Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Dengki (2)



Dengki (2)

0Kaisar kecil itu gemetar karena tatapan itu, tanpa sadar ia mundur selangkah.     

Namun Kaisar Negeri Kondor tiba-tiba berkata.     

"Kau, ke sini."     

Ia menunjuk Kaisar kecil yang melangkah mundur di depan semua orang.     

Semua mata yang menoleh ke arah Kaisar kecil dipenuhi dengan rasa simpati.     

Setelah ditunjuk, Kaisar kecil tidak dapat melakukan apa-apa kecuali melangkah maju, badan kecilnya gemetar kencang.     

"Kau penguasa dari negeri mana?" Kaisar Negeri Kondor bertanya padanya.     

Walaupun hati kecilnya dipenuhi ketakutan tak berujung, Kaisar kecil masih bisa mengartikulasikan dengan jelas perkataannya, "Kerajaan Soba!"     

Satu alis di wajah Kaisar Negeri Kondor melengkung tajam dan ia tiba-tiba tertawa keras.     

"Jadi, Kerajaan Soba. Ha ha … bukankah itu tempat di mana Kaisar idiot yang bersedia bertukar tempat dengan pengawalnya untuk menjadi subjek penelitian berasal? Ha ha … menarik sekali."     

Tawa itu begitu licik hingga membuat Kaisar kecil menggigil. Namun ia telah mendengar Kaisar Negeri Kondor menyebutkan Kakaknya dengan kata-kata kasarnya.     

"Paduka kakanda bukan seorang idiot! Ia adalah kakak terbaik di dunia ini!" Kaisar kecil membalas.     

Kaisar Negeri Kondor tertawa begitu keras hingga mengeluarkan air mata dan ia menatap Kaisar kecil dengan pandangan merendahkan seraya berkata, "Kakak terbaik? Ha ha, maka katakan padaku, penguasa negeri mana yang bersedia mengorbankan dirinya demi nyawa pengawalnya? Jika itu tidak disebut idiot, maka apa yang bisa dibilang idiot? Baik itu pengawal maupun seorang prajurit, mereka hanya pion di tangan Kaisar. Jika Kaisar membiarkan mereka hidup, mereka akan hidup, dan ketika ia menginginkan mereka mati, maka mereka akan mati. Hidup mereka semua ada di tangan kita tetapi Kakakmu benar-benar bersedia masuk ke dalam belanga untuk menyelamatkan orang-orang rendahan, bukankah itu membuat dia menjadi orang paling idiot di dunia ini?"     

Dada Kaisar kecil terangkat, merasa sangat murka dan tangan kecilnya mengepal, matanya menatap Kaisar Negeri Kondor.     

"Paduka kakandaku bukan seorang idiot! Paduka kakandaku adalah pemimpin terbaik yang pernah ada!"     

Kaisar Negeri Kondor hanya tertawa dan mengabaikan dirinya.     

Walaupun ia dipenuhi kemarahan, Kaisar kecil tiba-tiba ingat alasan ia datang ke Negeri Kondor dan ia menelan kembali kemarahannya ke dalam tenggorokannya, menatap Kaisar Negeri Kondor dengan tatapan yang sedikit dilema.     

"Yang Mulia dari Negeri Kondor, aku memiliki masalah yang memerlukan bantuanmu."     

Kaisar Negeri Kondor menatap Kaisar kecil ini dengan tatapan tak percaya, seolah ia baru saja mendengar lelucon yang sangat lucu.     

"Kau mau aku membantumu?" Itu benar-benar kata-kata yang sangat lucu.     

Kaisar kecil menganggukkan kepalanya dan kemudian mendongak, wajahnya sangat lugu ketika menatap wajah Kaisar Negeri Kondor.     

"Bisakah kau menyelamatkan Kakakku? Karena kau tahu apa yang terjadi padanya, maka kau pasti tahu cara menyembuhkannya bukan? aku mohon padamu, maukah kau menolongnya …."     

Kaisar Negeri Kondor tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, tertawa begitu keras hingga seluruh tubuhnya terguncang.     

Sementara pemimpin yang lain melihat wajah Kaisar kecil yang polos dan bingung dengan rasa kasihan di mata mereka.     

Kaisar kecil itu tidak tahu apa yang terjadi, tidak tahu mengapa Kaisar Negeri Kondor tertawa begitu keras.     

"Aku mohon padamu. Sembuhkan kakakku …." Ia berusaha untuk terus memohon, tidak tahu apa yang harus dilakukan oleh seorang penguasa dalam situasi seperti ini, namun ia hanya menjadi seorang adik yang hanya ingin menyembuhkan kakaknya.     

Tawa Kaisar Negeri Kondor tiba-tiba berhenti dan ia langsung menundukkan kepalanya untuk menatap Kaisar kecil yang kebingungan.     

"Kau mau aku menolong kakakmu?"     

"Ya." Kaisar kecil mengangguk dengan penuh tekad.     

Kilat keji melintas di dalam mata Kaisar Negeri Kondor.     

"Baik. Tidak sulit untuk menyembuhkan kakakmu, tetapi … mengapa aku mau menyelamatkan seseorang yang tidak ada hubungannya denganku?"     

"Apa yang kau mau? Aku bisa memberikannya padamu, aku akan memberikannya padamu!" Kaisar kecil itu berkata, merasa sangat cemas.     

Salah satu pemimpin di samping tidak sanggup terus melihat semua ini dan ia baru saja hendak membuka mulutnya untuk merayu Kaisar kecil agar tidak mengatakan apa-apa lagi, ketika Kaisar Negeri Kondor mengangkat kepalanya dan menatapnya penuh peringatan, langsung menutup mulutnya rapat-rapat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.