Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan di Wajah - Wujud Kesebelas (5)



Tamparan di Wajah - Wujud Kesebelas (5)

1Qu Xin Rui mengangkat kepalanya dan menengadah!     

Di atas dinding gerbang Kota Seribu Monster, satu sosok kecil berdiri dengan gagah, dengan wajah menghadap angin.     

Tatapan sedingin es, rambut yang hitam legam berkibar di belakangnya. Itu adalah sosok yang bertubuh mungil, namun entah bagaimana menumbuhkan rasa takut di hati orang yang melihatnya.     

"Jun Xie!" Qu Xin Rui memandang Jun Xie berdiri di tembok kota, sedikit terkejut.     

Ia telah menunggu Jun Xie muncul selama berhari-hari dan tidak menyangka Jun Xie tiba-tiba muncul di tengah kericuhan ini!     

Xiong Ba sangat terkejut melihat Jun Xie dan ia ingin mengatakan sesuatu tetapi ia merasa tidak layak untuk memanggil pemuda itu. Ia hanya bisa berdiri di sana dengan mengepalkan telapak tangannya erat-erat, benar-benar merasa malu.     

Mata Jun Wu Xie terpaku pada Qu Xin Rui dan ia tidak melihat ke arah lain.     

"Sebuah kebetulan kau ada di sini sekarang. Aku pikir kau tidak menginginkan Binatang Rohmu lagi." Qu Xin Rui berkata sambil tertawa. Melihat Jun Xie muncul, ia tidak takut sedikit pun, namun hatinya dipenuhi kegembiraan. Kehilangan Kota Seribu Monster tidak lagi menjadi masalah, selama ia masih memegang ikatan dengan Negeri Api, ia akan bisa mengerahkan kekuatan yang lebih besar!     

"Tenang saja, Binatang Rohmu masih ada di tanganku. Aku telah merawatnya dengan baik, dan tidak membiarkan binatang itu menderita." Qu Xin Rui berkata sambil tersenyum. Tatapannya kemudian berpaling pada orang-orang Kota Seribu Monster dan ia berkata, "Namun hari ini bukan hari yang tepat untuk bicara. Apakah Tuan Muda Jun mau menungguku untuk mengurus anjing pembangkang ini terlebih dahulu sebelum kita bisa duduk dan berbicara panjang? Kita akan memiliki waktu sebanyak yang kita inginkan."     

"Sayang, aku tidak ingin membuang napasku untuk seorang wanita yang sangat menjijikkan." Jun Wu Xie berkata, sambil tertawa dingin.     

Senyum di wajah Qu Xin Rui langsung menghilang, dan matanya memicing menunjukkan ketidaksenangan.     

"Jun Xie, aku memperlakukanmu dengan sopan dan sebaiknya kau tahu tempat. Jadi kenapa kalau kau Kaisar Negeri Api? Jangan lupa, kau sekarang berada di Kota Seribu Monster! Kau tidak memiliki jutaan pasukan tentara di belakangmu! Jika kau masih tidak tahu apa yang baik bagimu, membuatku semakin marah, aku tidak akan menunjukkan belas kasih padamu. Atau kau mau bilang padaku …."     

Tatapan Qu Xin Rui tertuju pada Qu Wen Hao yang berwajah datar.     

"Kau akan mencampuri urusan yang tidak ada hubungannya denganmu?"     

Jun Wu Xie berkata, "Apa pun yang ingin kulakukan, kau tidak berhak berbicara mengenainya."     

Qu Xin Rui tiba-tiba tertawa keras. "Jun Xie, kau terlalu lugu. Apa yang dilakukan Kota Seribu Monster bagimu? Jangan lupa, Binatang Rohmu, dikirim oleh Qu Wen Hao sendiri. Jika bukan karena dirinya, bagaimana aku bisa memaksa seekor Binatang Roh Kelas Pelindung untuk tinggal di sisiku?"     

Kata-kata Qu Xin Rui membuat kerumunan menghela napas tercengang. Tidak banyak di antara mereka yang pernah melihat Jun Xie, namun mereka telah mendengar sebelumnya bahwa seorang pemuda yang memiliki Binatang Roh Kelas Pelindung telah muncul di Arena Binatang Roh dan tidak menyangka pemuda itu adalah Jun Xie. Namun mereka terkejut Kepala Daerah Kota mereka mampu menculik Binatang Roh dari Jun Xie dan mengirimkannya ke tangan Qu Xin Rui!     

Tidak ada sedikit pun jejak kemarahan di mata Jun Wu Xie, namun ia hanya terus memandangi Qu Xin Rui dengan tatapan tenang dan dingin.     

Qu Xin Rui melihat ia tidak mendapatkan reaksi apa pun dari Jun Xie dan ia menggertakkan giginya diam-diam sambil berkata, "Jangan katakan padaku kau berusaha menolong Kota Seribu Monster, melupakan ketidakadilan di masa lalu yang telah mereka lakukan padamu, semua itu demi Qu Ling Yue? Sayang sekali kalau begitu. Gadis kecil yang suci dan tak bernoda di hatimu, kini hanya sebuah sepatu tua yang sudah rusak yang telah digunakan dengan kasar. Apakah kau tahu mengapa Qu Wen Hao melakukan semua yang kuperintahkan dengan begitu patuh? Hingga menggunakan Seruling Tulang Penjinak Roh untuk mengirim Binatang Rohmu kepadaku?"     

Mata Qu Xin Rui memicing dengan kilat yang begitu berbahaya.     

"Karena aku membuatnya menyaksikan, putrinya kesayangannya, di hadapan matanya sendiri, dinodai oleh sekelompok pria! Ha ha ha ha!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.