Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Mobilitas Massa - Wujud Kedua (4)



Mobilitas Massa - Wujud Kedua (4)

2Mata Lin Xiao memicing seraya ia menatap dua Komandan itu.     

"Apa yang ingin kau katakan adalah kau tidak ingin meneruskan pertempuran ini?"     

Dua Komandan itu segera menjawab, "Bagaimana kita bisa bertarung? Itu adalah Kaisar Negeri Api di sana! Kami datang ke sini hanya mendukung dan membantu pasukan Negeri Kondor, dan tidak ingin melenyapkan Kerajaan Qi. Kami sudah menghabiskan cukup waktu di sini dan sudah melakukan banyak hal. Jika kami diharapkan mau bermusuhan dengan Negeri Api, aku takut kami tidak akan bisa melakukan hal itu!"     

[Tak peduli seberapa kuatnya Negeri Kondor, itu tidak sepenting nyawa mereka.]     

Lin Xiao tidak mengatakan apa-apa, tetapi matanya sudah berkilat dengan tatapan keji. Komandan Negeri Kondor mendeteksi perubahan di dalam diri pemuda itu dan ingin mengatakan sesuatu tetapi terlambat!     

Dua lintasan cahaya berwarna ungu keluar dari tangan Lin Xiao, langsung mencekik leher dua Komandan itu!     

Dalam sekejap, dua Komandan yang gagah perkasa dalam balutan pakaian perang yang duduk di atas kuda mereka terangkat ke udara oleh dua berkas sinar energi spiritual ungu itu, tenggorokan mereka dicekik dengan kekuatan yang sangat besar, memutus aliran udara sedikit demi sedikit. Dua pria itu menendang-nendang dan meronta di udara, tatapan ngeri mereka tertuju pada Lin Xiao yang tubuhnya berkilauan dengan energi spiritual ungu.     

[Roh ungu!]     

[Pemuda yang terlihat lemah dan rapuh itu sebenarnya adalah seorang roh ungu!]     

[Tak terlihat dan tak berwujud, ketakutan meremas hati kedua Komandan itu, mata mereka membelalak ketakutan.]     

"Kalian berdua dengarkan. Hari ini, kalian akan bertarung suka atau tidak suka. Jika aku melihat ada orang yang berpikir untuk kabur, aku akan membuat mereka sadar apa artinya hidup lebih buruk daripada mati!" Lin Xiao berkata, matanya memicing hingga membentuk garis, ekspresi sadis di wajahnya tidak disembunyikan lagi.     

"Apa kau mengerti?" Ia bertanya lagi.     

Dua Komandan itu langsung mengangguk, tidak berani menentang lagi.     

Lin Xiao kemudian menarik Kekuatan spiritualnya dan kedua pria itu jatuh terhempas di tanah, terengah-engah dengan tangan meremas leher mereka, rasa terkejut yang mereka alami masih tampak di mata mereka seraya menatap Lin Xiao.     

"Bawa punggungmu yang menyedihkan kembali ke pasukanmu dan ketika terompet Negeri Kondor berbunyi, kalian berdua akan langsung menyerang!" Lin Xiao mengancam dengan dingin.     

Dua Komandan bergegas menaiki kuda mereka dan berderap kembali ke pasukan mereka.     

"Sekarang, bunyikan terompet untuk sinyal menyerang dan jangan buang-buang waktuku lagi. Itu hanya dua sampah tak berguna dan mereka benar-benar membuat kalian ketakutan setengah mati." Lin Xiao berkata sambil menyeringai dan menatap Komandan Negeri Kondor.     

Di bawah perintah Lin Xiao, Komandan Negeri Kondor tidak memiliki pilihan lain selain menurut dan suara terompet segera terdengar. Setelah beberapa saat hening, pasukan tentara akhirnya menyerang Ibu Kota Kekaisaran Kerajaan Qi!     

Jun Wu Xie berdiri di udara seraya melihat pasukan tentara tiga negeri bergerak melancarkan serangan lain dan aura mematikan di matanya tidak bisa ditahan lagi.     

"Sebelum pasukan Negeri Api tiba di sini, kita tidak bisa membiarkan mereka melewati gerbang." Jun Wu Xie berkata, matanya memicing. Ia perlu mengulur waktu untuk menunggu hingga harapan terakhir Kerajaan Qi tiba!     

"Siap laksanakan." Jun Wu Yao memalingkan kepalanya dan tersenyum pada Jun Wu Xie.     

[Selama Jun Wu Xie menginginkannya, selama gadis itu mau, ia akan mengabulkan semua keinginannya satu per satu.]     

Awalnya, hanya ada beberapa angin puyuh yang menghalangi jalan di luar Ibu Kota Kekaisaran. Namun begitu suara Jun Wu Yao sirna, jumlah angin puyuh yang melanda tiba-tiba menjadi sepuluh kali lipat!     

Angin puyuh yang bergabung menjadi satu menghadang setiap jalan yang menuju ke tembok perbatasan kota, hingga tidak memberikan kesempatan pada siapa pun untuk menyerbu ke dalam kota!     

Mereka yang bergegas mengepung Ibu Kota Kekaisaran dalam sekejap, terhisap ke dalam angin puyuh dan hilang dari pandangan!     

Angin puyuh yang berputar bertambah banyak, membuat hati Komandan Negeri Kondor ketakutan setengah mati dan bahkan Lin Xiao yang selama ini tegar terlihat mulai gemetar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.