Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kobaran Api Peperangan Menyala (2)



Kobaran Api Peperangan Menyala (2)

1"Mengapa Negeri Kondor menggerakkan kekuatan militernya untuk melawan Kerajaan Qi?" Jun Wu Xie bertanya dengan mata mengecil dan darah di dalam tubuhnya seolah hampir membeku. Walaupun Kerajaan Qi sangat kuat dan Prajurit Rui Lin adalah pasukan penyerang yang sangat garang, tetapi untuk menghadapi sebuah serangan dari empat arah adalah sebuah situasi di mana pasukan musuh dari setiap negeri berjumlah lebih dari Kerajaan Qi, Jun Wu Xie tidak yakin Kerajaan Qi dapat bertahan menghadapi serangan keji seperti itu.     

Lei Chen menggelengkan kepalanya. "Alasan Negeri Kondor melakukan invasi tidak diketahui."     

"Bagaimana situasi di Kerajaan Qi sekarang?" Jun Wu Xie bertanya, kata-katanya keluar seperti air yang mengalir deras.     

"Sangat pesimis. Negeri Kondor diam-diam telah bekerja sama dengan tiga negeri lain dan invasi ini telah terjadi tiba-tiba dan mereka telah menyerang di hari yang sama. Walaupun Kaisar Kerajaan Qi berusaha keras melawan pembantaian ini, ingin menahan serangan dari empat negeri, karena mereka melihat dua tangan tidak bisa melawan empat tangan, dikepung dari empat sisi, banyak korban yang berjatuhan dan setengah dari perbatasan mereka telah dikuasai. Kerajaan Qi sekarang berniat untuk menarik mundur pasukan mereka dari beberapa bagian di wilayah perbatasan dan memperkuat pasukan mereka, untuk mendapatkan kekuatan menghadapi pertempuran akhir. Dari apa yang kulihat, kali ini Kerajaan Qi mustahil bisa mendorong mundur sekutu empat negeri." Lei Chen berkata dengan mengembuskan napas panjang. Ia sangat menghormati Prajurit Rui Lin di Kerajaan Qi. Tetapi hanya dengan pasukan berjumlah seratus ribu, bagaimana mereka bisa menahan serangan jutaan pasukan prajurit?     

Tangan yang tersembunyi di balik lengan baju Jun Wu Xie terkepal erat, kukunya menancap dalam ke daging telapak tangannya. Matanya tidak memperlihatkan kilat dingin dan setiap otot di tubuhnya menjadi tegang.     

Lei Chen diam-diam mengamati reaksi Jun Xie dan apa yang dilihatnya sangat mengejutkan. Jun Xie selalu tenang dan cuek tetapi hari ini, ia melihat bahwa matanya sudah berubah total.     

"Kau datang ke sini menemuiku hanya untuk mengatakan hal ini?" Jun Wu Xie berpaling pada Lei Chen dan bertanya dengan mata memicing.     

Lei Chen menjawab, "Bukan hanya itu saja. Hambamu memiliki satu pertanyaan. Apakah Yang Mulia mau menyelamatkan Kerajaan Qi dari keterpurukan?"     

Jun Wu Xie menatap Lei Chen dingin.     

"Kalau mau kenapa."     

Lei Chen kemudian berkata dengan bangga, "Kerajaan Qi dan Negeri Api tidak pernah memiliki hubungan sebelumnya. Dengan Kerajaan Qi yang saat ini sedang menghadapi malapetaka, Negeri Api tidak memiliki alasan untuk ikut campur. Namun jika pemimpin kami ingin menggerakkan pasukan militer kami untuk membantu, maka jutaan prajurit tangguh di Negeri Api menunggu perintah Yang Mulia! Selama kau bersedia memerintah! Pasukan Negeri Api akan berada di bawah kendalimu!"     

Lei Chen mengambil risiko. Langit telah mempersembahkan kepadanya sebuah kesempatan sempurna, kesempatan untuk membuat Jun Xie menerima takhta Negeri Api dengan sukarela. Walaupun Jun Xie memiliki kekuatan yang hebat tetapi untuk memerangi pasukan dengan jutaan prajurit, hanya mengandalkan kekuatan satu orang dan beberapa kawannya, akan mustahil.     

Di bawah langit, satu-satunya hal yang bisa mengangkat Kerajaan Qi dari krisis adalah, hanya kekuatan Negeri Api yang dahsyat dengan pasukan singa mereka yang berjumlah jutaan!     

Jun Wu Xie menatap Lei Chen tak bersuara, dan tidak langsung memberikan tanggapan. Tatapannya yang sedingin es mengamati wajah Lei Chen. Ia paham bahwa Lei Chen datang bergegas pergi ke Kota Seribu Monster tanpa istirahat, hanya untuk menyampaikan kabar ini dan memberikan pilihan padanya, supaya Jun Wu Xie memilih.     

Untuk menyelamatkan Kerajaan Qi, ia memiliki kekuatan militer yang sangat hebat di dalam genggamannya, dan apa yang tidak dimiliki Jun Wu Xie saat ini, telah diantarkan ke depan matanya oleh Lei Chen sendiri.     

Lei Chen dan Lei Xi berlutut berdampingan di hadapan Jun Xie dan terhadap tekad Lei Chen untuk mempertaruhkan semuanya kali ini, Lei Xi merasa sangat gugup. Ia tidak terlalu mengenal Jun Xie, dan tidak tahu sedikit pun mengenai hubungan Jun Xie dan Kerajaan Qi. Mengapa Paduka Kakandanya begitu yakin Jun Xie akan setuju untuk mengenakan jubah itu dan menjadi Kaisar mereka karena krisis yang dilanda Kerajaan Qi?     

Jun Wu Xie menghela napas panjang. "Kalian semua bersedia menjadi pedang yang akan kugenggam di tanganku?"     

Setelah mendengar hal itu, wajah Lei Chen langsung menyala gembira.     

"YA!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.