Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ibu Kota Kekaisaran Berada Dalam Krisis (3)



Ibu Kota Kekaisaran Berada Dalam Krisis (3)

3Di luar Ibu Kota Kekaisaran Kerajaan Qi, di belakang pasukan tiga negeri, Komandan perang Negeri Kondor duduk memandang seluruh situasi saat itu, dengan mata memicing mengamati kota itu ditelan oleh lidah api. Di sisinya, seorang pemuda tampan mengenakan pakaian putih duduk santai di atas kuda, sambil menonton badai yang dibawanya ke Ibu Kota Kekaisaran, dengan senyuman tipis di bibirnya.     

"Negeri sekecil ini namun begitu banyak upaya yang dikerahkan. Apakah seperti ini kekuatan Negeri Kondor?" Pemuda berwajah tampan itu berkata, sambil menatap Komandan pasukan Negeri Kondor, matanya penuh kekecewaan, tanpa sedikit pun rasa hormat di dalamnya.     

Namun Komandan Negeri Kondor tidak berani mengatakan apa pun untuk menjawab pertanyaan pemuda itu dan hanya berkata, "Walaupun Kerajaan Qi kecil, tetapi itu adalah tulang yang paling keras untuk digerogoti dibandingkan negeri lain. Luas wilayahnya lima kali lebih kecil daripada Negeri Kondor, namun, mereka memiliki pasukan perang yang paling kuat dan paling hebat. Jika mereka tidak memiliki pasukan itu, dengan pertarungan kekuatan antar negeri, Kerajaan Qi mungkin sudah lama tidak akan bisa mempertahankan diri."     

Walaupun Kerajaan Qi akan dikalahkan, tetapi Komandan Negeri Kondor sangat menghormati pasukan perang paling garang ini. Bahkan jika Kerajaan Qi kalah hari ini, Prajurit Rui Lin masih memiliki kehormatan dan harga diri.     

Kejatuhan negeri ini, bukan kesalahan mereka, tetapi karena kebodohan Kaisar terdahulu.     

"Ha, itu mungkin hanya sebuah alasan dan aku tak akan mempercayainya. Di sebuah tempat seperti ini, apakah mungkin pasukan prajurit tak terkalahkan itu ada? Aku yakin kalian semua saja yang terlalu lemah hingga kalian perlu menggabungkan kekuatan dari empat negeri hanya untuk menyerang negeri kecil seperti ini, dan bahkan memerlukan waktu setengah bulan untuk melakukannya. Kalian semua pasti benar-benar tidak berguna." Pemuda itu berkata mengejek.     

Kening Komandan Negeri Kondor mengerut, dan ia berusaha menahan kemarahan yang memenuhi hatinya.     

"Apa yang sudah kujanjikan padamu, tentu akan kulakukan."     

Pemuda itu menoleh ke Sang Komandan dan berkata, "Apa perlu menjadi kesal begitu? Kesepakatan ini, Kaisarmu sendiri yang memohon pada kami. Jika bukan karena ia memohon, ada banyak orang yang mau bekerja untuk kami. Tanpa kalian Negeri Kondor, kami masih bisa mencari Negeri Api. Terlebih lagi dalam kesepakatan ini, Negeri Kondor tidak rugi apa pun. Untuk melenyapkan Kerajaan Qi yang kecil, kami akan mendapatkan apa yang kami inginkan, sementara negerimu akan mendapatkan kekuatan lebih besar, jadi kenapa tidak?"     

"Apa yang dicari orang-orangmu?" Komandan itu bertanya gelisah seraya menatap si pemuda. Usia pemuda itu mungkin sekitar 20-an tetapi ia memiliki kekuatan yang sangat besar. Bahkan ketika petarung terkuat di negeri mereka berhadapan dengan pemuda ini, mereka tidak bisa menahan satu serangan pun darinya. Mereka mencari Kaisar Negeri Kondor dan membuat kesepakatan rahasia di antara mereka, yang bukan urusannya, tetapi ia hanya tahu misi mereka adalah menghancurkan Kerajaan Qi, dan setelah Ibu Kota Kekaisaran Kerajaan Qi jatuh, mereka akan membantu pemuda ini mencari sesuatu.     

Pemuda itu kemudian menjawab, "Itu bukan sesuatu yang bisa kau tanyakan."     

Komandan Negeri Kondor mengatupkan rahangnya dan menundukkan kepalanya.     

Namun, di saat yang sama, suara bising tiba-tiba terdengar dari belakang pasukan mereka dan sedang mendekat menyerang mereka!     

Komandan Negeri Kondor memalingkan kepalanya ke belakang untuk melihat dan menemukan sebuah pasukan yang tiba-tiba menyerbu ke arah pasukan sekutu tiga negeri dari belakang!     

Lebih tepatnya, itu tidak bisa dikatakan sebagai pasukan tentara yang sebenarnya. Semua orang di dalam pasukan itu adalah rakyat Kerajaan Qi, tubuh mereka dilindungi dengan berbagai baju yang terbuat dari bambu, bermacam belati dan pisau di genggaman tangan mereka. Beberapa di antara mereka bahkan membawa alat-alat untuk bertani, semuanya kacau balau dan berantakan, langkah mereka tidak serentak sementara mereka berteriak sambil menyerbu ke arah perkemahan pasukan tentara tiga negeri.     

Pemuda itu menatap bingung ke arah prajurit beraneka ragam itu dan ia berkata dengan sebuah suara yang terdengar seolah ia menganggap semua itu sangat lucu, "Ha ha ha ha! Ha ha ha! Ini Kerajaan Qi? Ha ha ha! Ini pasukan militer Kerajaan Qi? Ya Tuhan! Ini pasti pasukan tentara paling lucu yang pernah kulihat!"     

Komandan Negeri Kondor terkejut. "Ini bukan pasukan tentara Kerajaan Qi, tetapi rakyat Kerajaan Qi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.