Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ibu Kota Kekaisaran Berada Dalam Krisis (2)



Ibu Kota Kekaisaran Berada Dalam Krisis (2)

0Ia tidak pernah menyangka, dengan jubah kebesaran yang digunakannya, apa yang didapatkannya bukan hanya status dan wewenang, tetapi di pundaknya juga terletak beban kelangsungan hidup Kerajaan Qi. Ia tidak pernah tahu bahwa rakyat Kerajaan Qi, akan melangkah maju di dalam situasi seperti ini!     

Saat itu, Mo Qian Yuan merasakan kebanggaan luar biasa. Ia bangga dirinya dilahirkan di negeri ini!     

Kejayaan terbesar yang pernah dialami di dalam hidupnya adalah menjadi pemimpin Kerajaan Qi!     

Bangga akan rakyat Kerajaan Qi, bangga akan para tentara Kerajaan Qi!     

Walaupun Kerajaan Qi kecil, namun semua orang di Kerajaan Qi, para prajurit bersama dengan rakyat, bersatu untuk melindungi negeri mereka!     

Mempertahankan harga diri Kerajaan Qi!     

Dengan pasukan seperti itu, dan rakyat seperti itu di negeri, bagaimana langka dan berharganya hal itu?     

Bahkan jika Kerajaan Qi jatuh, punggung orang-orang di Kerajaan Qi tidak akan membungkuk!     

Lebih baik menjadi batu giok yang pecah daripada menjadi sepotong keramik yang utuh!     

"Paduka Lin! Gerbang kota tidak akan bertahan!" Seorang prajurit yang menahan gerbang berteriak ketakutan pada Jun Xian yang menjadi komandan pasukan di dalam kota. Matanya dipenuhi ketakutan, takut bukan disebabkan karena ia akan berhadapan dengan musuh dan kematian yang menantinya, tetapi ketakutan negeri itu akan hancur!     

[Sejak Kerajaan Qi didirikan, berapa banyak pertempuran yang telah mereka lihat? Berapa banyak invasi dari kelompok kekuatan besar telah mereka hadang? Walaupun mereka tidak bisa dianggap negeri yang memiliki kekuatan besar, tetapi mereka memiliki keyakinan. Mereka mempertahankan tanah mereka dan melindungi rumah-rumah mereka, semua karena keyakinan mereka tak pernah goyah, bahwa negeri ini tidak boleh jatuh!]     

[Setelah berjuang melewati perang sengit ketika mendirikan negeri ini, hingga akhirnya bisa menikmati masa-masa damai. Namun kini … semua akan berakhir?]     

Mereka tidak akan menerima hal ini!     

Tidak bisa diterima!     

Kening Jun Xian berkerut. Begitu gerbang kota jatuh, berapa lama para prajurit di dalam kota bisa menahan serangan musuh?     

Jumlah Prajurit Rui Lin yang tersisa sudah tidak banyak dan Pasukan prajurit Kerajaan Qi terus berkurang jumlahnya.     

Apakah mereka akan dapat melewati hari ini?     

Jun Xian tidak yakin. Ia telah berjuang di banyak peperangan dan memiliki semangat seorang prajurit yang mendidih di dalam darahnya. Namun saat itu, berhadapan dengan situasi sulit di Kerajaan Qi, ia tak dapat menemukan solusi untuk mengeluarkan mereka semua dari keadaan itu.     

"Semua Prajurit Rui Lin ikuti komandoku!" Jun Xian tiba-tiba melangkah maju!     

Semua Prajurit Rui Lin di kota yang dengan mukjizat masih bertahan semua memalingkan wajah mereka ke arah Jun Xian.     

"Sejak saat Prajurit Rui Lin dibentuk, aku dan para jenderal senior tahu ketika itu bahwa pasukan ini akan selamanya melindungi tanah Kerajaan Qi. Dengan krisis yang dihadapi Kerajaan Qi sekarang, pertempuran ini, akan menjadi pertempuran terakhir Prajurit Rui Lin! Aku, Jun Xian, di sepanjang hidupku, adalah kehormatan besar bisa memimpin kalian semua di sini, kumpulan para pria yang loyal dan berdarah besi seperti kalian! Hari ini, bahkan hingga napas terakhir, hingga tetes darah yang terakhir! Jangan cemarkan nama Prajurit Rui Lin! Bahkan jika nama Prajurit Rui Lin akan musnah dari muka bumi setelah hari ini, kita harus membuat semua orang yang ada di bumi ini mengingatnya! Bahwa Kerajaan Qi pernah menjadi pasukan penyerang paling garang yang menancapkan rasa takut di hati musuh mereka! Sebuah pasukan yang tak pernah mengakui kekalahan! Di saat terakhir ini, tunjukkan nyali Prajurit Rui Lin!" Jun Xian mengangkat kepalanya, tatapannya begitu penuh tekad tak tergoyahkan. Di bawah tiupan angin kencang, ia kelihatannya mengingat kembali masa lalunya, di usia primanya ketika berumur dua puluh tahun, begitu gagah berani dan menakjubkan, memimpin Prajurit Rui Lin yang baru saja dibentuk, menyerang ke dalam medan perang!     

"Bunuh! Bunuh! Bunuh!" Sorakan yang menggetarkan bumi keluar dari tenggorokan para Prajurit Rui Lin!     

Mereka tidak takut mati, dan menyambut medan perang!     

Mereka dilahirkan dengan jiwa seorang prajurit, ditakdirkan untuk berperang!     

Dilahirkan untuk berperang, maka wafat di medan perang, akan menjadi saat kejayaan terakhir mereka!     

Semangat Prajurit Rui Lin membubung tinggi ke angkasa, sorakan yang memekakkan telinga memompa darah di dada setiap orang di situ, menderu-deru melambangkan tulang punggung Prajurit Rui Lin yang keras!     

Jun Xiang menarik napas panjang, dan bertukar pandang dengan Jun Qing yang berdiri di atas tembok perbatasan kota. Jun Qing mengangguk dan memberikan senyuman seorang putra pada ayahnya.     

Jun Xian kemudian menarik pandangannya dan menghunuskan pedang di pinggangnya, menghadap ke gerbang kota, terhanyut dalam emosinya di saat-saat terakhir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.