Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ular Terbang (3)



Ular Terbang (3)

1"Wivern Licik!! Aku merasakan kehadiran Wivern Licik tadi! Aku memerlukan kekuatan Wivern Licik!" mata Ular Terbang tiba-tiba menyala dan membelalak lebar.     

Tatapan Jun Wu Xie berubah menjadi dingin. Ia akhirnya mengerti mengapa ia tiba-tiba mengalami dorongan hasrat yang sangat kuat yang hampir tak bisa dikendalikannya saat itu ketika ia melihat Wivern Licik. Sensasi itu bukan muncul dari dalam dirinya, namun sebenarnya berasal dari kehendak Ular Terbang!     

Ular Terbang berhasrat untuk memiliki Wivern Licik dan ketika ia merasakan kehadiran Wivern Licik, hasrat Ular Terbang yang begitu kuat mengalir dan menguasai emosi Jun Wu Xie.     

Ini adalah salah satu kerugian peleburan roh!     

"Wivern Licik sudah mati." Jun Wu Xie tidak menyukai fakta bahwa emosinya dipengaruhi oleh hal lain selain dirinya sendiri. Ular Terbang sangat kuat tetapi ia tetap berbeda dengan Kucing hitam kecil itu. Ular Terbang memendam kebencian yang sangat mendalam padanya dan ia masih belum menemukan cara untuk keluar. Namun jika sebuah kesempatan hadir di masa depan, Ular Terbang pasti tidak akan ragu sedikit pun untuk kembali ke dunianya!     

Jun Wu Xie merasa ia tidak suka dengan ide memiliki elemen yang tidak stabil berdiam di dalam tubuhnya.     

"Mati? Mustahil! Aku baru saja merasakan kehadirannya beberapa waktu yang lalu!" Ular Terbang berseru.     

Mata Jun Wu Xie memicing. Kelihatannya Ular Terbang hanya mampu merasakan apa yang ada di luar tubuhnya namun tidak bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi. Itu membuat situasinya jauh lebih mudah untuk diatasi.     

Tidak penting untuk apa Ular Terbang menginginkan Wivern Licik, karena Jun Wu Xie tidak akan pernah membiarkannya mendapatkan kemauannya semudah itu. Walaupun bisa mendapatkan bantuan Ular Terbang bukan sebuah pilihan yang buruk, Jun Wu Xie tidak akan membiarkan sebuah roh cincin yang memendam kebencian padanya menjadi lebih kuat.     

Setidaknya sebelum ia bisa jelas dengan keadaan Ular Terbang saat ini, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.     

Namun perkataan Ular Terbang juga membantu menjelaskan banyak keraguan yang selama ini ia rasakan.     

Dorongan hasrat yang sebelumnya tak dapat digambarkan kini sudah jelas, dan sulur cahaya emas yang muncul dari dalam telapak tangannya kelihatannya berasal dari biji emas itu. Ular Terbang yang sangat menginginkan batu roh Wivern Licik, dan dorongan itu tidak bisa dikendalikan oleh Jun Wu Xie. Ketika hasrat itu mencapai puncak, biji emas itu tiba-tiba bermanifestasi dan melebur dengan batu roh Wivern Licik di dalam tubuhnya.     

Dibandingkan dengan Ular Terbang, Jun Wu Xie lebih cenderung percaya bahwa biji emas itu tidak akan mencelakainya.     

Apa pun alasannya biji emas itu melakukan hal itu, Jun Wu Xie cukup yakin bahwa biji emas itu berusaha menolongnya.     

"Wivern Licik ditelan oleh Binatang Rohku dan sekarang sudah mati." Jun Wu Xie berkata tanpa ekspresi, berusaha untuk membodohi Ular Terbang.     

Ular Terbang kelihatannya tidak mau menyerah begitu saja dan ia berusaha untuk merasakan kehadiran Wivern Licik sekali lagi, tetapi tidak berhasil mendeteksi apa-apa. Ia panik sebelumnya dan bingung karena tiba-tiba sensasi kehadiran Wivern Licik hilang, hingga membuatnya terpaksa menarik Jun Wu Xie ke dalam dimensi alam ini bahkan sebelum rohnya pulih sepenuhnya, dan mengungkap fakta bahwa rohnya masih hidup di dalam tubuh Jun Wu Xie.     

"Kenapa jadi seperti ini …." Suara Ular Terbang dipenuhi penyesalan mendalam.     

Jun Wu Xie namun masih setenang biasanya.     

Ular Terbang terus murung dalam keheningan dan putus asa selama beberapa saat sebelum ia akhirnya mendekati Jun Wu Xie lagi, matanya melebar seraya ia menatap wajah Jun Wu Xie.     

"Kau tolong aku menemukan Wivern Licik dan aku akan mematuhi perintahmu. Jika aku menjadi lebih kuat, kau juga akan mendapatkan kekuatan yang tak terkalahkan. Ini adalah kesepakatan antara dirimu dan aku."     

"Baik." Jun Wu Xie langsung setuju.     

Ular Terbang menatap Jun Wu Xie sesaat sebelum ia mundur dan membuat jarak di antara mereka.     

"Aku akan menunggu." Mata Ular Terbang semakin menjauh dan akhirnya hilang kembali ke dalam kegelapan di hadapan Jun Wu Xie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.