Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pesta yang Berbahaya (4)



Pesta yang Berbahaya (4)

0Xiong Ba mengatakan pada Jun Xie semua perbuatan Qu Xin Rui di masa lalu dan berharap Jun Xie akan melupakan niatnya untuk menghadiri perayaan ulang tahun. Mereka telah membawa Jun Xie datang ke sini dan ia adalah harapan terakhir yang mereka miliki untuk menyelamatkan Kota Seribu Monster. Kota Seribu Monster saat ini tak bisa lagi kehilangan orang-orang mereka dan bahkan jika Jun Xie menyerah di bawah tangan Qu Xin Rui, Xiong Ba tidak berani membayangkan siapa lagi yang bisa menyelamatkan mereka dari semua itu.     

"Jun Xie! Kau jangan pergi!" Xiong Ba berteriak seraya menatap Jun Xie.     

Jun Wu Xie kemudian berkata, "Jika aku tidak pergi, bagaimana kau akan mengirimku keluar dari kota?"     

Xiong Ba tertegun, dan berdiri membeku di tempatnya.     

"Undangan ini sudah sampai di tanganku. Jika aku tidak pergi, itu bagaikan sebuah tamparan di wajahnya dan ia pasti tidak akan mengampuniku untuk hal ini. Satu-satunya pilihanku adalah meninggalkan Kota Seribu Monster untuk lari dari semua ini. Namun jika aku pergi, apakah ada artinya aku datang ke sini sejak awal?" Jun Wu Xie berkata sambil menatap Xiong Ba. Ia mengerti kekhawatiran Xiong Ba, namun anak panah telah ditembakkan.     

Xiong Ba terduduk di kursinya kalah, wajahnya begitu bingung.     

"Itu benar. Ia tidak akan mengampuni siapa pun yang melawannya. Untuk menyelamatkanmu, kita harus membawamu pergi jauh dari Kota Seribu Monster. Dengan itu … kau tak akan bisa menjalankan rencanamu di sini …."     

"Ia tak akanmelakukan sesuatu padaku. Atau setidaknya, tidak di hari pesta itu." Jun Wu Xie berkata tanpa ekspresi. Itu adalah satu hal yang ia cukup yakin.     

"Apakah kau benar-benar akan pergi?" Xiong Ba berkata, masih merasa sedikit khawatir.     

Jun Wu Xie mengangguk padanya.     

"Di hari perayaan, Qing Yu dan aku akan selalu berdekatan denganmu. Jika ada hal yang tak diduga terjadi, kami akan melakukan apa pun untuk membawamu keluar. Jika sesuatu benar-benar terjadi saat itu, kau harus meninggalkan Kota Seribu Monster langsung dan tidak pernah kembali lagi." Xiong Ba berkata, menatap Jun Qing dengan tegar. Mereka meminta Jun Xie datang, bukan untuk kehilangan nyawanya di sini. Dan jika langit benar-benar tidak peduli pada Kota Seribu Monster, maka mereka harus mengatasi masalah ini sendiri.     

"Mmm." Jun Wu Xie tidak yakin ada kejadian tak diinginkan yang akan terjadi hari itu di pesta dan ia menjawab setuju hanya untuk menenangkan Xiong Ba.     

Xiong Ba mengembuskan napas panjang, namun wajahnya masih terlihat sangat bingung.     

Jun Wu Xie menuangkan air untuknya dan ia diam-diam menaburkan bubuk obat yang sedikit menyejukkan dan menenangkan. Setelah Xiong Ba menelannya, ia akhirnya bisa sedikit tenang.     

"Kau harus benar-benar siap berlari nanti. Aku tahu kau sangat cerdas dan bahkan jika aku memeras otakku, aku belum bisa dibandingkan denganmu." Xiong Ba mengingatkan seraya ia menatap Jun Xie. Jika ia tak bertemu Jun Xie, ia tidak akan percaya bocah kecil seperti Jun Xie, bisa berpikir dengan begitu cerdik dan teliti.     

"Baik." Jun Wu Xie setuju.     

Xiong Ba kelihatannya tiba-tiba berubah menjadi pria tua yang cerewet dan ia mengingatkan Jun Xie berulang kali lebih lama lagi, bersikeras berbicara mengenai watak Qu Xin Rui dan ketidakwarasannya. Hanya setelah ia menghabiskan satu botol air, ia akhirnya meninggalkan Jun Xie. Dari penampakannya waktu ia pergi, ia pasti akan menemui Qing Yu untuk meneruskan ocehannya.     

Masalah Qu Xin Rui mengundang Jun Xie ke pesta, tidak membuat Jun Wu Xie mengkhawatirkan dirinya sendiri, namun itu tentu membuat pening Kepala Klan Amukan Api dan wakilnya.     

"Nona kelihatannya sedang senang hari ini." Kucing hitam kecil berkata, menatap Jun Wu Xie. Jun Wu Xie telah menunjukkan sikapnya yang "manusiawi" dengan kehangatan dan perhatiannya untuk orang lain, hingga membuat Kucing hitam kecil berdiri dan bertepuk tangan karena kemajuan pesat yang dibuat Nonanya.     

"Oh ya?" Jun Wu Xie tidak merasa ada yang berbeda.     

Berbicara mengenai suasana hatinya, Jun Wu Xie mengangkat pandangannya dan menatap pemandangan di luar jendelanya. Ia merasa, seraya menatap padang hijau di hadapannya, sosok yang dikenalnya akan muncul tiba-tiba, wajahnya memperlihatkan senyuman yang begitu menyejukkan ketika ia berjalan perlahan mendekatinya.     

[Mungkin ….]     

[Segera, mereka akan bertemu lagi.]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.