Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Rasakan Akibat Pebuatanmu (3)



Rasakan Akibat Pebuatanmu (3)

1"Kata-kata orang mabuk?" Qu Xin Rui mencemooh, "Katanya orang berbicara jujur ketika ia mabuk, dan kata-kata itu pasti sudah lama terpendam di dalam benaknya."     

"Aku tidak berani …." Lin Que berlutut di lantai, gemetar tidak karuan. Qu Xin Rui benar-benar marah kali ini.     

"Lin Que, apakah kau juga berpikir sama di dalam hati?" Qu Xin Rui berkata tanpa senyum ramah sama sekali.     

Lin Que langsung bersujud, membenturkan kepalanya di lantai, "Bawahanmu tidak akan berani! Mengapa bawahanmu berpikir begitu? Aku sangat loyal pada Bibi Buyut dan tidak pernah sekali pun berani berpikir seperti itu."     

"Huh." Qu Xin Rui tidak bisa percaya satu kata pun dari mulut Lin Que.     

"Tidak berani? Apa yang tidak berani kau lakukan?"     

Lin Que terperanjat dan ia terus membenturkan kepalanya di lantai, terus-menerus mengungkapkan kesetiaannya yang tak tergoyahkan, tetapi itu semua tidak ada gunanya.     

Di sisi lain, Lin Feng tiba-tiba tersadar karena kemarahan Qu Xin Rui dan terlihat kebingungan di tempatnya berdiri, rona merah padam tiba-tiba sirna ketika wajahnya langsung berubah menjadi pucat pasi seperti hantu.     

[Apa yang baru saja ia katakan?]     

Lin Feng tentu saja tak bisa percaya semua yang ia katakan pada Qu Xin Rui. Pikiran itu memang telah merasuki benaknya sebelumnya namun ia hanya berani menggerutu dalam hati dan ia tak pernah berani mengungkapkan satu kata pun. Tetapi entah kenapa barusan saja, ia tiba-tiba merasa bola api membakar hatinya, yang memaksanya memuntahkan semua kata-kata di dalam hatinya, dan hanya setelah Qu Xin Rui marah api itu pun sirna.     

Setelah menjadi tenang, Lin Feng jatuh berlutut di lantai dengan benturan keras dan gemetar seperti daun yang tertiup angin.     

"Bibi Buyut …. Bibi Buyut …. Maksudku bukan seperti itu, bukan itu yang kumaksud …." Lin Feng gemetar di lantai, tak sedikit pun warna tersisa di wajahnya.     

"Bukan yang kau maksud? Jadi apa maksudmu?" Qu Xin Rui mencemooh. "Pasti kau dan ayahmu sangat menderita karena harus bekerja untukku!"     

"Bukan! Sama sekali bukan begitu!" Lin Feng segera menggelengkan kepalanya. Tatapan Qu Xin Rui di wajahnya membuatnya mengeluarkan keringat dingin dan tak pernah ia bayangkan ia akan memuntahkan semua perasaannya yang terpendam.     

"Bukan? Ha." Qu Xin Rui melangkah perlahan dan berdiri di hadapan Lin Feng.     

Lin Feng bahkan tidak berani mengangkat kepalanya dan hanya bisa terus gemetar menatap kaki Qu Xin Rui.     

Qu Xin Rui tiba-tiba mengangkat satu kakinya dan menendang Lin Feng hingga melayang di udara!     

Sebuah tendangan roh ungu yang begitu kuat tidak bisa ditahan oleh Lin Feng. Begitu ia melayang dan mendarat di lantai, darah semulut penuh tersembur dari mulut Lin Feng ke lantai, darah merahnya terlihat begitu kontras dan mengerikan di atas karpet bulu rubah putih.     

"Siapa kau di hadapanku? Kau berani berbicara dengan cara seperti itu padaku? Jadi kenapa kalau ayahmu adalah salah satu klan di Kota Seribu Monster? Ia hanya seekor anjing yang kupelihara. Ketika aku memerlukannya hidup-hidup ia hidup. Jika aku ingin ia mati, ia akan mati. Di hadapanku, kau bahkan tidak layak berbicara!" Qu Xin Rui berkata, menatap nanar Lin Feng yang tergeletak di lantai dan muntah darah terus-menerus, tak sedikit pun simpati terlihat di mata wanita itu.     

Sebelum ini, demi Lin Que, ia sudah mengalah dan tidak memperpanjang masalah Wivern Licik dengan Lin Feng, namun Lin Feng melunjak dan mempermalukannya di pesta ulang tahunnya, bagaimana ia bisa mentoleransi hal ini?     

"Bibi Buyut, mohon ampun …. Lin Feng …. Lin Feng tidak bermaksud seperti itu sama sekali." Ketika ia melihat anaknya yang malang tergeletak di lantai, hati Lin Que begitu pilu hingga ia hampir mati, tetapi ia tak berani menolong anaknya untuk berdiri di hadapan Qu Xin Rui.     

"Tidak bermaksud seperti itu? Lin Que, aku berikan kesempatan padamu, untuk mendidik anakmu dengan baik, tetapi bagaimana kau menanganinya? Jun Xie adalah seorang tamu terhormat yang aku undang dan anakmu berani memfitnah dan mempermalukan tamuku seperti ini. Apakah ia benar-benar berpikir posisinya yang hanya sebagai Ketua Klan Muda bisa dibandingkan dengan Jun Xie sebagai Kaisar Negeri Api?" Qu Xin Rui berkata dengan jijik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.