Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kau Tidak Kedinginan? Aku Kedinginan (1)



Kau Tidak Kedinginan? Aku Kedinginan (1)

3Suara yang sangat jantan dan berat tiba-tiba terdengar di dalam kamar dan Jun Wu Xie yang berdiri di kamar mandi segera melambatkan gerakannya. Ia berdiri di tempat tak bergerak sedikit pun, seraya matanya terus mengamati tangannya yang memerah yang masih terendam di air es.     

Tangan yang bersih dan tegap terulur ke arah Jun Wu Xie. Tulang sendi tangan itu terlihat menonjol, ramping namun kuat. Tangan yang besar, hangat dan nyaman itu terjulur ke dalam air dan menarik tangan mungil Jun Wu Xie yang sudah hampir membeku di air es.     

Begitu dingin hingga tangan itu hampir tidak bisa merasakan apa-apa lagi, digenggam erat di dalam tangan besar itu, kehangatan perlahan menyebar dan mengusir dingin yang menusuk.     

"Ini sedingin es, apakah kau tidak kedinginan?" Pria tampan tak bercela menatap serius wajah mungil yang sedikit tertunduk, wajahnya yang putih memerah, kulitnya terlihat begitu menyala.     

"Tidak." Jun Wu Xie berkata pelan, kepalanya masih tertunduk.     

"Tetapi aku merasa dingin."     

Jun Wu Xie tidak menjawab.     

Berikutnya, ia ditarik ke dalam pelukan yang hangat dan nyaman, sepasang tangan yang sedingin es diletakkan di atas dada yang membara, tangan besar itu mencengkeram tangan mungilnya, menariknya dan menyelipkannya ke balik jubahnya.     

Sensasi hangat terasa di ujung jemari Jun Wu Xie hingga hal itu membuatnya kembali tersadar. Ia tiba-tiba menengadahkan kepalanya dan wajah Jun Wu Yao yang membuatnya nyaman terpantul di dalam matanya yang jernih.     

Insting Jun Wu Xie mendorongnya untuk menjauhkan tangannya dari dada Jun Wu Yao namun kekuatannya yang melemah tak berdaya dan tidak ada apa-apanya di hadapan Jun Wu Yao. Dengan satu tangan menggenggam tangan mungilnya, Jun Wu Xie tidak bisa melakukan apa-apa selain membiarkan tangannya berada di atas dada Jun Wu Yao.     

Kehangatan yang membara dan sensasi dingin bersatu ketika panas dan dingin saling bertemu, hingga suhunya menjadi normal.     

"Dingin." Jun Wu Xie berkata sambil mengernyitkan keningnya dan ingin menarik tangannya. Bagaimana dinginnya tangannya saat itu, ia tahu betul.     

Jun Wu Yao menundukkan kepalanya dengan senyuman berseri-seri dan menatap wajah kecil yang memerah. Tangannya yang lain perlahan membelainya dan ia merasa wajahnya sedingin tangan yang berada di dalam genggamannya. Wajahnya masih sedikit basah dan air es itu telah mengusir kehangatan dari wajahnya.     

"Kau baru menyadari bahwa itu dingin sekarang. Mengapa aku tidak melihatmu menghindar tadi?" Jun Wu Yao bertanya pada Jun Wu Xie, alisnya terangkat.     

Bibir Jun Wu Xie kaku dan ia hanya menundukkan kepalanya dan menolak untuk mengatakan apa-apa.     

Jun Wu Yao melihat bahwa Jun Wu Xie bersikap tidak wajar. Ia sudah pergi cukup lama dan segera setelah ia kembali, ia menemukan Xie Kecilnya bersikap aneh.     

Di masa lalu, kapan pun mereka bertemu, wajah si kecil ini juga akan selalu merona merah, namun bukan dengan air es sedingin itu, melainkan wajah yang menghangat. Tetapi kali ini, bukan saja kulitnya berubah menjadi dingin, matanya juga terlihat murung. Mata Jun Wu Xie mengingatkannya ketika ia bertemu pertama kali dengan Jun Wu Xie, landak kecil yang selalu berduri tegak. Namun dengan berlalunya waktu, pandangannya tidak lagi begitu dingin dan jauh. Jadi kenapa hari ini terlihat berbeda?     

Jun Wu Yao memeluk Jun Wu Xie di dalam tangannya dan menggunakan panas tubuhnya untuk mengusir dingin darinya. Ia kemudian memutar sedikit kepalanya dan di sudut matanya, pandangannya mendarat di Kucing hitam kecil.     

Kucing hitam kecil langsung menggigil di bawah tatapan itu. Ia melihat tatapan Jun Wu Yao begitu lembut dan manis pada Nonanya, namun kenapa mata itu tiba-tiba berubah menjadi mata iblis yang begitu mengerikan ketika melihatnya!?     

Tatapan dingin yang menusuk, hampir membuat darah Kucing hitam kecil berubah menjadi es saat itu juga!     

Kucing hitam kecil langsung memahami apa yang maksud tatapan dingin Jun Wu Yao. Pria itu tidak akan memaksa Jun Wu Xie untuk mengatakan sesuatu padanya, namun itu bukan berarti dirinya terbebas dari interogasi!     

Di bawah tatapan tirani raja iblis, Kucing hitam kecil tidak memiliki pilihan lain selain mengatakan semua yang ia ketahui.     

"Hmm … barusan saja … seorang penyihir tua mencium Nona."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.