Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Aku Datang Untuk Membawamu Pulang (5)



Aku Datang Untuk Membawamu Pulang (5)

0Mungkin Qu Ling Yue saat ini ketika kewarasannya berada di ambang kehancuran, ia masih berpikir …. bahwa Jun Xie akan datang menyelamatkan dirinya.     

Dada Jun Wu Xie terasa seperti ditindih sebuah batu besar, membuatnya sulit bernapas.     

Ye Sha tidak berani memegang Qu Ling Yue terlalu kasar tetapi tidak bisa membiarkan gadis itu terus melukai dirinya. Maka, ia tidak memiliki pilihan lain selain membuatnya pingsan dan mengangkatnya. Setelah mengangguk sebentar pada Jun Wu Xie, ia membawa Qu Ling Yue keluar.     

Di dalam sel, suasana begitu hening. Satu-satunya suara yang dapat didengar Jun Wu Xie, adalah napasnya sendiri.     

Ia sendiri tak pernah menjadi orang yang baik, dan ia menghukum Qu Xin Rui karena Qu Xin Rui adalah musuhnya, bukan karena ia bersimpati dengan situasi yang dialami Kota Seribu Monster.     

Namun ketika ia melihat Qu Ling Yue berada dalam keadaan seperti itu, emosinya menjadi sedikit tak terkendali.     

Sisi baik dan jahat di dunia, ia telah merasakannya, namun ada satu hal, yang bagaimana pun, tak bisa ditoleransi olehnya!     

Itu adalah ketika perbuatan hina yang memalukan, dilakukan pada wanita.     

Di kehidupan masa lampau dan sekarang, hal ini tidak pernah berubah sedikit pun.     

"Ia akan lebih bahagia mati daripada terus hidup." Jun Wu Yao berkata, matanya menatap wajah Jun Wu Xie.     

Situasi Qu Ling Yue sangat jelas. Akal sehatnya sudah hancur dan bahkan jika Jun Wu Xie mampu menyembuhkannya, dengan semua yang telah dialaminya, itu hanya akan membuatnya terus hidup di dalam penderitaan. Kenangan yang tak bisa dihapus, akan menemaninya sepanjang hidupnya, menyiksanya tanpa henti.     

Bibir Jun Wu Xie kaku dan ia diam sejenak sebelum bertanya,     

"Kenapa?"     

Kilasan ganjil menyala di mata Jun Wu Yao.     

Jun Wu Xie tiba-tiba mengangkat kepalanya.     

"Ketika wanita mengalami siksaan yang tak terkatakan, mengapa mereka harus memilih mati? Semua ini bukan salahnya dan ia hanya seorang korban. Mengapa seorang korban malah menjadi orang yang tak bisa melanjutkan kehidupannya? Aku tidak akan membiarkan dia mati. Ia sudah mengalami semua ini dan ia berhak untuk terus hidup. Tidak ada logika di seluruh muka bumi yang menginginkan seorang gadis yang telah diperlakukan tidak adil mati bunuh diri untuk melepaskan diri dari siksaan dan penderitaan."     

Jun Wu Xie masih ingat jelas. Sebelum ia bergabung dengan organisasi itu, ketika ia masih bekerja di toko hewan kecil, di suatu pagi, ia menyaksikan insiden yang serupa. Itu adalah rekannya dari toko hewan, yang pulang ke rumah sendirian di tengah malam dan dijebak oleh sekelompok berandalan. Akhirnya, gadis itu memilih untuk bunuh diri dengan meminum obat tidur di rumahnya.     

Jun Wu Xie tidak bisa memahami hal ini. Mengapa orang yang sudah jelas menjadi korban, harus menderita di bawah siksaan yang lebih parah daripada hukuman yang dijatuhkan pada pelakunya. Wanita harus lebih kuat dan tidak ada yang boleh memutuskan nasib mereka kecuali diri mereka sendiri!     

"Selama orang itu masih hidup, maka masih ada harapan, dan masih ada masa depan. Begitu mereka mati, semuanya akan hilang." Jun Wu Xie berkata sambil menatap Jun Wu Yao.     

Jun Wu Yao tiba-tiba tersenyum. Ia menatap mata Jun Wu Xie yang cemerlang dan menyala dan senyumannya semakin cerah.     

"Ini apa yang kau percaya selama ini? Jadi bahkan ketika kau terluka parah saat itu kau masih berjuang untuk tetap hidup." Kata-kata Jun Wu Xie membuat Jun Wu Yao memikirkan kembali saat ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya. Luka Jun Wu Xie yang parah hampir membuatnya terlihat seperti orang mati tetapi ia masih tidak menyerah pada harapan sekecil apa pun bahwa ia akan hidup, dan bahkan membebaskan dirinya, orang yang berbahaya dengan identitas yang tak diketahui.     

"Selama seseorang masih ingin hidup, tidak ada yang tidak dapat mereka lakukan. Aku yakin …. Qu Ling Yue akan bisa melalui semua ini." Jun Wu Xie berkata dengan mata memicing, dengan keyakinan tak tergoyahkan.     

"Xie Kecil, kau tahu, di bawah langit, bagi seorang gadis, kesucian terkadang dilihat lebih penting daripada nyawa itu sendiri?" Jun Wu Yao bertanya, dengan alis terangkat. Walaupun ia tidak peduli sedikit pun dengan ungkapan ini, namun tak bisa dipungkiri, itu adalah sebuah keyakinan yang berakar di dalam benak semua orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.