Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ruang Awan Surgawi (4)



Ruang Awan Surgawi (4)

3Lin Que tidak akan pernah menyangka, bahwa Jun Wu Xie memiliki latar belakang yang sangat bergengsi seperti itu. Di Kota Seribu Monster, walaupun ia memegang jabatan yang terpandang sebagai seorang Kepala Klan, tetapi itu bukan level yang bisa disejajarkan dengan Kaisar Negeri terbesar di seluruh penjuru dataran, dan Lin Que tiba-tiba merasa dirinya bermandikan keringat dingin.     

Di dalam hatinya, ia mengutuk putranya yang selalu membuat masalah, berjuta-juta kali.     

Dari semua orang di dunia, ia harus memilih membuat masalah dengan Kaisar Negeri Api. Rencananya untuk mengalihkan kemarahan Bibi Buyut ke Jun Xie kali ini kelihatannya hanya akan menjadi asap.     

"Seorang pemuda yang baru berusia 14 atau 15 tahun benar-benar sudah menjadi Kaisar Negeri Api? Apakah itu sebuah lelucon dari Negeri Api?" Wanita itu bertanya ragu.     

"Hambamu mendengar bahwa Jun Xie memiliki cincin yang bernama Cincin Api Kekaisaran dan itu adalah milik Kaisar Negeri Api yang sudah meninggal. Kaisar itu telah hilang untuk waktu yang sangat lama dan takhta untuk sementara diambil alih oleh adiknya. Setelah naik takhta, adik sang kaisar mengeluarkan maklumat kekaisaran yang berisi ketika orang yang memiliki Cincin Api Kekaisaran muncul, semua keturunannya harus menyerahkan takhta ke orang itu." Pria itu berkata.     

"Jadi, itu ceritanya." Wanita itu mengangguk pelan. "Kaisar kecil baru saja naik takhta, jadi apa yang ia lakukan di Kota Seribu Monsterku dan bukannya menikmati posisinya di Negeri Api?"     

"Hal itu … hambamu tidak tahu."     

Wanita itu melambaikan tangannya untuk menyuruh anak buahnya pergi dan ia berpaling menatap Lin Que yang berlutut di lantai. Tatapannya tampak penuh perhatian melihat Lin Que yang merasa gelisah.     

"Lupakan saja. Itu hanya seekor binatang. Karena Kaisar Negeri Api menyukainya, anggap itu sebagai hadiah selamat datang dariku padanya."     

Mendengar Bibi Buyut mengatakan hal itu, Lin Que bernapas lega di dalam hatinya.     

"Segera, perayaan ulang tahunku tiba. Dengan kesempatan langka Kaisar Negeri Api juga kebetulan sedang berada di Kota Seribu Monster, seseorang tolong sampaikan undangan kepada Kaisar kecil untuk bergabung dengan kita di pesta."     

"Ya!" Lin Que segera menjawab.     

"Masalah ini, tidak akan kuperpanjang. Kau lagipula sudah berusaha keras dan mengerahkan upaya selama bertahun-tahun ini. Nyawa anakmu, akan diampuni sekarang. Ini juga sudah waktunya mengirimkan sekelompok orang ke Tebing Kaki Surga dan kau tahu apa yang harus dilakukan." Wanita itu berkata, tatapannya mendarat di wajah Lin Que. Walaupun itu hanya sebuah tatapan sekilas, tetapi cukup membuat orang yang melihatnya merasa tegang.     

Lin Que menjawab, "Hambamu tahu, dan hambamu pasti akan melaksanakannya dengan baik. Namun … namun ketika hambamu meminta pada Kepala Daerah Kota untuk mengalokasikan orang untuk ekspedisi sebelumnya, Kepala Daerah Kota kelihatannya tidak terlalu senang dengan hal itu." Seraya Lin Que berbicara, ia diam-diam mengangkat kepalanya sedikit untuk mengamati reaksi wanita itu.     

Wanita itu berkata dengan tawa dingin, "Ketidaksenangannya bukan hal baru bagimu. Mengapa kau harus mempermasalahkan perasaannya?"     

"Ya … ya. Semua akan dilaksanakan sesuai dengan kemauan Bibi Buyut. Hambamu akan berusaha untuk melakukannya." Lin Que berkata.     

Wanita itu kemudian mengangguk puas.     

"Silakan pergi!"     

"Ya." Lin Que mengundurkan diri dan meminta orang-orangnya untuk meletakkan hadiah itu sebelum meninggalkan Ruang Awan Surgawi.     

"Kalian semua juga bubar." Wanita itu melambaikan tangannya, mengusir semua pria tampan di dalam ruangannya.     

Ketika hanya ia satu-satunya orang yang ada di lantai atas, pria yang tinggi menjulang yang telah pergi sebelumnya kembali dengan dua orang bersamanya.     

"Semua yang dikatakan tadi, apakah kau mendengarnya?" Qu Xin Rui bertanya, duduk tegak di atas bangku panjang, menatap tiga sekawan yang datang ke Kota Seribu Monster bersamanya.     

"Kami mendengarnya dengan jelas. Fakta bahwa kau membiarkan Lin Que pergi begitu saja saat ini, tidak seperti sifatmu yang biasa. Aku berpikir kau pasti ingin mencabik-cabik putranya menjadi serpihan kecil sebelum kau merasa puas." Pria yang sangat hormat pada Qu Xin Rui tadi tiba-tiba berkata sambil tertawa, dan tidak ada kesan hormat dalam suaranya seperti sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.