Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Jangan Nakal dan Biarkan Aku Membelaimu (4)



Jangan Nakal dan Biarkan Aku Membelaimu (4)

1Matanya mengamati sikap Sang Kelinci yang licik untuk mendapatkan makanannya, air liur Tuan Mbek Mbek hampir menetes ke tanah, tetapi ia adalah binatang roh yang sangat bangga akan dirinya.     

Hatinya begitu sekarat ingin makan hingga, ia berpura-pura tidak peduli dan memalingkan kepalanya, mengembik geram, "Mbek mbek mbek."     

Namun ujung matanya, tanpa sadar terus mengamati wortel yang ada di tapak kaki Kelinci Darah ….     

Bagi Tuan Mbek Mbek yang menganut hidup adalah untuk makan, walaupun Jun Wu Xie memberikan rumput yang paling lezat di bawah langit, ia masih tidak bisa menahan diri untuk mencari makanan tambahan kapan saja.     

Embikan geram Tuan Mbek Mbek menarik perhatian Kaisar kecil dan ia mengangkat kepalanya, tiba-tiba melihat Tuan Mbek Mbek yang terlihat bangga di kaki pemuda itu, matanya langsung berkilat lagi.     

Ia langsung mengangkat kepalanya lebih tinggi lagi dan menatap Jun Wu Xie dengan tatapan putus asa dan mendamba, wajahnya seolah berkata, [Aku benar-benar ingin membelai … ingin membelai … benar-benar ingin membelai ….]     

Kali ini, Guru Besar tidak sanggup meminta demi Yang Mulia.     

Jun Wu Xie mendorong-dorong Tuan Mbek Mbek di belakang kakinya, mengindikasikan Tuan Mbek Mbek harus menurut. Harga diri Tuan Mbek Mbek membuatnya berpura-pura tidak senang dan ia pun berjalan terhuyung-huyung, dan berhenti di sebelah Kaisar kecil, matanya fokus pada sisa wortel di tapak kaki Kelinci Darah ….     

Sang Kaisar kecil ingin membelai Tuan Mbek Mbek namun Tuan Mbek Mbek mengendus dua kali dan mundur dua langkah, terlihat tidak ingin disentuh oleh Sang Kaisar kecil.     

Melihat Kaisar kecil hampir menangis lagi, Guru Besar pergi ke kereta kuda dengan pasrah untuk mengambil wortel lagi dan meletakkannya ke dalam tangan Kaisar kecil.     

Dengan itu ….     

Tuan Mbek Mbek akhirnya mau memberi perhatian pada bocah itu.     

Dengan binatang bodoh di sisi kiri dan kanannya mengunyah wortel, Kaisar kecil sesekali mengelus Kelinci bertelinga besar dengan lembut, dan sesekali, membelai bulu tebal Tuan Mbek Mbek, wajahnya benar-benar girang, ekor di belakang tubuhnya bahkan lebih gembira lagi, sepasang matanya hampir tertancap di kedua binatang bodoh di hadapannya.     

Dari sekedar menyentuh, menjadi tidak cukup hanya membelai ….     

Guru Besar menjernihkan tenggorokannya karena malu, tahu bahwa Yang Mulia tidak akan puas hanya dalam waktu sebentar lagi, dan ia berpaling melihat Jun Wu Xie malu-malu.     

"Jika Tuan Muda tidak keberatan, maukah kau duduk bersama kami sambil makan sesuatu?"     

Jun Wu Xie tidak berbasa-basi sedikit pun dan menghempaskan tubuhnya di sebelah perapian. Untuk mempersingkat waktu yang dihabiskan dalam perjalanan ini, ia tidak beristirahat dengan cukup selama perjalanan. Bahkan api unggun yang akan mengusir angin musim dingin ini, tak dinyalakannya walau hanya sekali dalam perjalanan ini.     

Guru Besar He membawakan makanan untuk Jun Wu Xie dan mungkin karena mereka merasa bahwa Kaisarnya yang antik telah mempermalukan mereka semua sehingga para prajurit melepaskan kewaspadaan mereka terhadap Jun Wu Xie, namun malah merasa canggung.     

"Apakah Tuan Muda berasal dari Negeri Kondor?" Guru Besar He bertanya, berusaha tidak terlihat begitu canggung, maka ia mencari topik pembicaraan dengan Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya. "Hanya datang ke sini untuk berkeliling."     

Guru Besar He mengangguk, menyetujui bahwa pemandangan pegunungan dan danau yang mengelilingi Negeri Kondor memang sangat indah. "Boleh aku bertanya ke mana Tuan Muda akan pergi setelah ini? Jika kita pergi ke arah yang sama, kami bisa memberikan tumpangan untukmu."     

Kerajaan Soba sangat kecil, dan mereka memiliki populasi yang tidak padat, maka mereka tidak kaku dengan perlakuan antara pemimpin dan pengikut, dan dari Kaisar di puncak hingga pejabat di bawah, mereka semua sangat akrab dan dekat dengan rakyat jelata.     

"Ibu Kota Kekaisaran." Jun Wu Xie menjawab.     

Guru Besar He tersenyum. "Kebetulan. Kita juga akan pergi ke Ibu Kota Kekaisaran. Apakah Tuan Muda mau bepergian dengan kami?" Seraya ia berbicara, mata Guru Besar He menatap Sang Kaisar kecil. Alasan undangan itu sudah jelas. Karena Kaisar kecil tidak akan sanggup berpisah dengan kedua benda berbulu itu.     

Jun Wu Xie diam sesaat sebelum ia menganggukkan kepalanya.     

Kerajaan Soba selalu bijak dan reputasi mereka selalu bagus. Selain kewaspadaan para pengawal ketika mereka bertemu, semua orang di sana sangat sopan padanya dan Jun Wu Xie tidak membenci mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.