Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Angin Bergemuruh (2)



Angin Bergemuruh (2)

2Di saat yang sama ketika Pasukan Negeri Api bergerak maju, Qiao Chu dan kawan-kawannya sudah ada di jalanan, menuju ke Negeri Kondor.     

Melihat pasukan itu pergi, bukan hanya Mo Qian Yuan dan orang-orang dari Keluarga Jun. Satu sosok yang ramping dan tinggi, juga berdiri merenung di luar tembok kota, menatap punggung sosok kecil dan mungil di atas kuda perang yang tinggi, menunggang tepat di barisan depan pasukan besar Negeri Api.     

"Tuanku." Ye Mei memanggil seraya ia berdiri di satu sisi, menatap tatapan Jun Wu Yao yang menerawang jauh.     

"Hmm?"     

"Mengapa Tuanku Yang Agung tidak mengatakannya pada Nona Muda? Sekarang sudah diketahui bahwa Negeri Kondor memiliki potongan lain peta itu, hanya ada satu potongan peta terakhir yang belum ditemukan." Ye Mei bertanya, merasa sedikit bingung. Tuannya yang Maha Mulia ingin sekali pergi bersama dengan Nona Muda tetapi penasaran mengapa ia selalu memilih untuk menderita karena pergi dan menghindar untuk bertemu dengannya.     

Ujung bibir Jun Wu Yao terangkat sedikit seraya ia terus mengamati sosok mungil yang perlahan beranjak dewasa dan matanya dipenuhi senyuman.     

"Ye Mei."     

"Anak buahmu di sini."     

"Apakah menurutmu, aku yang sekarang, layak untuk berpikir bisa menjalin hubungan dengannya?" Jun Wu Yao berbicara dengan nada suara acuh tak acuh, dengan sedikit jejak kelesuan, tetapi suara yang sangat maskulin kelihatannya terbelah dengan suara luka masa lampau.     

Jantung Ye Mei tiba-tiba berdegup kencang.     

Ia memahami, kekhawatiran Jun Wu Yao.     

"Anak buahmu pasti akan, melakukan semua yang aku bisa, untuk membasmi orang-orang itu!" Mata Ye Mei menyipit dan dipenuhi dengan hasrat membunuh yang mengguncang langit.     

Jun Wu Yao kemudian berkata sambil tertawa, "Jika mereka benar-benar mudah dibasmi, apakah aku akan berada dalam keadaan seperti ini? Tetapi tidak apa-apa …. Ketika Si kecil menyerbu ke Dunia Tengah, itu waktunya bagiku untuk menyamakan kedudukan dengan kawan-kawan tua itu. Lagipula, ada baiknya membiarkan mereka menikmati kepuasan lebih lama lagi, kemudian mereka akan jatuh bahkan dari awan yang lebih tinggi dan itu akan terasa sebagai sebuah pembalasan yang lebih manis, bukan?" Jun Wu Yao berkata sambil tertawa keras, tetapi tak sedikit pun kegembiraan dapat dirasakan dari tawanya yang menggelegar.     

"Ya!" Ye Mei menjawab dengan keyakinan besar.     

"Xie Kecil adalah orang yang paling menarik yang pernah kutemui. Aku benar-benar penasaran sejauh mana ia bisa melangkah. Bahkan jika aku tidak bisa melihatnya berjalan hingga akhir dengan mataku sendiri, setidaknya biarkan aku melihatnya tumbuh selama masa ini." Jun Wu Yao berbicara sambil tertawa.     

Pada awalnya, bahkan dirinya tidak pernah membayangkan, bahwa apa yang awalnya hanya menggoda, akan berakhir dengan hatinya yang benar-benar tersentuh.     

Dan begitu ia menyerahkan seluruh hatinya, mustahil untuk menariknya kembali, dan ia tidak ingin menariknya kembali.     

Bagaikan sebuah ngengat yang tertarik pada cahaya api, bahkan ia tahu betul untuk tidak mendekatinya, tetapi ia tak dapat menahan dirinya untuk tidak mendekat.     

Ia telah melambatkan derap langkah dari rencana yang telah disusunnya, hanya untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama Jun Wu Xie. Ia belum puas memandangi wajahnya, belum puas mendengar suaranya, bagaimana bisa ia pergi meninggalkannya?     

Ini adalah pertama kalinya ia begitu sulit berpisah, dan emosi yang menakjubkan ini telah membuatnya bersedia menyingkirkan semua kebencian di dalam hatinya, untuk melindungi Jun Wu Xie ketika ia tumbuh perlahan.     

Jun Wu Yao tidak pernah terlalu ikut campur di dalam urusan Jun Wu Xie. Walaupun ia memiliki kekuatan, tetapi ia tak pernah ingin melakukan hal itu, karena ia tahu, apa yang diinginkan Jun Wu Xie, bukanlah dukungan dengan kekuatan penuh, melainkan ingin memperkuat dirinya sendiri.     

Hanya ketika Jun Wu Xie tumbuh menjadi lebih kuat, itu akan menjadi kekuatan yang memberikan jaminan paling besar!     

"Nona Muda, memang orang yang istimewa." Mengenai hal ini, Ye Mei sangat yakin. Setidaknya ia dan Ye Sha, ketika berhadapan dengan Jun Wu Xie, tanpa sadar merasa kewalahan, dengan kehadirannya.     

Walaupun Jun Wu Xie belum cukup kuat, tetapi potensi yang ia miliki telah dirasakan oleh indera mereka yang cukup peka.     

Jun Wu Yao tertawa. Pujian apa pun berlebihan atau tidak, baginya, terasa seolah pujian itu juga ditujukan padanya.     

"Xie Kecilku tentu saja berbeda dari orang biasa." Ia berkata, nada suaranya dipenuhi kebanggaan.     

Melemparkan pandangan terakhir pada pasukan yang perlahan menghilang, tubuh Jun Wu Yao kemudian berkilauan, dan menghilang ditelan angin bersama dengan Ye Mei.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.