Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kerajaan Soba



Kerajaan Soba

3"Kita sudah membawa mantan Kaisar untuk beristirahat." Komandan berkata dengan suara yang dipaksakan tenang, menekan semua kesedihan yang ia rasakan di dalam hatinya.     

"Bagus." Guru Besar He berkata letih.     

"Guru Besar He … apakah kau benar-benar yakin Negeri Kondor akan menerima permintaan kita?" Komandan itu bertanya agak khawatir.     

Wajah Guru Besar He kemudian pecah membentuk senyuman.     

"Aku tidak yakin. Bahkan tidak sampai sepuluh persen. Mantan Kaisar kita telah berubah menjadi seperti ini, bukankah semua ini disebabkan oleh Negeri Kondor? Kata-kata yang aku ucapkan tadi hanya untuk menenangkan Yang Mulia. Terlebih lagi … dengan kondisi Kaisar terdahulu, apakah ia bisa sembuh total?"     

Sang Komandan kemudian menundukkan kepalanya tak bersuara. Kebenarannya telah mereka ketahui, bahwa kata-kata Guru Besar He di sepanjang perjalanan hanyalah untuk menenangkan Kaisar kecil, dan itu hanya kata-kata indah. Mereka tahu jelas di dalam hati mereka, untuk meminta bantuan Negeri Kondor untuk merawat kaisar terdahulu hanya orang gila yang bisa percaya, namun mereka hanya tidak berani mengatakannya keras-keras, dan tidak dapat mengatakannya terang-terangan, karena Kaisar kecil akan hancur dan jatuh.     

"Maka bagi Yang Mulia … mungkin akan sulit mengatakan kebenaran padanya di hari-hari mendatang …." Sang Komandan berkata setelah ragu beberapa saat.     

Guru Besar He mendesah panjang sekali lagi dan berkata dengan pasrah, "Kita akan menghadapinya nanti, mengulurnya satu hari lagi akan memberikan ketenangan sehari lagi. Negeri Kondor mengundang sejumlah pemimpin dari berbagai negeri, aku penasaran apa yang mereka sembunyikan di balik lengan baju mereka. Kita harus berwaspada dan apa pun yang terjadi, kita harus memastikan keselamatan Yang Mulia."     

Sang Komandan mengangguk tegas, namun penyesalan terlihat di wajahnya.     

"Jika bukan karena menyelamatkan kami, Kaisar terdahulu tidak akan …. Kami benar-benar tidak berguna, tidak bisa melindungi Sang Kaisar …."     

"Itu adalah pilihan Sang Mantan Kaisar. Mantan Kaisar menggunakan hidupnya untuk menyelamatkan kalian semua dan maka itu kalian semua harus melindungi adik kecil yang amat berharga baginya. Garis keturunan Kerajaan Soba kita telah layu hingga hanya tersisa si kecil Kaisar kita yang sekarang, maka apa pun yang terjadi, kita bisa membiarkan sesuatu terjadi pada Yang Mulia." Guru Besar He berbicara pada Sang Komandan.     

"Tenang saja Guru Besar He! Bahkan jika nyawa kami semua taruhannya, kami tidak akan membiarkan siapa pun dari Negeri Kondor menyentuh satu helai rambut pun di kepala Yang Mulia! Namun ada satu hal yang hambamu tak mengerti." Komandan itu berkata.     

"Apa?"     

"Karena Guru Besar He tahu dari awal niat jahat Negeri Kondor, maka kenapa … kita harus menerima undangan mereka untuk datang ke sini?"     

Guru Besar He mengembuskan napas panjang dan berkata, "Mengapa tidak? Dengan kekuatan kecil yang dimiliki Kerajaan Soba sekarang, bagaimana kita bisa melawan Negeri Kondor? Jika kita tidak menanggapi undangan mereka, Negeri Kondor akan memiliki alasan sah untuk menggerakkan pasukan tentara mereka menyerang kita. Menurutmu pasukan tentara Kerajaan Soba bisa mengalahkan mereka? Jika itu terjadi, kerajaan akan hancur dan orang kita akan gugur …."     

Bukannya Kerajaan Soba tidak mau melawan, tetapi hanya saja mereka tidak bisa melakukan hal itu.     

Kerajaan Qi memiliki Prajurit Rui Lin mereka, dengan ratusan ribu pasukan yang bersedia mati demi negeri mereka, tetapi apa yang dimiliki Kerajaan Soba? Seluruh pasukan tentara Kerajaan Soba dari atas hingga orang terakhir di bawah, jumlahnya kurang dari seratus ribu. Karena wilayah mereka dikelilingi pegunungan dan kekurangan sumber daya, anggaran militer mereka tidak akan bisa mendukung peperangan. Jika sebuah invasi benar-benar terjadi, tidak akan sampai tiga hari dan Kerajaan Soba sudah pasti akan kalah!     

Kerajaan kecil yang bertahan di antara celah pegunungan, tidak memiliki pilihan lain, selain terus-menerus bersikap toleran, dan siapa yang tahu seberapa besar rasa benci yang ada di dalam hati mereka?     

Sang Komandan pun terdiam.     

Di sore keesokan hari, Kaisar Negeri Kondor keluar dari Istana Kekaisaran dan ia mengundang semua pemimpin negeri lain di dalam kota untuk pergi ke sebuah pekarangan untuk jamuan kecil.     

Kaisar kecil adalah yang paling muda di antara mereka dan Guru Besar He sebenarnya bersikeras untuk ikut dengannya tetapi prajurit Negeri Kondor sangat agresif dan sangat menentang hal itu, membawa maklumat kekaisaran Negeri Kondor, bahwa hanya pemimpin negeri bersangkutan yang diperbolehkan masuk.     

Guru Besar He bersikeras berulang kali tetapi ia diserang dan dilukai oleh prajurit Negeri Kondor. Pengawal istana Kerajaan Soba ingin melawan tetapi mereka bukan lawan pasukan Negeri Kondor yang sangat besar jumlahnya dan mereka akan kewalahan. Tak berdaya dan tak memiliki pilihan, Kaisar kecil Kerajaan Soba dibawa oleh prajurit Negeri Kondor dan ketika ia dibawa pergi, Kaisar kecil terus menoleh ke belakang melihat mereka, tak lupa berusaha untuk menenangkan Guru Besar He.     

"Guru Besar, ketika aku menemui Kaisar Negeri Kondor, aku akan mengatakan padanya apa yang terjadi pada Paduka Kakanda. Guru Besar, tenang saja dan tunggu aku kembali di sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.