Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bepergian Bersama (1)



Bepergian Bersama (1)

1Kerajaan Soba selalu bijak dan reputasi mereka selalu bagus. Selain kewaspadaan para pengawal ketika mereka bertemu, semua orang di sana sangat sopan padanya dan Jun Wu Xie tidak membenci mereka.     

Kaisar kecil dengan Kelinci Darah dan Tuan Mbek Mbek bermain sangat gembira bersama dan melihat bocah itu ketika itu, ia tidak terlihat seperti seorang Kaisar, namun lebih seperti seorang pangeran yang bebas. Ketika Jun Wu Xie menjadi Kaisar Negeri Api, ia sudah dianggap kaisar paling muda, namun tak ada yang pernah menyangka bahwa Kaisar Kerajaan Soda bahkan lebih muda darinya.     

Delapan atau sembilan tahun, belum mengerti banyak hal, namun sudah diletakkan di atas takhta kepemimpinan dan ditugaskan untuk mengendalikan wilayah mereka, benar-benar sulit dipercaya.     

"Guru Besar He! Guru Besar! Lihat!" Kaisar kecil semakin bersemangat ketika ia bermain, sekarang menggendong Tuan Mbek Mbek dan Kelinci Darah di tangannya. Untung saja setelah berubah menjadi wujud mereka yang mungil mereka tidak berat atau jika tidak dengan tangan dan kaki Kaisar kecil yang kecil, ia tak akan mampu mengangkat mereka sama sekali.     

Kelinci Darah dan Tuan Mbek Mbek tidak berniat untuk menolak sama sekali dan mereka mengizinkan Kaisar kecil untuk membawa mereka. Satu-satunya hal yang mereka pedulikan saat itu adalah wortel yang belum habis yang masih mereka kunyah dengan semangat.     

Guru Besar He menatap Kaisar kecil yang bangga dengan senyuman.     

"Yang Mulia sangat menyukai dua binatang roh ini?"     

Mata Kaisar kecil berkilau cerah sambil menganggukkan kepalanya penuh semangat.     

"Tuan Muda kami kebetulan pergi ke Ibu Kota Kekaisaran juga. Apa sebaiknya kita minta mereka untuk pergi dengan kita?" Guru Besar He bertanya.     

"Tentu!!" Kaisar kecil mengangguk, tak ragu sedikit pun.     

Jun Wu Xie mengangkat kepalanya dan menatap langit, berpikir orang-orang di Kerajaan Soba dari Kaisar hingga pengikutnya di bawah benar-benar sangat terbuka.     

Jika ia memiliki sedikit saja niat jahat, mereka semua sudah akan mati sekarang.     

"Kau benar-benar mau?" Kaisar kecil bertanya, masih berharap-harap cemas menatap Jun Wu Xie, matanya dipenuhi harapan dan permohonan.     

" …. " Jun Wu Xie mengangguk tanpa bersuara.     

Kaisar kecil begitu bahagia hingga ia melompat-lompat di rumput dengan dua binatang di tangannya, sementara tatapan Jun Wu Xie malah tertarik pada ekor berbulu di belakang tubuhnya.     

[Mmm, ia manusia, bukan seekor binatang.]     

Ia harus mengatakan pada dirinya sendiri berulang kali. [Ini …. ia tak boleh menyentuhnya!]     

Ketika Kaisar kecil selesai bermain, ia masih belum bisa melepaskan mereka tetapi membawa dua binatang kecil yang menggemaskan untuk memberikan air dan makanan, mengeluarkan stok buah-buahan dan sayuran untuk memberi makan mereka sepanjang jalan.     

Kelinci Darah dan Tuan Mbek Mbek sangat puas dan mereka tidak menunjukkan perlawanan ketika disentuh, karena mereka sudah terbiasa.     

Kegemaran Jun Wu Xie dengan hal itu membuat mereka terbiasa dan dengan Fan Zhuo yang sesekali datang untuk membelai mereka juga, mereka sudah latihan untuk menjadi lebih tenang.     

Setelah iring-iringan itu beristirahat sejenak, mereka mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan. Karena Jun Wu Xie perlu menjaga dua binatang kecil itu dan Kaisar kecil tidak ingin berpisah dengan mereka, tidak ada pilihan lain baginya untuk duduk di kereta yang sama dengan Kaisar kecil dan Guru Besar He.     

Jun Wu Xie baru saja hendak masuk ke kereta ketika raungan yang memilukan terdengar dari ujung iring-iringan!     

Segera, wajah semua orang berubah, dan bahkan Kaisar kecil yang tersenyum lebar terkejut dan meletakkan dua binatang kecil itu di bawah.     

Jun Wu Xie menatap ke arah datangnya suara itu. Suara itu kelihatannya datang dari kereta terakhir di dalam iring-iringan. Pintu kereta telah ditutup rapat tetapi suaranya masih terdengar keluar kereta walaupun tidak jelas, dan seluruh kereta berguncang dan bergoyang!     

Suara itu bagaikan raungan binatang buas, begitu kasar dan mengejutkan.     

"Guru Besar! Guru Besar!" Kaisar kecil menarik-narik lengan baju Guru Besar terlihat sangat bingung, matanya begitu panik dan khawatir.     

Alis Guru Besar He berkerut seraya ia menatap prajurit yang sudah mengelilingi sisi kereta kuda, berusaha untuk menahan guncangan kereta, mencegahnya supaya tidak terbalik.     

Tidak diketahui apa di dalam kereta itu yang memiliki kekuatan sebesar itu, hingga mampu mengguncang kereta hingga hampir terbalik, kelihatannya kereta itu akan pecah berantakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.