Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Rasakan Akibat Perbuatanmu (5)



Rasakan Akibat Perbuatanmu (5)

0"Bibi Buyut!" Segera setelah melihat Lin Feng diseret, jantung Lin Que lompat.     

"Kau mau mengatakan sesuatu?" Qu Xin Rui tersenyum dingin menatap Lin Que.     

Lin Que membeku di tempatnya, mulutnya menganga dan ia menggigil tak tertahan, sementara suara pelan dapat terdengar keluar dari sela-sela giginya. Ia rebah di lantai terdiam, tak berani mengucapkan kata-kata lain.     

"Bibi Buyut ampuni aku! Aku menyadari kesalahanku! Aku benar-benar menyadari kesalahanku!" Dicengkeram dan diangkat, Lin Feng tidak memikirkan rasa sakit yang menyerang tubuhnya saat ini. Setelah ia mendengar Qu Xin Rui ingin ia didisiplinkan, ia tahu ia kali ini berada dalam masalah besar dan tidak ada yang dapat ia lakukan kecuali memohon dengan suara keras.     

"Ayah! Selamatkan aku … tolong aku …." Suara Lin Feng terdengar sangat ketakutan.     

[Ia sudah salah, ia menyadari bahwa ia benar-benar salah kali ini. Ia tidak pernah menyangka bahwa Jun Xie bisa menjadi Kaisar Negeri Api. Jika ia tahu, ia akan langsung mengerti niat Qu Xin Rui untuk mencoba memenangkan dukungan Jun Xie, dan ia tak akan berani bersikap begitu lancang pada Jun Xie sejak awal.]     

Namun Lin Feng sendiri tidak tahu mengapa ia tak bisa menahan dirinya tadi, hingga membuatnya memuntahkan kata-kata terkutuk itu.     

Sayang Qu Xin Rui tidak peduli, dan Lin Que tidak berani peduli.     

Lin Feng diseret ke bawah oleh pria itu dan ketika sosoknya menghilang dari tangga, teriakannya masih berkumandang di aula perayaan.     

Qu Xin Rui perlahan kembali bersandar di bangku panjangnya, meletakkan kepalanya di tangannya seraya menatap Lin Que yang berlutut di lantai dan berkata, "Aku akan mendisiplinkan dia beberapa hari di sini dan mengembalikannya ke tanganmu setelah itu. Kau bisa berdiri sekarang."     

Lin Que terdiam sejenak sebelum ia berbicara dengan gagap, "Aku berterima kasih pada Bibi Buyut atas perhatianmu."     

Ia berdiri dan kembali ke kursinya dengan diam, di mana ia tak mengatakan apa-apa lagi setelah itu.     

Di karpet, darah yang tersembur dari mulut Lin Feng masih terlihat merah cerah, tercium bau darah yang tercampur dengan aroma manis yang memuakkan di udara dalam ruangan itu.     

Suara sitar kemudian terdengar, seolah tidak ada kejadian apa-apa.     

Sebuah senyuman kembali muncul di wajah Qu Xin Rui dan ia berpaling ke arah Jun Xie di sisinya. "Tuan Muda Jun, jangan hiraukan semua itu. Izinkan aku bersulang untukmu."     

Jun Wu Xie mengangkat gelasnya tanpa ekspresi, menerima sulang dari Qu Xin Rui.     

"Jangan biarkan orang-orang sembrono itu merusak suasana. Sehubungan dengan apa yang aku ucapkan tadi pada Tuan Muda Jun, aku berharap Tuan Muda Jun akan mempertimbangkannya dengan serius. Jika kau mau bekerja sama, entah itu untuk aku dan kau, atau bagi Negeri Api di belakangmu, akan menguntungkan bagi kita semua. Lagipula, sekarang di seluruh bumi, tidak ada penguasa yang memiliki roh ungu." Qu Xin Rui terus melanjutkan perkataannya, seolah ia sudah lupa sama sekali dengan insiden Lin Feng, senyumnya mekar seperti setangkai bunga.     

Jun Wu Xie tidak tahu dari mana Qu Xin Rui mengetahui bahwa ia adalah Kaisar Negeri Api, tetapi ia tak akan menjelaskan semuanya padanya. Karena Qu Xin Rui memintanya untuk mempertimbangkan hal ini, ia akan mempertimbangkannya dengan "perlahan."     

"Aku pasti akan memikirkan semua ini dengan serius."     

Qu Xin Rui tersenyum. Ia tidak percaya ada orang di seluruh penjuru dataran ini yang tidak menginginkan kekuatan Roh Ungu yang luar biasa hebat.     

Bahkan sebagai seorang Kaisar yang memimpin, seseorang masih akan khawatir menua dan akhirnya akan meninggal dunia.     

Qu Xin Rui mengangkat gelas anggurnya dan hendak minum ketika ia melihat kulit di pergelangan tangannya. Ekspresi di wajahnya langsung berubah.     

Suara benda yang pecah terdengar!     

Semua orang menatap terkejut.     

Qu Xin Rui telah melemparkan gelas anggur yang ia pegang di tangannya ke lantai karena kesal, wajahnya yang sangat memikat memperlihatkan jejak kemarahan yang samar.     

"Perjamuan hari ini berakhir di sini dan semua tamu silakan pergi!" Wajah Qu Xin Rui kelam seraya ia meremas pergelangan tangannya dan tiba-tiba berbalik, berjalan ke belakang aula utama.     

Perayaan ulang tahun tiba-tiba berakhir dan para tamu dikejutkan dengan peristiwa yang mendadak terjadi ini. Namun karena Qu Xin Rui telah memerintahkan untuk bubar, tidak ada di antara mereka yang berani tetap berada di sana lebih lama dan mereka pun segera berbondong-bondong meninggalkan tempat itu dengan patuh, kecuali Lin Feng, yang tidak akan kembali ke rumah malam ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.