Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Aku Datang Untuk Membawamu Pulang (1)



Aku Datang Untuk Membawamu Pulang (1)

3Di dalam Ruang Awan Surgawi, banyak pria terpilih yang berpura-pura mengharapkan kedatangan "Majikan" mereka kembali, ketika tak diduga, orang-orang yang masuk lewat pintu Ruang Awan Surgawi adalah Jun Wu Xie dan Jun Wu Yao.     

"Apa yang kalian lakukan di sini? Bibi Buyut tidak ada di sini hari ini. Jika ada yang ingin kau bicarakan padanya, kau bisa kembali lain hari." Seorang pria yang terlihat memikat berkata dengan sombong seraya ia berpaling menatap Jun Xie. Di saat pandangannya mendarat pada Jun Wu Yao, matanya berkilat dengan rasa terkejut tetapi kemudian segera hilang.     

Namun, suaranya baru saja hilang ketika kepalanya terpisah dari tubuhnya dan darah langsung menyembur keluar, terciprat ke semua pria pilihan di sekelilingnya.     

Dalam sekejap.     

Teriakan menggema di Ruang Awan Surgawi. Kapan sekumpulan pria lembek yang hidup dalam kemewahan ini melihat pemandangan mengerikan sebelumnya?     

Mereka selama ini menikmati fasilitas dari Qu Xin Rui dan bahkan di hadapan Kepala Daerah Kota Seribu Monster, mereka berani bersikap angkuh dan sombong. Tiba-tiba melihat diri mereka dibantai begitu saja, mereka langsung ketakutan setengah mati.     

Para pria pilihan yang begitu angkuh dan bangga akan dirinya beberapa saat yang lalu berubah menjadi burung yang dikejutkan oleh petikan sebuah busur, mereka menundukkan tubuh mereka seraya berlari untuk sembunyi di sudut ruangan, gemetar hebat.     

Jun Wu Xie tidak akan membuang-buang napasnya pada pria tanpa harga diri ini. Ia langsung pergi ke lantai atas Ruang Awan Surgawi dan di sana, ia melihat Tuan Mbek Mbek yang sangat dikenalnya.     

Tuan Mbek Mbek berbaring di atas karpet kulit rubah putih, tidur dengan tenang, Seruling Tulang Penjinak Roh diletakkan persis di sebelahnya. Ia tidak peduli dengan keadaan di sekelilingnya dan satu-satunya hal yang dapat membuatnya bereaksi adalah Seruling Tulang Penjinak Roh.     

Seringkali, Qu Xin Rui ingin Qu Wen Hao menggunakan Seruling Tulang Penjinak Roh untuk mengendalikan Tuan Mbek Mbek, namun Qu Wen Hao menolaknya mentah-mentah dan tidak mau menuruti perintahnya dalam hal ini, sepenuhnya melepaskan haknya untuk menggunakan Seruling Tulang Penjinak Roh. Namun selain Qu Wen Hao, Tuan Mbek Mbek tidak akan menurut pada instruksi orang lain dan tanpa perintah, Tuan Mbek Mbek secara insting hanya akan mendekatkan diri pada Seruling Tulang Penjinak Roh.     

Dalam keadaan grogi, Tuan Mbek Mbek merasakan ada orang yang mendekatinya. Ia tanpa sadar membuka matanya dan melihat sosok mungil yang muncul di hadapannya.     

Ia memiringkan kepalanya sedikit, dan menatap dengan pandangan tenang pemuda yang mendekatinya, namun ia tidak melakukan apa-apa lagi selain itu.     

"Aku datang untuk membawamu pulang." Jun Wu Xie membungkukkan tubuhnya, mengulurkan tangan ke arah Tuan Mbek Mbek.     

Tuan Mbek Mbek kebingungan seraya menatap Jun Wu Xie. Aura orang ini membuatnya merasa sangat nyaman, karena kesadarannya terus ditekan oleh Seruling Tulang Penjinak Roh. Kelihatannya suara kecil di hatinya mengatakan padanya bahwa orang di hadapannya tidak akan mencelakai dirinya, dan ia seharusnya menyambut pelukannya.     

"Mbek?" Orang di hadapan matanya sangat familiar tetapi bagaimana pun kerasnya ia berpikir, ia tidak bisa mengingat siapa orang itu. Namun jauh di kedalaman ingatannya, ada sosok yang kabur, yang mirip dengan sosok Jun Wu Xie di hadapan matanya.     

"Kesadarannya telah ditekan dan ia tak bisa mengenalimu." Jun Wu Yao berkata lembut pada Jun Wu Xie, seraya mengamati Tuan Mbek Mbek.     

Tatapan Jun Wu Xie tertuju pada Seruling Tulang Penjinak Roh di sebelahnya dan ia mengambilnya. Tuan Mbek Mbek langsung berdiri, matanya terlihat bingung, tetapi tidak menunjukkan sedikit pun niat untuk menyerang.     

Suara di dalam hatinya terus mengatakan padanya bahwa ia tidak boleh melakukan apa pun untuk mencelakai Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie menyelipkan Seruling Tulang Penjinak Roh ke belakang punggungnya dan membawa Tuan Mbek Mbek di dalam tangannya. Awalnya, Tuan Mbek Mbek agak menggeliat dan ia meronta, namun aroma yang sangat familiar tercium di batang hidungnya, ia perlahan menenangkan diri. Ia akhirnya menggoyangkan ekornya dan mencari posisi nyaman kemudian membenamkan diri ke dalam pelukan Jun Wu Xie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.