Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kau Tidak Kedinginan? Aku Kedinginan (3)



Kau Tidak Kedinginan? Aku Kedinginan (3)

2Tatapan ganjil melintas di wajah Jun Wu Yao hanya untuk sekejap. Jun Wu Xie tidak pernah sekali pun bertanya sesuatu padanya sebelum ini. Siapa dia, ke mana ia pergi setiap hari, ia tak pernah bertanya sekali pun. Namun hari ini, ia bertanya.     

Jun Wu Xie masih menatapnya dengan serius.     

Jun Wu Yao tidak merasa terganggu dengan pertanyaannya namun garis senyum di sudut matanya malah semakin bertambah dalam.     

"Aku harus mengurus suatu masalah dan aku telah menyelesaikannya sekarang." Ini adalah pertama kalinya Jun Wu Xie bertanya mengenai sesuatu tentang dirinya. Apakah ia boleh menganggap kesayangan kecilnya akhirnya mulai peduli mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya?     

"Apakah kau masih harus pergi lagi?" Jun Wu Xie tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya lagi.     

"Tidak dalam waktu dekat." Jun Wu Yao menjawab sambil menatap Jun Wu Xie, matanya yang tadi berwarna hitam pekat sekarang berubah menjadi ungu tua. Mata ungunya memantulkan sosok Jun Wu Xie, seolah ingin selamanya menanam kenangan akan peristiwa ini di dalam jiwanya.     

Jun Wu Xie tidak mengatakan apa-apa lagi setelah itu.     

Jun Wu Yao menggendongnya dan duduk di sebuah kursi, meletakkan Jun Wu Xie di atas pangkuannya, tangannya memegang wajah mungilnya, matanya perlahan mengamati setiap helai bulu alisnya.     

"Tidak ingin aku pergi?" Suara Jun Wu Yao sedikit tertahan, seperti menjajaki tanah yang belum teruji.     

Jun Wu Xie menatapnya dan ragu-ragu sesaat sebelum ia akhirnya dengan sangat pelan, menganggukkan kepalanya hanya sekali lagi.     

"Maka aku tidak akan pergi." Jun Wu Yao tiba-tiba berkata.     

Mata Jun Wu Xie membelalak lebar seraya ia melihat wajah Jun Wu Yao dengan senyuman lebarnya.     

"Kau memiliki urusan yang harus kau selesaikan." Ia hanya berpikir seperti itu tetapi ia tak pernah benar-benar berharap Jun Wu Yao akan tinggal di situ. Di belakang Jun Wu Yao, terlalu banyak rahasia yang tersembunyi dan instingnya mengatakan padanya bahwa masalah yang diurus Jun Wu Yao sangat jauh dari jangkauannya.     

Memaksa pria itu tinggal bersamanya akan sangat egois dan Jun Wu Xie tidak menginginkan hal itu.     

"Di dalam hatiku, tidak ada hal lain yang lebih penting darimu." Jun Wu Yao berkata, seraya ia menggenggam tangan mungil Jun Wu Xie, tersenyum berkilauan menatapnya.     

Jantung Jun Wu Xie, tiba-tiba berdetak sangat cepat.     

Ia sangat ingin mengatakan pada Jun Wu Yao dengan tenang bahwa dirinya tak perlu melakukan hal itu karena itu hanya emosi sesaat yang aneh hari ini dan Jun Wu Yao tidak usah menganggap serius semua perkataannya. Namun ketika ia melihat sepasang mata yang tersenyum itu, kata-kata itu sepertinya tersangkut di tenggorokannya hingga ia tak bisa mengucapkannya bagaimana pun kerasnya ia berusaha.     

"Tidak perlu khawatir. Hal tertentu tidak memerlukan aku turun tangan langsung." Seolah Jun Wu Yao melihat dilema di dalam diri Jun Wu Xie, ia tak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa sambil mendekatkan dirinya pada Jun Wu Xie, meletakkan keningnya di kening Jun Wu Xie, berkata pelan, "Kecuali, Xie Kecil tidak ingin aku berada di sini menemanimu?"     

"Tidak …." Sudah lama Jun Wu Xie tidak merasakan dirinya sulit berkata-kata. Setelah dilahirkan kembali, ia telah mengalami banyak peristiwa dan mendapatkan teman serta keluarga yang menemaninya. Ia perlahan berubah dan kemampuannya untuk mengekspresikan diri perlahan membaik. Namun kali ini, ia seolah kembali ke masa lampau di mana ia tidak tahu apa yang harus ia ucapkan atau bagaimana mengekspresikan perasaannya.     

Jun Wu Yao hanya tertawa dan membungkus Jun Wu Xie di dalam dekapannya, kemudian berkata dengan suara lembut dan menenangkan, "Bagus kalau tidak dan kau tidak perlu mengkhawatirkan hal lain. Aku tahu bagaimana mengurus masalahku. Namun …. Xie Kecil tidak menganggapku sebagai seorang kakak lagi?" Memeluk sosok mungil itu di dalam tangannya, Jun Wu Yao langsung membayangkan kembali waktu ketika mereka baru saja bertemu. Ketika itu, memeluk gadis ini seperti ini tidak bisa dibayangkan. Bahkan mendekatinya saja akan membuat si kecil menarik jarum peraknya, dan memasang kuda-kuda seolah ia akan mengirimnya pada kematian sewaktu-waktu.     

Wajah Jun Wu Xie menjadi sedikit hangat dan untung saja Jun Wu Yao tidak bisa melihatnya, karena ia mengingat hal yang sama dengan Jun Wu Yao.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.