Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pesta Ulang Tahun (1)



Pesta Ulang Tahun (1)

0Waktu berlalu dan hari demi hari terlewati. Ulang tahun Qu Xin Rui segera tiba dan sekelompok orang yang dikirimkan kembali dari kota akan berpamitan dengan keluarga mereka sehari setelah pesta usai. Perpisahan dengan tanah kelahiran mereka, dan dimasukkan kembali ke dalam kurungan di penjara dingin itu.     

Saat itu hari sudah menjelang malam. Setelah Xiong Ba dan Qing Yu menyelesaikan urusan klan, mereka langsung pergi ke kamar Jun Xie. Hari ini, mereka akan pergi ke Ruang Awan Surgawi bersama, untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun pada orang itu.     

Walaupun itu sebuah ucapan selamat, tetapi tidak ada sedikit pun kerelaan di wajah Xiong Ba. Hadiah ulang tahun darinya disiapkan oleh Qing Yu. Jun Wu Xie membereskan barangnya dan kemudian mengeluarkan botol ramuan dari Tas Alam Semesta dan memegangnya.     

Ketika Xiong Ba melihat botol di tangan Jun Xie, ia bertanya penasaran, "Apa itu?"     

"Hadiah ulang tahun." Jun Wu Xie menjawab.     

Mata Xiong Ba membelalak.     

"Kau menyiapkan hadiah ulang tahun untuk penyihir tua itu?"     

Tatapan Jun Wu Xie mendarat di dua kotak brokat yang dibawa Qing Yu.     

Wajah Xiong Ba menjadi merah dan dia terbatuk canggung.     

"Itu disiapkan oleh Qing Yu. Aku tidak akan memberikan apa pun untuk penyihir tua itu. Bahkan tidak satu pun kepingan koin tembaga."     

Qing Yu menatap Xiong Ba dan tertawa getir. Ia tidak menyiapkan apa pun, namun bukankah itu berarti Qing Yu harus melakukannya untuknya?     

"Tuan Muda Jun, tolong jangan hiraukan dia. Ketua Klan kami selalu seperti ini. Membuatnya menghadiri pesta sama saja dengan mendorongnya ke penjara. Untuk pesta ulang tahun orang itu setiap tahun, aku yang selalu menyiapkan hadiah. Karena Tuan Muda Jun bukan berasal dari Kota Seribu Monster, tidak apa-apa jika kau tidak membawa hadiah."     

"Kalau begitu ini saja." Jun Wu Xie tidak terlalu peduli untuk satu botol ramuan. Di waktu luangnya di Kota Seribu Monster, ia telah menghabiskan waktunya untuk mendengarkan kabar mengenai situasi di sekitarnya dari Ye Sha, atau meramu obat. Hanya satu botol ramuan ini, tidak begitu berarti baginya.     

Melihat Jun Xie bersikeras, Qing Yu tidak mengatakan apa-apa lagi. Namun wajah Xiong Ba masih terlihat menggerutu, seperti yang dikatakan Qing Yu, seolah ia akan menjalani hukuman.     

Mereka bertiga meninggalkan Klan Amukan Api, dan mereka berjalan ke Ruang Awan Surgawi.     

Walaupun saat itu sudah menjelang malam, Kota Seribu Monster terlihat begitu terang dihiasi cahaya lampion, dan di luar setiap rumah, lampion digantung, lintasan cahaya merah menghiasi jalan-jalan, membuat kota itu memancarkan sinar merah di setiap sudut, melawan kegelapan yang mendekat.     

"Di pesta ulang tahunnya setiap tahun, di Kota Seribu Monster, setiap rumah menggantung lampion merah, supaya terlihat orang-orang di seluruh penjuru kota merayakan peristiwa ini." Qing Yu menjelaskan pada Jun Xie, seraya mereka berjalan di sepanjang jalanan yang dipenuhi lampion merah.     

"Semua ini hanya tirani. Jika ia mati, setiap orang di Kota Seribu Monster akan menggantung lampion di mana-mana dengan sukarela, untuk merayakan!" Xiong Ba menggerutu dengan geram.     

Qing Yu menatap ketua klannya sendiri dan ia berkata pelan, "Bagaimana pun tidak senangnya Ketua Xiong, tidak apa-apa jika kau menggerutu di Balai Klan. Namun jika ada orang di luar sini yang mendengarnya, tidak akan ada kebaikan dari hal itu."     

Mulut Xiong Ba berkedut. Walaupun ia sangat geram, ia tidak mengatakan apa-apa lagi.     

Jun Wu Xie menatap semua lampion merah dan hanya merasa cahayanya terlalu menyilaukan mata. Ia tidak membawa Tuan Mbek Mbek dan Kelinci Darah bersamanya namun mengunci mereka di dua kamar yang berbeda di dalam kebun. Sedangkan Kucing hitam kecil ikut dengannya, ia melakukan hal itu untuk mencegah dua binatang roh itu menghancurkan tempat tinggal mereka ketika ia tidak ada.     

Langkah ketiga orang ini tidak terburu-buru, namun mereka masih tiba di Ruang Awan Surgawi agak cepat.     

Ruang Awan Surgawi bertingkat tujuh benar-benar dihiasi dengan lentera dan spanduk-spanduk, namun pintu utama tertutup rapat. Di luar pintu-pintu itu, ada sekelompok orang yang sudah berkumpul dan berdiri untuk menunggu, mereka semua membawa hadiah ulang tahun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.