Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pesta Ulang Tahun (5)



Pesta Ulang Tahun (5)

1Tidak ada pertanda kehadiran orang di belakang pintu yang terbuka itu, dan tidak ada suara yang terdengar.     

Setelah Qu Ling Yue selesai memberi salam, ia berlutut agak lama sebelum ia berdiri dan berkata pada ayahnya, "Ayah, aku pulang dulu."     

Qu Wen Hao mengangguk.     

Qu Ling Yue kemudian diam-diam melirik Jun Xie sebelum ia pergi meninggalkan tempat itu.     

Kening Jun Wu Xie sedikit terangkat dan Qing Yu di sebelahnya berkata pelan, "Wanita tidak boleh masuk ke Ruang Awan Surgawi karena Qu Xin Rui membenci wanita. Jadi, bahkan Nona Muda tidak diperbolehkan untuk masuk. Di perayaan ulang tahunnya setiap tahun, Nona Muda selalu disuruh berlutut di depan Ruang Awan Surgawi dan menyampaikan doa-doa baik seperti ini."     

Seorang junior yang memberi hormat dan mengucapkan doa-doa yang baik pada seorang senior bukan hal aneh.     

Namun ketika itu dilakukan seperti yang dikerjakan Qu Ling Yue, ketika tidak ada orang di hadapannya dan ia disuruh berlutut di pintu, itu belum pernah didengar sebelumnya.     

Jun Wu Xie mencemooh di dalam hatinya, namun ia tidak memperlihatkannya di wajahnya.     

"Tuan-tuan, silakan." Qu Wen Hao berbalik dan berkata pada semua orang, seraya mereka berjalan masuk ke Ruang Awan Surgawi.     

Di dalam Ruang Awan Surgawi, kemewahan dan kemegahan terlihat di setiap sudut. Setelah Qu Xin Rui mengungkap sifat aslinya, ia benar-benar tidak menahan diri. Ia meminta Qu Wen Hao untuk memindahkan semua benda pusaka Kota Seribu Monster ke Ruang Awan Surgawi dan bahkan pembukuan Kota Seribu Monster diteliti olehnya setiap bulan. Setiap benda berharga milik rakyat Kota Seribu Monster perlu dilaporkan dan diperiksa olehnya, dan jika ada yang menarik hatinya, benda itu akan disita dan orang itu tidak akan diberikan kompensasi apa pun.     

Kelakuan yang tidak masuk akal, terang-terangan mengabaikan perasaan orang. Rakyat Kota Seribu Monster berkeluh kesah, namun di hadapan kekuatan tirani Qu Xin Rui, orang-orang tidak memiliki pilihan kecuali menelan kembali gerutuan mereka.     

Sejak ia dilahirkan kembali, ini adalah orang paling keji yang pernah ditemui Jun Wu Xie, terang-terangan menindas orang, dan bahkan tidak berusaha menyembunyikan tindakan busuknya sedikit pun.     

Keangkuhan dan kelancangan seperti ini, hanya karena Qu Xin Rui sudah meraih roh ungu beberapa tahun yang lalu, dan ia sudah pergi ke Dunia Tengah. Di mata Qu Xin Rui, orang-orang di Dunia Bawah, tidak cocok lagi disebut manusia.     

Semua orang dari Dua Belas Istana di Dunia Tengah yang telah ia temui sebelum ini, memiliki aura yang sama. Di mata orang-orang Dunia Tengah, nyawa orang di Dunia Bawah tidak berharga dan hanya dianggap seperti serangga, yang bisa mereka bunuh semau mereka, dipukuli sesuai keinginan mereka, tak pernah melihat orang-orang di sini sebagai manusia.     

Walaupun Dunia Tengah sangat kuat, namun bukan itu yang membuat mereka bertindak begitu kurang ajar dan tanpa mengalami kesulitan sedikit pun.     

Jun Wu Xie menundukkan pandangannya, mengalihkan pandangannya dari pemandangan di dalam Ruang Awan Surgawi.     

Kucing hitam kecil meringkuk di tangan Jun Wu Xie, ujung hidungnya bergetar sedikit, matanya tiba-tiba menyala dengan kilatan aneh.     

Ketika semua orang naik ke lantai atas Ruang Awan Surgawi, mereka melihat seluruh ruangan dihiasi dengan kain sutera merah yang halus, karpet yang terbuat dari kulit rubah putih menutupi seluruh permukaan lantai dan di atasnya terdapat taburan kelopak bunga mawar, yang menyebarkan bau harum di udara. Sekelompok pria tampan yang berpakaian tipis dan halus duduk di satu sisi memainkan musik sementara sekelompok pria lain yang mengenakan busana yang memperlihatkan sebagian tubuh mereka berlutut di sekeliling sebuah bangku panjang.     

Di atas bangku panjang itu, Qu Xin Rui mengenakan gaun merah cerah, kakinya yang panjang dan terlihat anggun samar-samar tampak di balik gaun itu, satu kakinya berada di tangan seorang pria yang sangat memikat, dan pria itu tampak sedang menciumi kakinya.     

Kepala Qu Xin Rui ditopang dengan satu tangannya, bersandar santai di bangku panjang. Ketika ia melihat sekelompok pria berjalan masuk, ia tidak berdiri sedikit pun. Kakinya yang terbuka hanya bergeser sedikit, semakin banyak memperlihatkan kulitnya, ia sama sekali tidak terlihat malu.     

Namun, semua pria itu tidak berani meliriknya sedikit pun, mereka hanya berlutut, memberi salam.     

Hanya Jun Wu Xie saja, yang berdiri tegak di antara mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.