Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bepergian Bersama (2)



Bepergian Bersama (2)

0"Cepat! Ambil rantai dan ikatkan di sekeliling kereta!" Guru Besar He berkata.     

Para prajurit bergerak cepat, langsung mengambil sebuah rantai logam setebal dua jari dari kereta lain, mengikatkannya di depan dan belakang kereta yang kelihatannya akan segera pecah berantakan.     

Namun auman terus terdengar dari dalam kereta tak berhenti.     

Ekspresi para prajurit sangat serius, kelihatannya tidak terkejut. Dari apa yang dilihat, mereka sepertinya sudah terbiasa dengan situasi ini.     

Jun Wu Xie mendengarkannya tanpa berkata-kata, suaranya terdengar seperti seekor binatang, tetapi jika didengarkan lagi baik-baik, seseorang bisa tahu bahwa auman itu adalah suara manusia.     

[Di dalam kereta itu, ada seorang pria yang dikurung?]     

Kaisar kecil menggigit bibirnya seraya menatap kereta kuda yang telah diikat dengan rantai, matanya khawatir dan gugup, namun tidak ada sedikit pun rasa panik atau takut.     

Hal ini membuat Jun Wu Xie merasa agak aneh.     

Ia sudah memahami secara garis besar karakter Kaisar kecil dan ia kelihatannya bukan orang yang berani dan tegas. Berhadapan dengan situasi seperti ini, ia tetap tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut, yang hanya berarti ia mengenal orang yang ada di dalam kereta.     

Setelah ledakan itu, orang di dalam kereta itu akhirnya tenang, dan kereta itu tidak berguncang lagi.     

Guru Besar He mengembuskan napas lega dan menyadari tatapan pemuda itu ketika ia mengatakan, "Ada seorang pasien di dalam kereta itu, dan ia menjadi agak menakutkan ketika penyakitnya kambuh. Kami takut ia akan mencelakai dirinya sendiri dan orang di sekitarnya dan ini adalah satu-satunya pilihan yang kita punya. Aku harap hal ini tidak mengejutkan Tuan Muda."     

Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya, hatinya agak ragu.     

Penyakit apa yang akan membuat orang memiliki kekuatan besar seperti itu? Para prajurit itu tadi, setidaknya ada lima pria di setiap sisi kereta yang mendorong kereta agar tetap tegak tetapi mereka tidak bisa menghentikan guncangan di kereta. Kekuatan seperti itu, jangankan seorang pasien, bahkan jika itu pria berotot, masih mustahil untuk dilakukan.     

Namun tidak sulit untuk melihat bahwa Guru Besar He tidak ingin berkata banyak mengenai hal ini dan Jun Wu Xie bukan seseorang yang suka mencampuri urusan orang lain. Karena mereka sendiri kebingungan, Jun Wu Xie mengira sepertinya tidak sopan untuk bertanya lebih jauh.     

Setelah episode barusan, Kaisar kecil sudah tidak berminat untuk bermain-main. Setelah mereka masuk ke dalam kereta kuda, ia terus menjulurkan kepalanya keluar dari jendela beberapa kali, berulang kali melihat ke arah kereta kuda di ujung konvoi, matanya yang besar dan lugu terlihat begitu sedih dan murung.     

"Yang Mulia. Yang Mulia pasti lelah sekarang, kau harus istirahat." Guru Besar He berkata sambil mendesah pelan Kaisar kecil kembali duduk dan berbaring di pangkuan Guru Besar He sementara ia mulai tertidur pulas, tetapi alisnya tetap mengerut.     

Melihat Kaisar kecil tertidur pulas, wajah Guru Besar He semakin terlihat menderita.     

Jun Wu Xie tidak bertanya padanya mengenai hal ini, dan ia tahu itu bukan sesuatu yang bisa ia tanyakan.     

Selama beberapa hari ke depan, Jun Wu Xie bepergian dengan rombongan dari Kerajaan Soba. Setelah beberapa hari dihabiskan bersama mereka, ia bisa melihat, daripada mengatakan bahwa Kaisar kecil itu adalah pemimpin orang-orang di seluruh rombongan, bisa juga dibilang ia adalah sumber suka cita kecil bagi semua orang di dalam kelompok.     

Dari Guru Besar He hingga semua prajurit di dalam kelompok, mereka semua sangat menyayangi dan memanjakan Kaisar kecil, seolah mereka memperlakukan seorang anak kecil yang sangat berharga.     

Untung saja Kaisar kecil adalah bocah kecil yang patuh dan peka, dan ia tak pernah banyak meminta. Paling banyak, meminta para prajurit untuk mengambil lebih banyak buah, supaya ia bisa memberi makan Tuan Mbek Mbek dan Kelinci Darah.     

Selema beberapa hari belakangan ini, Kelinci Darah dan Tuan Mbek Mbek hidup seperti babi. Selain makan dan tidur, satu-satunya tugas mereka hanyalah mengizinkan Kaisar kecil mengelus mereka, dan tidak ada yang lain, setiap hari dihabiskan dengan kegembiraan sempurna.     

Selama waktu itu, situasi aneh yang terjadi dengan kereta di ujung terjadi lagi dua kali, tetapi mereka dapat melewatinya tanpa ada hal yang tak diharapkan.     

Setelah dimanjakan dengan buah-buahan dan sayuran, dua binatang lugu itu mulai merindukan rumput di sekeliling kaki Jun Wu Xie, dan mereka melompat-lompat mendatanginya, tanpa disadari membawa sesuatu bersamanya, Kaisar kecil yang mengikuti di belakang dua binatang menggemaskan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.