Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pesta Ulang Tahun (3)



Pesta Ulang Tahun (3)

1Jun Wu Xie mengangkat pandangannya menatap Qu Wen Hao. Ekspresi Qu Wen Hao tenang dan ia memperlihatkan aura ramah dari seorang senior, terlihat seolah ia hanya bertanya pada seorang junior tanpa maksud tersembunyi.     

"Jun Xie yang tersanjung, memberi salam pada Kepala Daerah Kota Seribu Monster." Jun Wu Xie menyapa.     

Qu Wen Hao kemudian berkata sambil tersenyum, "Tidak perlu bersikap sangat formal. Aku telah mendengar dari Ling Yue bahwa kau telah merawatnya di Negeri Api dan bahkan menyelamatkan nyawa putri kecilku. Aku benar-benar sibuk belakangan ini walaupun aku selalu ingin mengucapkan terima kasih padamu tetapi tidak pernah sempat, dan hanya bisa meminta dua pria dari Klan Amukan Api ini untuk menerimamu sebagai tamu kehormatan kami. Aku harap Tuan Muda Jun tidak tersinggung."     

"Kepala Daerah Kota terlalu baik." Jun Xie dan Qu Wen Hao bertanya jawab dengan lancar dan percakapan antara mereka tidak terdengar aneh sama sekali. Tidak ada yang akan menduga bahwa Jun Xie dan Qu Wen Hao sudah setuju untuk bekerja sama lewat Qu Ling Yue.     

"Rasa terima kasih walaupun sudah lewat masih harus diutarakan." Qu Wen Hao berkata sambil tertawa dan ia menarik Qu Ling Yue yang bersembunyi di belakangnya untuk berdiri di depan Jun Xie dan berkata, "Ling Yue, apakah kau tidak akan berterimakasih pada Jun Xie?"     

Jantung Qu Ling Yue berdegup sangat kencang saat itu ketika ia melihat Jun Xie tadi dan ia sudah tidak berani melihat Jun Xie lagi. Dan sekarang, ditarik oleh ayahnya sendiri tiba-tiba dan berdiri dalam jarak yang sangat dekat dengan Jun Xie, begitu dekat hingga ia dapat mencium aroma rempah yang berasal dari tubuh Jun Xie.     

Aroma itu tidak semanis bunga, namun aroma yang awalnya tercium sedikit getir, segera membuat orang yang menciumnya menjadi tenang.     

Namun itu adalah ketenangan, yang tak dapat dialami Qu Ling Yue.     

Tiba-tiba begitu dekat dengan Jun Xie, Qu Ling Yue tidak sadar hampir mengangkat kepalanya. Ketika ia sadar dirinya mendadak menatap mata Jun Xie yang jernih dan dingin, wajahnya bahkan semakin memerah, jari-jarinya terjalin erat satu sama lain sebelum ia memutar sapu tangan di tangannya gugup.     

Matanya yang berbentuk biji badam melebar, memantulkan cahaya terang dari lampion yang berkilauan.     

"Tuan … tuan …." Menatap wajah tampan yang begitu dekat dengannya, Qu Ling Yue mendadak merasa wajah itu seratus kali lebih memikat daripada laki-laki yang paling tampan di bawah langit. Ia merasa seolah kucing itu mencakar lidahnya dan ia tak dapat berbicara sama sekali.     

Kepala Jun Wu Xie condong seraya ia melihat Qu Ling Yue yang wajahnya memerah dan sangat gugup, merasa bingung. Sejak Qu Ling Yue meninggalkan dirinya di kamar hari itu, ia berpikir Qu Ling Yue bersikap aneh. Dan sekarang ketika ia bertemu lagi dengannya setelah beberapa hari, "kondisi" Qu Ling Yue tampaknya semakin memburuk.     

Ditatap oleh Jun Xie seperti ini, Qu Ling Yue begitu gugup hingga ia hampir menangis. Ia segera menundukkan kepalanya dan membenamkannya di antara bahunya lalu menutup matanya, segera membungkuk sampai pinggang untuk mengucapkan terima kasih pada Jun Xie.     

"Terima …."     

Suara benturan terdengar!     

Qu Ling Yue yang malu-malu membungkuk dengan mata terpejam, telah membenturkan kepalanya di bahu Jun Wu Xie, dan suara benturan yang agak keras terdengar.     

Qu Ling Yue tiba-tiba merasa pusing seolah ia melihat bintang-bintang di matanya, namun Jun Wu Xie di sisi lain, baik-baik saja.     

Dengan kekuatan spiritual Qu Ling Yue, membentur Jun Wu Xie yang hampir mencapai roh biru, tidak akan berpengaruh besar pada Jun Wu Xie, namun bagi Qu Ling Yue, itu sebuah benturan yang cukup keras.     

Melihat bahwa Qu Ling Yue memegang keningnya dan hampir jatuh ke belakang, Jun Wu Xie refleks mengulurkan tangannya, dan menangkap pinggang Qu Ling Yue, menariknya kembali untuk berdiri.     

Bergegas ingin menahan putrinya yang hampir jatuh ke belakang, Qu Wen Hao tiba-tiba tertegun, seraya menatap kosong Jun Xie yang "memeluk" Qu Ling Yue di tangannya, dan wajahnya membeku saat itu juga.     

Dan diam-diam mengamati Qu Ling Yue dan Jun Xie dari kejauhan, Lin Feng setelah melihat adegan itu, mengepalkan tinjunya di dalam lengan bajunya begitu erat hingga jari-jarinya bergemeretak, berharap di dalam hatinya ia bisa terbang dari tempatnya berdiri, dan mengiris-iris tangan Jun Xie yang memeluk pinggang Qu Ling Yue!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.