Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan di Wajah - Wujud Kesebelas (13)



Tamparan di Wajah - Wujud Kesebelas (13)

1Hal terakhir yang dipikirkan Shen Chi sebelum ia mati, sekarang kembali muncul di benak Qu Xin Rui. Ia begitu ketakutan hingga sesak napas, seraya melihat kabut berdarah itu perlahan menggumpal sedikit demi sedikit, hingga berubah menjadi sebuah biji merah, ukurannya tidak lebih besar daripada sebutir beras, sebelum akhirnya meledak dengan kekuatan besar, seperti hujan debu di tanah, kemudian menghilang ditelan bumi.     

Kematian …. Bisa menjadi begitu indah ….     

Tiga roh ungu yang berkekuatan penuh, akhirnya hanya menjadi debu darah, memberikan kesuburan bagi tanah di Kota Seribu Monster.     

Semua itu berakhir dalam sekejap. Sebelum orang-orang Kota Seribu Monster menyadari apa yang terjadi, pertempuran telah mencapai garis akhir.     

Kecuali untuk seseorang yang terjatuh di tanah dan memuntahkan darah dari mulutnya, Qu Xin Rui yang sekarat, Shen Chi dan dua pria lainnya menghilang selamanya dari muka bumi, dan tak sedikit pun jejak mereka dapat ditemukan lagi.     

Dari tengah kerumunan, semua terdiam. Semua orang telah dibuat tercengang dengan apa yang mereka saksikan.     

Mata Xiong Ba membelalak, seraya menatap pria yang menyebut dirinya "Ajudan pribadi" Jun Xie ….     

Ia tahu … bahwa Jun Wu Yao sangat kuat … tetapi ia tak pernah berpikir … bahwa kekuatannya setinggi itu hingga mustahil untuk dipercaya!     

Roh ungu adalah puncak kekuatan di hati mereka semua, sebuah kekuatan yang telah mereka perangi dengan nyawa mereka namun masih belum bisa mengubah apa pun. Namun di hadapan pria yang tampan tak bercela ini, roh ungu hanya seekor serangga yang dapat ia hancurkan dengan santai …. Ia hanya menjentikkan jari, mengangkat satu tangannya, dan ia telah melukai seorang roh ungu hingga membuatnya tak berdaya, dan langsung melenyapkan ketiga roh ungu lain!     

Seberapa gila kekuatannya!?     

Semua orang tidak berani membayangkan!     

Jika bukan karena aroma darah masih memenuhi udara, jika bukan karena pemandangan Qu Xin Rui yang masih terus menggeliat di tanah, mereka mungkin berpikir mereka masih berada di alam mimpi!     

Jun Wu Yao memutar tubuhnya, dan berjalan ke arah Jun Wu Xie. Dan begitu ia berbalik, Ye Sha dan Ye Mei tiba-tiba muncul di belakang Qu Xin Rui, menarik Qu Xin Rui dengan cuek dari genangan darah yang dimuntahkannya sendiri.     

Sang Qu Xin Rui saat itu, tidak lagi menunjukkan jejak kesombongan seperti sebelumnya, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang menindas Kota Seribu Monster selama lebih dari sepuluh tahun.     

Pakaiannya terendam darah dan lidah di mulutnya sudah membusuk hingga ke akarnya, pembusukan itu masih berlangsung tanpa henti, dari dalam seluruh mulutnya. Bibirnya telah membusuk dan gusinya sudah hancur berantakan karena pembusukan. Seraya Ye Sha dan Ye Mei menyeretnya, gigi yang berdarah-darah jatuh satu per satu dari rongga mulutnya, berdenting di tanah. Di wajahnya tempat di mana mulutnya seharusnya berada, tidak ada lagi daging yang dapat dilihat, dan hanya tulangnya yang putih dan berlumuran darah yang bisa terlihat oleh orang-orang di kerumunan ….     

Mulut Qu Xin Rui, terlihat begitu menakutkan seakan seseorang telah mengoyak daging di wajahnya dengan paksa.     

Rasa sakit yang hampir membunuhnya membuat Qu Xin Rui hampir kehilangan kesadarannya, namun perhatiannya bukan terpusat pada rasa sakit yang menghancurkan tubuhnya. Matanya dipenuhi ketakutan seraya menatap punggung Jun Wu Yao, sosok yang begitu anggun dan gagah, namun ia adalah orang yang telah membuatnya putus asa, membunuh semua harapannya hingga tak bersisa.     

[Orang di dalam dongeng itu!]     

[Sebenarnya masih hidup!]     

"Ugh! Ugh! Ugh!!" Ia berusaha untuk mengatakan sesuatu, namun lidahnya yang membusuk membuatnya tak bisa berbicara dan suara yang dipaksakan keluar dari tenggorokannya hanya berupa sebuah pekikan.     

Namun ….     

Tidak ada orang di sana yang ingin mendengarkan perkataannya.     

Jun Wu Yao berjalan santai ke sebelah Jun Wu Xie, senyuman masih tersungging di wajahnya.     

"Seperti yang kau inginkan, hidup." Jun Wu Yao mempersembahkan, mengangkat tangannya sedikit, sebuah pertunjukan dengan Qu Xin Rui sebagai bintangnya, matanya yang memikat mencolek Jun Wu Xie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.