Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kata-kata Wen Yu (1)



Kata-kata Wen Yu (1)

1"Bagaimana kabar Penasihat Agung?" Jun Wu Xie bertanya sambil mengamati mata Wen Yu. Harus dikatakan, keahlian melukis Lei Chen memang mengagumkan, karena orang yang ada di lukisan itu benar-benar terlihat seperti Wen Yu.     

"Aku berterima kasih atas perhatian Yang Mulia. Aku baik-baik saja." Wen Yu menjawab dengan sebuah senyuman.     

"Penasihat Agung, silakan duduk." Jun Wu Xie berkata.     

Wen Yu duduk di satu sisi.     

"Aku penasaran apa alasan Yang Mulia meminta hambamu untuk datang ke sini hari ini? Yang Mulia baru saja kembali ke Istana Kekaisaran dan baru saja selesai berperang, jadi istirahat dan pemulihan kondisi seharusnya diutamakan." Wen Yu memiliki kesan baik terhadap Jun Xie karena ia tak pernah bertemu dengan pemuda yang pintar dan berkepala dingin seperti dirinya. Bahkan Lei Chen yang telah menjadi muridnya dan dipuji-puji semua orang jika dihadapkan pada Jun Xie, tidak dapat dibandingkan.     

Jun Wu Xie menatap kepala Wen Yu yang penuh dengan rambut putih keperakan dan wajah tampan serta muda di hadapannya bertanya santai, "Berapa lama Penasihat Agung telah berada di Negeri Api?"     

Wen Yu sedikit tertegun tetapi ia langsung tersenyum.     

"Hambamu telah berada di sini sejak Negeri Api didirikan."     

Usia seseorang di Dunia Bawah paling tua adalah seratus tahun lebih di mana semakin jauh seseorang dapat menembus kekuatan spiritualnya, semakin lama mereka hidup. Namun sudah beberapa ratus tahun berlangsung sejak Negeri Api berdiri dan kecuali ia memiliki roh ungu, tidak ada orang yang bisa hidup sekian lama.     

Wen Yu tidak menyembunyikan apa pun bukan karena ia tidak mau, tetapi itu karena keberadaannya diketahui banyak orang di bumi dan bahkan jika ia berusaha mengubah perkataannya, Jun Xie tidak akan mempercayainya.     

"Aku datang ke Negeri Api baru-baru ini saja dan tidak banyak mengerti mengenai Negeri Api, hanya fakta yang mengatakan bahwa Penasihat Agung tidak suka keluar dari istananya atau tidak pernah meninggalkan Kota Kekaisaran Negeri Api. Aku hanya ingin tahu apakah itu benar." Jun Wu Xie terlihat tidak tertarik ketika menatap Wen Yu, dan bertanya dengan nada suara acuh tak acuh.     

Wen Yu terkekeh dan berkata, "Yang Mulia belum terbiasa menjadi Kaisar hingga kau masih menyebut dirimu sebagai "Aku", tetapi itu terserah keinginan Yang Mulia. Sedangkan untuk rumor yang beredar, itu mungkin sedikit berlebihan. Walaupun hambamu yang setia tidak suka keluar, tetapi tidak sampai tidak pernah meninggalkan Ibu Kota Kekaisaran sama sekali. Setiap tahun, hambamu yang setia di hari pertama musim semi ketika bunga-bunga bermekaran, akan mengelilingi danau untuk menikmati pemandangan, mengagumi pegunungan dan sungai-sungai di bawah langit."     

[Catatan penerjemah: Kaisar biasanya menggunakan "Kami", salah satu kata ganti orang untuk menyebut diri mereka sendiri]     

"Oh?" Jun Wu Xie bertanya dengan alis terangkat. "Aku ingin tahu apakah Penasihat Agung pernah pergi ke Kerajaan Qi?"     

Ekspresi di wajah Wen Yu membeku sesaat dan senyuman di matanya sedikit pudar. Ia mengangkat pandangannya sedikit dan menatap Jun Wu Xie, kelihatannya berusaha untuk menemukan sesuatu dari wajah Jun Wu Xie. Namun setelah mencari-cari beberapa saat, ia masih belum bisa menemukan petunjuk dari wajah Jun Wu Xie.     

"Mengapa Yang Mulia menanyakan hal itu?"     

Jun Wu Xie menjawab, "Aku memimpin pasukan ke Kerajaan Qi kali ini dan ketika aku menangkap Komandan pasukan Negeri Kondor dan yang lain, aku mendengar sesuatu yang menarik. Negeri Kondor bersekutu dengan tiga negeri lain untuk menyerang Kerajaan Qi, bukan karena menginginkan tanah Kerajaan Qi, namun hanya untuk mencari sepotong batu giok. Potongan batu giok itu adalah simbol kehidupan Kerajaan Qi. Kelihatannya agak aneh, karena Negeri Kondor mengerahkan begitu banyak tenaga hanya untuk sepotong batu giok. Apakah menurut Penasihat Agung hal ini tidak aneh?"     

Senyuman di wajah Wen Yu tanpa disadarinya telah sirna dan alisnya yang terlihat menarik mengerut.     

Jun Wu Xie mengamati semua reaksinya dan melanjutkan perkataannya, "Aku agak heran dan aku bertanya pada Paduka Lin mengenai hal itu. Kelihatannya potongan giok itu diberikan pada Paduka Lin dan Kaisar pendiri mereka oleh seorang pemuda bahkan sebelum Kerajaan Qi didirikan. Menurut deskripsi yang diberikan Paduka Lin, orang yang memberikan potongan giok itu memiliki karakteristik unik. Ia terlihat seperti seorang pria muda dengan wajah yang sangat menarik, namun tidak tahu mengapa ia memiliki rambut yang memutih. Deskripsi seperti itu sangat langka, dan di antara begitu banyak orang yang pernah kutemui, hanya Penasihat Agung kami yang terhormat yang sesuai dengan gambaran itu. Aku ingin tahu apa yang Penasihat Agung … ingin katakan mengenai hal ini."     

Tatapan Jun Wu Xie terkunci pada Wen Yu yang tak bergerak, kecurigaan yang telah ia tahan begitu keras di dalam hatinya mulai mendidih dan bergelembung.     

Wen Yu mendengarkan semuanya tak berbicara, dan mengembuskan napas pelan pada akhirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.