Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan di Wajah - Wujud Kesebelas (2)



Tamparan di Wajah - Wujud Kesebelas (2)

2Dengan teriakan Qu Xin Rui yang membahana, para wanita ini dikuasai dengan ketakutan dan teror. Mereka gemetar tak terkendali dan tanpa sadar merapatkan diri ke anggota keluarga mereka.     

Para warga di gerbang kota bergerak untuk melindungi para wanita di belakang mereka, sebuah tanda yang jelas bahwa mereka tidak akan menyerahkan wanita mereka lagi.     

Qu Xin Rui menatap perlawanan yang ditunjukkan oleh warga dan wajahnya semakin kelam dan jahat. Ia melayangkan pandangannya ke Qu Wen Hao yang terlihat menyedihkan dan berteriak padanya, "Qu Wen Hao! Apakah kau tidak akan mengumpulkan para tahanan!? Apakah kau tidak mau melihat anak dan istrimu lagi!?"     

Pikiran Qu Wen Hao tiba-tiba terperanjat dan ia menengadah. Ia berjalan ke depan Qu Xin Rui yang terlihat sangat panik dan bingung lalu bertanya, "Di mana istriku …. Di mana dia …. Mengapa aku tidak melihatnya …. Semua orang sudah kembali, mengapa ia tidak ada di sini …."     

Qu Xin Rui mengejek dengan dingin dan berkata, "Aku tentu saja memberikan perlakuan khusus pada Nyonya Besar Kota Seribu Monster dan jika kau masih ingin melihat istrimu, maka biarkan para penjaga menangkap semua wanita ini!" Dengan memegang kunci di tangannya, Qu Xin Rui tidak akan menyerah. Sebelum ia dapat mengendalikan Negeri Api melalui Jun Xie, orang-orang di Kota Seribu Monster harus tetap berada di bawah kendalinya.     

Qu Wen Hao memutar kepalanya mengamati keadaan di sekelilingnya dan tampak bingung ketika melihat rakyat Kota Seribu Monster. Di wajah-wajah itu, ia melihat duka dan perjuangan yang dilalui orang-orang itu. Ia melihat tulang punggung yang hilang dari orang-orang di Kota Seribu Monster perlahan telah pulih kembali. Orang-orang yang sangat takut pada Qu Xin Rui tidak lagi bersikap seperti pengecut seperti yang mereka lakukan sebelumnya. Mata mereka dipenuhi dengan keteguhan hati seraya mereka mendorong wanita-wanita mereka ke belakang, dada mereka mengembang, menantang musuh.     

Tatapan Qu Wen Hao beralih dari wajah orang-orang ke wanita yang ketakutan di belakang mereka. Para wanita itu juga warga Kota Seribu Monster tetapi mereka telah ditangkap oleh Qu Xin Rui beberapa tahun yang lalu, dipenjarakan di penjara bawah tanah di mana mereka tidak bisa melihat cahaya di siang hari. Tidak mendapatkan cahaya matahari begitu lama, kulit mereka terlihat sangat pucat. Mata mereka yang besar tak berkedip menatap Qu Wen Hao, Kepala Daerah mereka, sementara mata mereka memohon tanpa suara.     

Qu Wen Hao merasa seolah sesuatu tersangkut di tenggorokannya ketika ia melihat begitu banyak mata yang dipenuhi dengan keputusasaan, dan ia merasa dirinya tidak sanggup memberi perintah.     

"Qu Wen Hao! Apakah kau benar-benar ingin keluargamu hancur!?" Qu Xin Rui melihat Qu Wen Hao masih belum bergerak setelah sekian lama dan ia berteriak tidak sabar.     

Seluruh tubuh Qu Wen Hao gemetar sekali lagi karena gambaran tak terbayangkan melintas di benaknya, mendorong dengan keganasan seperti sebuah jarum, yang menusuk hati nuraninya.     

"Kepala Daerah Kota …. Ia berbohong … ia berbohong! Nyonya Besar sudah lama tiada …." Salah satu wanita itu tiba-tiba berteriak dari tengah kerumunan. Suara yang pecah di udara dan sampai ke telinga Qu Wen Hao, memukulnya begitu keras hingga ia terhuyung ke belakang beberapa langkah, dan darah sepenuhnya sirna dari wajahnya!     

"Omong kosong apa yang kau katakan! Penjaga! Bunuh pelacur itu sekarang juga!" Mata Qu Xin Rui tiba-tiba berkilat dengan kegugupan, dan ia berteriak putus asa. Shen Chi yang berdiri tepat di belakangnya langsung melangkah maju, ingin membungkam wanita yang baru saja bicara.     

Namun Qu Wen Hao tiba-tiba berdiri di depan Shen Chi, menghadang jalannya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Qu Wen Hao, matanya membelalak marah.     

"DI MANA ISTRIKU!"     

Qu Xin Rui terkejut, dan ia berjuang untuk menahan rasa panik yang mengancam naik dari hatinya seraya ia berkata dengan berpura-pura geram, "Qu Wen Hao! Kau pikir dengan siapa kau bicara!?"     

"DI MANA ISTRIKU!" Qu Wen Hao menggelegar, matanya merah dan nanar.     

Qu Xin Rui mengutuk di dalam hatinya dan berkata, "Istrimu masih hidup dan aku memenjarakan dia di tempat terpisah. Jangan dengarkan omong kosong pelacur itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.