Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Teratai Mabuk VS Popi (2)



Teratai Mabuk VS Popi (2)

1Popi mengamati tindakan Jun Wu Xie, perasaan tidak enak perlahan merayapi hatinya. Ia ingin mengatakan sesuatu tetapi tatapan dingin Jun Wu Xie tiba-tiba membuat mulutnya terkunci rapat. Ia tidak dapat melakukan apa-apa namun hanya bisa menatap diam sementara Jun Wu Xie membawa kendi anggur dan berjalan ke ranjang, dan mengulurkan tangannya untuk menarik keluar Teratai Kecil, yang terlalu malu untuk melihat orang, keluar dari balik selimut.     

"Buuu huuuu ….." Wajah Teratai Kecil menjadi merah karena terus menangis, hampir berubah menjadi bunga yang layu.     

"Nona …. Buu …. huu …. Semuanya …. telah terpapar …. Wuu ….." Teratai Kecil ingin terus meratapi hidupnya yang menyedihkan, tetapi akhirnya Jun Wu Xie mengangkat dagunya dan mengangkat kendi anggur itu.     

Aroma harum anggur yang jernih terus mengalir turun di tenggorokan Teratai Kecil. Tangannya yang gemuk dan pendek mengayun-ngayun tak menentu dan wajahnya yang sudah merah karena menangis semakin merona karena terkena efek alkohol!     

Mata Popi yang menatap Teratai Kecil terlihat agak aneh sementara ia melihat Teratai Kecil menghabiskan isi kendi anggur itu. Sementara si kecil duduk terombang-ambing di kasur, Popi diam-diam berdiri dari kursinya, kakinya yang panjang dan ramping melangkah lebar menuju ke pintu ….     

"Mau ke mana kau?" Tiba-tiba sebuah suara yang dipenuhi kemarahan terdengar dari belakang Popi.     

Tubuh Popi menjadi kaku dan ketika ia berbalik, ia melihat Teratai Mabuk dengan dada terbuka, duduk di atas ranjang sambil memandangnya dengan mata memicing, dan satu kakinya diangkat berpijak di tepi ranjang.     

Jun Wu Xie membawa kendi anggur yang kosong dan bergeser ke pinggir, dengan santai melemparkan kendi anggur itu dan melipat tangannya di depan dadanya, dan menonton badai yang sedang bergejolak, di mana ia melihat warna wajah Popi mulai berubah memburuk.     

"Sudah lama tidak melihatmu." Popi berkata sambil tersenyum seraya ia menatap wajah mabuk Teratai Mabuk.     

"Walaupun sudah lama, tetapi kita kelihatannya ditakdirkan bertemu." Teratai Mabuk berkata sambil menangkupkan kedua tangannya, dengan santai menggertakkan sendi-sendi jarinya, hingga terdengar suara gemeretuk yang nyaring.     

"Heh …." Popi tertawa tak berdaya.     

Teratai Mabuk tiba-tiba lompat dari ranjang, tubuhnya yang muda dan ramping yang tadinya berkulit putih kini karena mabuk, memiliki sedikit kesan merah muda. Tubuh bagian atasnya yang ramping, tidak menunjukkan sedikit pun kesan lemah atau rapuh, dan ia pun menyerang langsung ke arah Popi, bagaikan kilat yang menyambar!     

Sosok merah cerah Popi langsung ingin kabur, tetapi ia ditahan dengan kuat oleh Teratai Mabuk!     

Jun Wu Xie berjalan tanpa suara ke pinggir, dan ia mengambil Kelinci Darah yang terpaku di tempat bersama dengan Tuan Mbek Mbek yang masih bersembunyi di sudut ruangan untuk keluar. Ketika ia keluar dari pintu, ia mengangkat kakinya dan menutup pintu di belakangnya.     

Tiba-tiba suara bising dan gaduh karena perkelahian terdengar tanpa henti, aroma bunga yang bercampur dengan aroma anggur merembes keluar melalui celah kecil pintu kamar. Jun Wu Xie duduk santai di sebuah bangku yang terbuat dari batu di taman untuk mengawasi pintu yang tertutup rapat, sementara Tuan Mbek Mbek dan Kelinci Darah menekan kepala mereka ke pintu karena penasaran, mengintip melalui celah kecil itu, berusaha melihat apa yang sedang terjadi di dalam kamar.     

Kucing hitam kecil berbaring di pundak Jun Wu Xie, tidak memperlihatkan ketertarikan sedikit pun dengan perkelahian kecil antar bunga atau binatang, menjaga jarak aman.     

"Miauw."     

[Karakter Popi terlalu labil, kau benar-benar mau memeliharanya?]     

Mata Jun Wu Xie tertunduk. [Popi kelihatannya sangat berbahaya dan sifatnya jahat. Namun itu justru karena karakter uniknya maka ia akan bermanfaat. Tanpa menyebutkan yang lain, hanya aroma Bunga Popi saja, dalam sebuah pertarungan besar, akan memiliki efek besar. Kemampuan untuk melemahkan dan melumpuhkan tubuh dan sistem syaraf orang hanya dengan aromanya. Racun seperti itu, adalah sebuah kemampuan yang hebat yang hampir mustahil untuk bisa dilawan.]     

Terlebih lagi, ia benar-benar tidak mengenal sebuah roh cincin yang bisa dikembalikan oleh pemiliknya ke Dunia roh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.