Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pesta Ulang Tahun (4)



Pesta Ulang Tahun (4)

2Pikiran Qu Ling Yue berputar-putar dan memakan waktu beberapa saat sebelum ia berhasil sadar kembali. Dan ketika ia membuka matanya untuk melihat, ia hampir pingsan lagi karena terkejut.     

[Ia … ia …. ia benar-benar …. berada di dalam … tangan Jun Xie!]     

Saat itu juga, pikiran Qu Ling Yue menjadi kosong. Ia benar-benar kebingungan seraya berjuang untuk "kabur" dari pelukan Jun Xie, wajahnya merona merah padam, ekspresinya hampir menangis, begitu malu hingga ia hampir terjatuh di tempat.     

" …. " Jun Wu Xie menatap Qu Ling Yue, merasa sangat bingung, sementara ia dihadapkan pada reaksi seperti yang tak pernah dilihatnya sebelum ini.     

Ia hanya refleks bersikap seperti itu, dan karena dia dan Qu Ling Yue sama-sama seorang gadis, ia berpikir tidak ada salahnya melakukan hal itu.     

Namun, Jun Wu Xie lupa bahwa ia saat itu, berpakaian seperti seorang pemuda. Tindakannya tadi, bukan hanya Qu Ling Yue saja, namun juga membuat Qu Wen Hao, Xiong Ba, dan Qing Yu menatap aneh.     

Terutama Xiong Ba, tatapan yang ia lihat di wajah Jun Wu Xie terlihat memiliki banyak makna.     

"Uhuk, terima kasih Tuan Muda Jun." Qu Wen Hao berkata, menatap Qu Ling Yue yang lari ke belakangnya buru-buru. Walaupun ia baru bertemu Jun Xie, namun ia sangat mengagumi sikap Jun Xie yang tenang dan stabil. Ketika ia melihat putrinya malu-malu saat ini, sebagai orang yang pernah mengalaminya, bagaimana bisa Qu Wen Hao tidak tahu hal apa yang terlintas di benak Qu Ling Yue?     

Tetapi ….     

Sifat Jun Xie yang dingin dan acuh tak acuh membuat orang-orang sulit mengetahui apakah ia memiliki perasaan yang sama terhadap Qu Ling Yue.     

Namun jika mereka memiliki perasaan yang sama, Qu Wen Hao akan senang. Mendengar Xiong Ba dan Qu Ling Yue memuji-muji Jun Xie hingga ke langit, dan setelah melihat pemuda itu dengan mata kepala sendiri, Qu Wen Hao sangat puas dengan apa yang dilihatnya.     

Selain bertubuh kecil, tidak ada yang tidak disukai dari pemuda itu.     

Namun pemuda seperti dirinya masih belum dewasa sepenuhnya dan pemuda itu perlu diteliti dan diamati lagi cepat atau lambat.     

Jun Wu Xie tidak akan pernah menyangka, sikapnya yang sigap menolong tadi, akan menimbulkan masalah besar, yang membuat Qu Wen Hao mulai melihatnya sebagai "calon menantu potensial". Jika ia tahu pikiran Qu Wen Hao, Jun Wu Xie tidak akan dapat berkata-kata.     

Qu Ling Yue merasa sangat malu hingga ia bahkan tak sanggup menatap Jun Xie. Ia berdiri terengah-engah di belakang Qu Wen Hao, mulutnya sedikit terbuka, matanya yang bening tertutup dengan air mata yang berkilauan.     

[Apa yang baru saja dilakukannya?]     

[Mengapa ia harus melakukan hal yang memalukan di hadapan Jun Xie?]     

[Tuan Muda Jun pasti jijik padanya sekarang!]     

Hati Nona Muda Kota Seribu Monster hampir hancur berantakan.     

Lin Feng diam-diam mengamati reaksi Qu Ling Yue, membenci Jun Xie hingga ke tulang-tulangnya. Matanya merah karena dorongan amarah, berusaha menahannya dengan segenap kekuatan untuk menghentikan diri dari menyerang pemuda itu.     

Tepat ketika saat itu, pintu Ruang Awan Surgawi terbuka perlahan. Seorang pemuda yang terlihat tampan berpakaian merah berdiri di dalam dengan dagu sedikit terangkat seraya tatapannya menyapu kerumunan orang-orang yang menunggu di luar.     

"Bibi Buyut telah memerintahkan kalian semua bisa masuk sekarang." Segera setelah mengatakan hal itu, ia berbalik dan pergi ke dalam di dalam Ruang Awan Surgawi tanpa mengatakan hal lain, seolah ia tidak tahu identitas semua orang yang berdiri di luar.     

Sehubungan dengan keangkuhan dan kelancangan sekelompok pria pilihan ini, para tamu bereaksi seperti mereka sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini, dan tak ada di antara mereka yang mengatakan apa pun mengenai hal ini.     

Qu Wen Hao mendorong Qu Ling Yue dan Qu Ling Yue dengan wajah merahnya, melangkah menuju ke pintu Ruang Awan Surgawi. Ia menundukkan kepalanya seraya perlahan datang di depan pintu dan berlutut. "Ling Yue memberi salam pada Bibi Buyut dan aku berdoa semoga Bibi Buyut selalu bahagia dan berjaya seperti laut timur, dan berumur panjang seperti pegunungan selatan."     

Tidak ada pertanda kehadiran orang di belakang pintu yang terbuka itu, dan tidak ada suara yang terdengar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.