Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kemenangan Tanpa Pertarungan



Kemenangan Tanpa Pertarungan

2Sementara Tuan Mbek Mbek menghancurkan seluruh Arena Binatang Roh menjadi puing-puing ketika ia menampakkan wujud aslinya, dengan alasan itu, ia menjadi peserta pertama yang menginjakkan kaki di luar batas panggung arena. Maka, Tuan Mbek Mbek tidak lagi memegang peringkat pertama di Arena Binatang Roh. Namun karena Wivern Licik yang telah "dikalahkan" oleh Tuan Mbek Mbek telah ditelan bulat-bulat tanpa jejak, maka pemegang peringkat kedua di Arena Binatang Roh telah dipromosi ke peringkat pertama.     

Sore itu juga, Jun Wu Xie membawa Tuan Mbek Mbek ke Arena Binatang Roh sekali lagi, dan menyatakan mereka ingin mendaftar untuk mengikuti kompetisi.     

Namun ….     

Panitia Arena Binatang Roh hampir jatuh berlutut memohon di hadapan Jun Xie.     

Biasanya hanya Binatang Roh kelas bawah yang dibawa ke pertandingan di Arena Binatang Roh. Jangankan menyebut Binatang Roh Kelas Pelindung, bahkan melihat Binatang Roh Kelas Menengah di arena pertandingan sangat langka.     

Dengan kehadiran Tuan Mbek Mbek sebagai Binatang Roh Kelas Pelindung yang begitu hebat, apakah ada artinya berpartisipasi di dalam kompetisi mereka? Binatang Roh kelas apa pun jika berhadapan dengan Tuan Mbek Mbek, Domba itu bahkan tak perlu mengembik dua kali. Sekali mengembik, mereka binatang roh lain akan langsung terkencing-kencing.     

Selain fakta bahwa Binatang Roh bahkan tidak akan berani untuk berhadapan dengan Tuan Mbek Mbek, bahkan pemilik mereka yang merupakan orang-orang yang ingin memamerkan keahlian mereka dalam menjinakkan Binatang Roh semua menyembunyikan Binatang Roh mereka dari Tuan Mbek Mbek, tak seorang pun di antara mereka ingin melihat binatang roh mereka dipermainkan oleh Tuan Mbek Mbek di atas panggung.     

Jika hal ini terus didiamkan, bagaimana Arena Binatang Roh bisa terus bertahan?     

Tanpa pilihan lain, panitia Arena Binatang Roh langsung membebaskan Tuan Mbek Mbek dan ia tidak perlu mengikuti pertandingan lagi, serta langsung menyodorkan Gelang Penjinak Roh ke tangan Jun Xie, seraya mengantar pemuda itu dan binatang rohnya keluar dari Arena Binatang Roh seolah-olah mereka adalah Dewa Maut.     

Ada Binatang Roh Kelas Pelindung di Arena Binatang Roh mereka …. Bukan hanya tahun ini, diduga bahkan jika mereka menunggu hingga tahun depan, tak seorang peserta pun berani muncul.     

Bukankah itu hanya seperti sebuah pepatah Cina? Sudah tahu ada seekor macan di atas gunung, tetapi masih tetap memilih untuk menaiki gunung?     

Tak menyangka menerima Gelang Penjinak Roh yang ia inginkan, Jun Wu Xie masih merasa terkejut. Namun ketika ia melihat wajah panitia yang hampir menangis dan sangat murung, ia menerima gelang itu tanpa membuang-buang waktu dan langsung pergi menggendong Tuan Mbek Mbek di tangannya, tidak melihat orang-orang di Arena Binatang Roh menghapus air mata mereka setelah ia pergi.     

Setelah mendapatkan Gelang Penjinak Roh, Jun Wu Xie pergi ke Balai Klan Amukan Api dan perlahan mempelajarinya.     

Fan Zhuo masih berada di luar Kota Seribu Monster saat itu dan ia tidak tahu di mana lokasi tepatnya. Hanya setelah mereka datang ke kota dan mengontaknya, barulah ia bisa menyerahkan Gelang Penjinak Roh pada Fan Zhuo.     

Gelang Penjinak Roh di Kota Seribu Monster dikategorikan dalam beberapa tingkatan. Yang ada di tangan Jun Wu Xie adalah kualitas yang paling rendah, yang hanya bisa menaklukkan satu Binatang Roh kelas bawah. Bagi seseorang seperti Jun Wu Xie yang sudah memiliki dua Binatang Roh Kelas Pelindung, benda itu tidak terlalu berguna. Setelah mengamatinya dengan cermat beberapa kali, ia kemudian menyimpannya.     

Jun Wu Xie kemudian mengeluarkan sebuah baskom dari Tas Alam Semesta dan perlahan menyerap energi spiritual darinya. Ia sudah berada di puncak roh hijau cukup lama dengan kekuatan spiritualnya yang hampir luber, dan ia akan bisa mencapai roh biru kapan pun ia ingin. Namun Jun Wu Xie tidak ingin melakukannya saat ini karena ketika ia melakukan terobosan level, mau tidak mau ia akan jatuh pingsan selama beberapa saat. Dengan berada di Kota Seribu Monster saat ini, Jun Wu Xie tidak berani membiarkan dirinya berada dalam keadaan koma begitu saja dan walaupun ia memiliki Tuan Mbek Mbek dan yang lain di sisinya, ia tidak begitu percaya pada kecerdasan Tuan Mbek Mbek dan Kelinci Darah. Hanya Kucing hitam kecil di antara mereka yang bisa dianggap cepat tanggap namun ia tak yakin sang kucing akan mampu mengatasi situasi yang tak terduga yang bisa terjadi.     

Lagipula, di dalam Kota Seribu Monster, orang-orang dari Dua Belas Istana juga ada dan dengan keadaan itu, mustahil bagi Jun Wu Xie untuk menembus kekuatan spiritualnya sendirian.     

Sementara ia menyerap energi spiritual tanpa bicara, pikiran Jun Wu Xie juga berkelana merenungkan situasi di Kota Seribu Monster.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.