Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kobaran Api Peperangan Menyala (7)



Kobaran Api Peperangan Menyala (7)

3Di medan pertempuran di wilayah barat, kota itu telah dihancurkan oleh pasukan musuh. Mu Qian Fan berdiri di posko komando, mengamati ketika pimpinan Prajurit Rui Lin memaparkan pertempuran selanjutnya di atas peta. Di luar, suara pertempuran terus menggelegar tanpa henti, tangisan orang-orang yang dibantai terus berdering di telinga mereka.     

Di bawah sebuah tenda besar, pakaian perang para pimpinan kotor karena noda darah tetapi mereka bahkan tidak memiliki waktu untuk membersihkannya. Dalam pertempuran yang begitu sengit, setiap menit dan detik mereka gunakan untuk berjuang bersama pasukan mereka.     

"Pasukan sekutu Negeri Kondor terlalu banyak! Saudara-saudara kita tak akan bisa menahan serangan mereka!" Salah satu pimpinan mendaratkan kepalan tangannya di atas meja dengan perasaan kesal, darah langsung mengalir keluar dari kulit buku-buku jarinya.     

Salah seorang pimpinan juga berwajah murung, seraya menatap situasi di peta, ekspresinya benar-benar penuh waspada.     

"Apakah warga Kota Bulan Cerah telah dievakuasi?" Ia bertanya.     

"Sebagian besar dari mereka telah dievakuasi. Kota ini sudah tidak bisa bertahan. Apakah kita akan mundur?"     

"Kita tidak bisa mundur lagi. Jalan ini langsung menuju ke Ibu Kota Kekaisaran dan jika kita mundur, pasukan sekutu Negeri Kondor akan langsung menyerang naga emas. Pertahanan di Ibu Kota Kekaisaran belum siap sepenuhnya dan jika diserang Negeri Kondor saat ini, mereka tidak akan dapat bertahan …." Alis sang komandan berkerut, matanya hampir mengebor dan melubangi peta itu, hanya ingin menemukan sebuah cara di mana mereka bisa berharap mendapatkan kemenangan dari situasi yang sangat sulit ini.     

Sayang, jumlah prajurit mereka terlalu sedikit, dan sama sekali tidak cukup untuk menahan serangan pasukan Negeri Kondor yang berjumlah besar.     

Walaupun Prajurit Rui Lin sangat kuat, tetapi pasukan mereka yang berjumlah seratus ribu telah terpecah di empat medan perang sementara barak-barak posko pertahanan hanya memiliki sekitar dua puluh ribu orang. Bahkan jika mereka menggabungkan kekuatan mereka di Kerajaan Qi, mereka tetap bukan tandingan pasukan penyerang Negeri Kondor.     

Kerajaan Qi di tangan Kaisar terdahulu, menyia-nyiakan terlalu banyak waktu, di mana pasukan Kerajaan Qi telah melewatkan kesempatan untuk berlatih. Bahkan ketika Mo Qian Yuan berusaha untuk membalikkan keadaan segera setelah ia menaiki takhta, namun hanya dalam waktu singkat selama satu tahun, ingin melatih pasukan Kerajaan Qi menjadi seperti Prajurit Rui Lin sebagai raja besi dan darah, hanyalah sebuah khayalan.     

Dan mereka tidak bisa mundur lagi. Jika mereka mundur satu langkah saja, Ibu Kota Kekaisaran akan mengalami krisis dan begitu Ibu Kota Kekaisaran dikuasai, Kerajaan Qi … akan jatuh sepenuhnya ke tangan musuh!     

Seperti layaknya sifat para prajurit, tidak ada pimpinan di dalam tenda yang mau membuat keputusan untuk mundur. Mereka semua berpikir keras dengan otak mereka berusaha untuk menemukan sebuah kesempatan di dalam krisis.     

"Kita bertarung! Kita hanya bisa terus bertarung melawan mereka! Paduka telah mempercayakan tempat ini di tangan kita dan juga mengalokasikan sepuluh ribu orang untuk kita. Dan kekuatan utama Pasukan Kerajaan Qi ada di sini bersama kita, jika kita gagal lagi, bagaimana kita akan bertanggung jawab dengan kepercayaan yang diberikan Paduka Yang Mulia pada kita!?" Sang Komandan berkata sambil menggertakkan gigi.     

"Kita akan mengalahkan mereka dan membuat mereka menangis pulang ke pangkuan ibunya! Ini hanya Negeri Kondor! Aku akan mengerahkan semua upaya untuk mengalahkan mereka! Serang satu kali untuk menyamakan kedudukan, dan dua kali untuk menang! Jika mereka ingin melenyapkan Kerajaan Qi, maka mereka harus melangkahi mayat kita, Prajurit Rui Lin!" Para pimpinan berteriak penuh emosi, darah panas mengalir di dalam rongga dadanya.     

Kerajaan Qi tidak boleh jatuh! Prajurit Rui Lin tidak akan jatuh!     

"Jika kepala kita menggelinding, itu hanya akan meninggalkan luka besar! Ketika kita bertemu kembali di neraka, kita akan berkumpul kembali seperti saudara dan akan mengguncang bumi!"     

"Lapor! Negeri Kondor sedang menyerang kita dari kanan!" Seorang prajurit berkata dengan terburu-buru, berlari masuk dari luar tenda.     

Seorang pemimpin mengangkat anggur yang keras di atas meja dan menuangkannya ke dalam tenggorokannya. Ia kemudian berbalik menatap orang lain di tenda itu seraya mengangkat tangannya, "Kakak! Aku akan bergerak terlebih dahulu, aku akan membuka jalan bagi saudara-saudaraku!"     

Segera setelah mengatakan hal itu, ia kemudian berbalik dan berjalan keluar dengan langkah lebar-lebar!     

Perpisahan itu, adalah di mana mereka akan berpisah antara hidup dan mati, dan tidak ada jalan kembali!     

Mu Qian Fan mengatupkan rahangnya seraya mengamati, dan ketika ia tidak bisa menahan dirinya lebih lama lagi, ia berdiri dan berjalan ke hadapan sang Komandan.     

"Prajurit kecil ini memohon izin untuk ikut dalam pertempuran!"     

Sang Komandan melihatnya dan menggelengkan kepalanya.     

"Kenapa!?" Mu Qian Fan bertanya, matanya melotot.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.