinya tidak bisa melakukan apa pun selain hanya bisa bersandar di dinding.     

Sosok kecil kemudian muncul di sebelah monster hitam dan Guru Besar He berusaha mengangkat kepalanya untuk melihat, dan ia melihat wajah yang dikenalnya sedang memandanginya.     

"Kau!" Mata Guru Besar He melotot ketika ia menatap pemuda tampan di hadapannya, secercah harapan tiba-tiba berkilau di dalam matanya.     

"Apa yang terjadi di sana?" Jun Wu Xie bertanya, wajahnya mengerut seraya menatap Guru Besar He. Sebelum Qiao Chu datang menyampaikan kabar, ia sudah merasa gelisah dan ketika ia pergi ke tempat itu, ia melihat tragedi itu di mana para prajurit Kerajaan Soba tergeletak tak bernyawa di tanah. Jika ia terlambat sedikit sampai di sana, bahkan kepala Guru Besar He akan terpisah dari tubuhnya!     

Delegasi Kerajaan Soba baru datang ke Ibu Kota Kekaisaran Negeri Kondor selama tiga hari dan apa yang mungkin terjadi hingga membuat mereka semua tiba-tiba begitu ceroboh dan berkelahi dengan prajurit Negeri Kondor?     

"Selamatkan Yang Mulia! Selamatkan Yang Mulia!" Guru Besar He memohon, wajahnya begitu putus asa. Ia tidak memedulikan rasa sakit yang menyiksa tubuhnya dari luka-lukanya, namun ia jatuh tersungkur di kaki Jun Wu Xie, menarik-narik ujung jubahnya.     

"Selamatkan Yang Mulia … Selamatkan Yang Mulia …." Suara yang begitu penuh harap keluar dari mulut Guru Besar He, air mata mengalir turun di wajahnya yang keriput, ia hampir menyerah.     

Hati Jun Wu Xie melompat dan ia segera berjongkok, memasukkan ramuan penyelamat nyawa ke mulut Guru Besar He.     

"Apa yang sebenarnya terjadi? Di mana dia?" Jun Wu Xie bertanya, kata-kata tanpa sadar semakin cepat.     

Guru Besar He berkata sambil menangis, "Yang Mulia diambil oleh prajurit Negeri Kondor hari itu, untuk pergi ke pekarangan, tetapi ia belum kembali hingga sekarang …."     

Mengingat Kaisar kecil dan senyumannya yang begitu meyakinkan pada dirinya, Guru Besar He merasa hatinya seolah diiris dengan sebilah pisau. Kaisar kecil tidak kembali hari itu dan ia telah bertanya pada Negeri Kondor mengenai alasannya. Namun Negeri Kondor tidak memberikan penjelasan sedikit pun padanya yang membuat ia merasa bahwa Kaisar kecil pasti telah mengalami musibah. Setelah berusaha berdiskusi dengan Negeri Kondor namun tidak mendapatkan hasil, mereka menyerbu tempat itu, berharap bisa menyelamatkan Kaisar kecil dari sana!     

"Aku tidak berguna! Jika saja aku memaksa hari itu, bahkan jika nyawaku adalah taruhannya, untuk menolak Kaisar kecil dibawa pergi oleh ular berbisa itu! Aku adalah orang yang menyebabkan Yang Mulia mengalami semua ini …. Aku menyebabkan Yang Mulia mengalami semuanya …." Tangisan putus asa Guru Besar He dan penyesalannya terus mendorong dia ke tepi jurang yang dalam. Ia berharap dapat membalikkan waktu. Ia berpikir bagaimana pun kejinya Negeri Kondor, mereka tidak akan berani terang-terangan mencelakai pemimpin negeri lain yang mereka undang ke Ibu Kota Kekaisaran mereka, tetapi ia menyadari ia menilai karakter Negeri Kondor terlampau tinggi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.