Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Hati Seorang Gadis Muda (2)



Hati Seorang Gadis Muda (2)

2"Tentu saja begitu." Jun Wu Xie tidak terkejut sama sekali.     

Bisa menahan semua sandera Kota Seribu Monster bertahun-tahun, Bibi Buyut tentu saja adalah orang yang sangat ahli, dan ia tentu sudah mempersiapkan hal ini.     

Qu Ling Yue terkulai. Ia tidak melihat ibunya untuk waktu lama dan ia sangat merindukan ibunya. Setiap kali ia melihat anggota keluarga lain kembali, sementara masih belum bisa bertemu ibunya sendiri, seringkali ia merasa sangat kecewa, membuatnya mulai merasa semakin cemas setiap waktu berlalu.     

Melihat Qu Ling Yue terlihat sedih dan depresi berat, Kucing hitam kecil menggunakan ekornya untuk mencolek Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie berpaling menatap Kucing hitam kecil kosong dan melihat Kucing hitam kecil berusaha untuk memberi sinyal dengan matanya.     

"Miauw."     

[Nona, apakah kau tidak sadar bahwa Nona Muda Qu datang mencarimu untuk mendapatkan obat berupa ketenangan?]     

Jun Wu Xie mengangkat sebelah alisnya. Ia jarang mengatakan pada orang lain mengenai rencana di kepalanya dan itu sudah menjadi kebiasaan baginya. Qu Ling Yue tidak tahu apa-apa mengenai rencananya, dan sudah berulang kali kecewa di Kota Seribu Monster, Qu Ling Yue sangat berharap dapat merasakan secercah harapan di dalam hatinya.     

Jun Wu Xie tiba-tiba berkata, "Qiao dungu dan yang lain sudah berjaga di luar kota dan begitu rombongan tahanan itu dibawa keluar dari kota, mereka akan mengikuti dari belakang. Mereka akan bisa menemukan lokasi tempat semua orang itu dipenjara."     

Seperti yang diduga, setelah mendengar penjelasan Jun Wu Xie, Qu Ling Yue langsung mengangkat kepalanya, wajahnya dipenuhi dengan kebahagiaan dari kejutan yang menyenangkan ini.     

Jun Wu Xie menatap mata besar dan bulat Qu Ling Yue yang tiba-tiba bergelimang harapan dan kegembiraan dan ia mengerti mengapa Kucing hitam kecil mengatakan hal itu. Hanya sebuah kalimat sederhana darinya, telah bisa membuat Qu Ling Yue menyalakan kembali sinar harapan di dalam jiwanya dan ia kembali yakin. Hanya sesederhana itu.     

Kelihatannya telah mempelajari sesuatu dari hal ini, Jun Wu Xie mengangkat satu tangannya dan mencontoh apa yang dilakukan Jun Wu Yao sebelumnya, tangan mungilnya menepuk kepala Qu Ling Yue pelan.     

"Tenang saja. Apa pun yang kujanjikan padamu, aku akan meraihnya." Untuk mendapatkan peta itu, ia tidak akan membiarkan dirinya melakukan kesalahan dalam hal ini.     

Qu Ling Yue sedikit tertegun seraya ia menatap Jun Xie, sepasang mata dingin itu kelihatannya telah kehilangan kesan dinginnya dan digantikan dengan sedikit kehangatan. Walaupun masih dingin, namun mata itu tidak lagi terlihat menusuk.     

Walaupun Qu Ling Yue dan Jun Xie sudah saling kenal selama beberapa waktu, mata Jun Xie selalu membuatnya tanpa sadar tak berani menatap pemuda itu terlalu dekat. Bahkan datang ke sini untuk mendapatkan kabar darinya hari ini, ia perlu mengumpulkan keberanian terlebih dahulu. Walaupun Jun Xie sedikit lebih muda daripada dirinya, ia tak pernah berani menganggap Jun Xie sebagai pemuda biasa. Di matanya, kehadiran Jun Xie telah melampaui batas senioritas yang biasanya diukur dengan usia.     

Di dalam hatinya, Jun Xie memiliki citra sebagai seseorang yang kuat, dingin, bijaksana dan berpikiran maju.     

Namun ketika Jun Xie sekarang kelihatannya sedang menenangkan dia, mengangkat tangannya untuk membelainya di kepala, Qu Ling Yue tiba-tiba merasa jantungnya berdetak keras tak karuan.     

Wajahnya yang jernih dan mungil tiba-tiba merasakan sebuah dorongan yang hangat. Matanya melebar, sementara ia menatap pemuda yang tak akan dianggap sangat tampan. Entah kenapa, saat itu, ia tiba-tiba merasa Jun Xie sebenarnya lebih menarik daripada pria yang luar biasa tampan yang telah menarik perhatian di Rumah Lelang Roh Api.     

Saat itu, Qu Ling Yue dapat merasakan seolah-olah beberapa kijang berlompatan di jantungnya dan bahkan napasnya tiba-tiba menjadi pendek-pendek.     

Jun Wu Xie menatap wajah Qu Ling Yue yang tiba-tiba merah padam dan matanya memicing.     

Instingnya sebagai seorang dokter berpikir bahwa Qu Ling Yue sedang tidak sehat dan walaupun hubungan mereka hanya sebagai rekan kerja, Jun Wu Xie biasanya lebih lembut terhadap wanita. Ia langsung menengadah dan meletakkan telapak tangannya di kening Qu Ling Yue.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.