Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ruang Awan Surgawi (5)



Ruang Awan Surgawi (5)

2Qu Xin Rui tertawa dingin menanggapinya. Setelah kekuatan spiritualnya menembus level ungu, ia sudah meninggalkan tempat ini dan menerima undangan yang diberikan oleh Istana Rumah Roh dari Dua Belas Istana dan ia hanya kembali ke Kota Seribu Monster karena ia memiliki misi di sini.     

"Putra Lin Que adalah seonggok sampah tak berguna, namun Lin Que masih berguna. Jika aku membunuh putranya, kurasa ia tidak akan bekerja untuk kita secara sukarela lagi. Mereka harus mati pada akhirnya, namun untuk Lin Que, itu harus menunggu hingga dia menyelesaikan semua tugas yang telah kuberikan padanya sebelum ia mati."     

"Berdasarkan perkataanmu, kau hanya berniat untuk memperhitungkan semua kesalahannya setelah Lin Que membantu kita untuk menemukan Makam Kaisar Kegelapan?" Salah satu pria itu bertanya, alisnya sedikit naik.     

Mata Qu Xin Rui memicing dan kilatan keji melintas di matanya.     

"Walaupun Wivern Licik tidak sepenting Makam Kaisar Kegelapan, tetapi itu tetap sesuatu yang sangat berarti. Sampah itu benar-benar karena kesal, menyebabkan aku kehilangan Wivern Licik sia-sia. Bagaimana aku bisa membiarkan ia lepas begitu saja?"     

"Tetapi Lin Que setia padamu. Bahkan sesuatu yang sesulit Wivern Licik, Lin Que masih berhasil menemukannya untukmu. Jika bukan karena insiden ini, kau sudah akan berhasil membawa Wivern Licik ke istana, Xin Rui, kau akan mendapatkan kredit besar untuk dirimu." Pria itu berkata sambil tersenyum.     

Qu Xin Rui menyapukan pandangannya pada pria itu, kelihatannya tidak terpengaruh dengan kata-kata sarkas pria itu sedikit pun.     

"Jika kalian memiliki banyak waktu untuk mengatakan semua ini padaku, kalian seharusnya melihat ini dari sudut pandang lain. Wivern Licik mungkin sudah hilang, tetapi bukankah mereka mengirimkan sesuatu yang bagus sebagai gantinya?"     

"Sesuatu yang bagus? Maksudmu Binatang Roh Kelas Pelindung?"     

Qu Xin Rui menggelengkan kepalanya. "Walaupun seekor Binatang Roh Kelas Pelindung langka, tetapi itu tidak akan membantu kita dengan misi kita di sini. Malah, Kaisar kecil Negeri Api itu akan lebih berguna untuk mencapai tujuan kita. Negeri Api adalah negeri terbesar di Dunia Bawah dan entah itu berbicara mengenai populasi penduduknya atau kekuatan pertempurannya, tidak ada negeri di Dunia Bawah yang dapat dibandingkan dengan mereka. Jika kita bisa membuat Kaisar kecil tunduk mengabdikan diri pada kita, maka kita bisa menggerakkan pasukan yang ia miliki untuk menjelajah Tebing Kaki Surga, dan hasilnya tentu saja akan jauh dari apa yang bisa diberikan Kota Seribu Monster pada kita."     

"Agak curiga ketika kau mengatakan sudah melupakan masalah ini, jadi kau sudah memikirkan hal ini di dalam benakmu tadi. Aku pikir sifatmu sudah berubah hari ini dan kau tiba-tiba memutuskan untuk tidak mempersulit Lin Que, atau mempermasalahkan hal ini dengan Jun Xie. Kelihatannya ketika kau menyuruh agar sebuah undangan dikirimkan ke Kaisar kecil itu, kau sudah berpikir untuk menjaring bocah ini?" Pria itu kenal betul betapa kejinya Qu Xin Rui dan ia langsung mengerti apa yang direncanakan Qu Xin Rui.     

Qu Xin Rui tersenyum tipis dan berkata, "Tidak terlalu banyak hal di Dunia Bawah yang bisa menarik perhatianku dan jika ada yang bisa digunakan, kenapa tidak? Jika penampilan Kaisar kecil memikat di mataku, aku tentu saja tidak akan memperlakukan dirinya dengan buruk." Seraya ia berbicara, ujung lidah Qu Xin Rui menjilat bibir merahnya yang menggoda.     

"Jika semua berjalan sesuai rencanamu, maka itu bagus."     

"Entah itu akan terjadi atau tidak, akan bergantung pada apakah Kaisar kecil tahu apa yang baik bagi dirinya. Dalam beberapa hari ke depan, Lin Que akan mengerahkan orang untuk pergi ke Tebing Kaki Surga dan lihat siapa di antara kalian bertiga yang akan pergi bersama mereka. Walaupun tidak ada seorang pun dari Kota Seribu Monster yang akan kembali dalam keadaan hidup, kita tidak boleh menyia-yiakan upaya yang sudah dikerahkan dan setidaknya kita bisa mendapatkan informasi mengenai situasi di dasar tebing." Qu Xin Rui berkata pada pria-pria itu.     

"Baik."     

Setelah itu, Qu Xin Rui melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian semua pergi."     

Ketiga pria itu saling bertukar pandang dan melihat seringaian setelah diremehkan di mata masing-masing tetapi mereka memutuskan untuk tidak membicarakannya. Mereka berpura-pura patuh dan berjalan turun dari lantai atas Ruang Awan Surgawi.     

Segera, sekelompok pria muda berwajah tampan yang disuruh pergi sebelum ini bergegas naik ke atas dan segera mengelilingi Qu Xin Rui lagi, memuja-muja dirinya dengan rayuan tak tahu malu.     

Qu Xin Rui tenggelam di dalam rayuan itu, dengan mata terpejam menikmati puji-pujian yang ditujukan padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.