Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Merindukan Seseorang Adalah Sebuah Bentuk Penyakit (1)



Merindukan Seseorang Adalah Sebuah Bentuk Penyakit (1)

2Mata Jun Wu Xie menatap ke bawah, dan ia tertawa keras di dalam hatinya.     

Baik dia dan Ular Terbang saling tidak percaya satu sama lain.     

Ketika Jun Wu Xie sadar, Kucing hitam kecil berdiri cemas di sampingnya. Bahkan Tuan Mbek Mbek dan Kelinci Darah juga berada di dekatnya. Mata ketiga binatang kecil itu dipenuhi kecemasan dan kegelisahan dan ketika mereka melihat Jun Wu Xie bergrak, mata ketiga sosok kecil ini dipenuhi kegembiraan.     

"Apa yang terjadi padamu? Mengapa kau tiba-tiba pingsan?" Kucing hitam kecil bertanya, seraya ia membelai tangan Jun Wu Xie. Jun Wu Xie tiba-tiba jatuh pingsan tak sadarkan diri hingga membuatnya hampir mati ketakutan.     

"Aku baik-baik saja." Jun Wu Xie berkata, sambil menggelengkan kepalanya. Ia mengangkat tangannya yang terluka dan menemukan lukanya yang dalam hampir sembuh total, yang membuatnya sedikit terkejut, dengan kecepatan penyembuhan yang dialaminya.     

Ia langsung ingat bahwa Qing Yu menyebutkan padanya kemampuan menyembuhkan diri dengan cepat adalah salah satu kekuatan Wivern Licik dan ketika biji emas menanam batu roh Wivern Licik ke dalam tubuhnya, ia kelihatannya juga mendapatkan kemampuan luar biasa itu dan hal ini membangkitkan rasa penasaran di dalam diri Jun Wu Xie.     

Ia telah memegang cukup banyak batu roh di tangannya sebelum ini, namun biji emas tampaknya tidak bereaksi sama dengan semua batu roh itu. Mengapa biji emas memilih untuk menyerap batu roh Wivern Licik yang begitu diinginkan Ular Terbang?     

Jun Wu Xie bangkit berdiri dan mengeluarkan batu roh dari dalam Tas Alam Semestanya, mengujinya dengan meletakkan semuanya di telapak tangannya. Namun tidak ada reaksi sama sekali, tidak seperti sebelumnya. Bagaimana pun batu roh itu ia gunakan, biji emas tidak bereaksi sedikit pun.     

"Wivern Licik." Jun Wu Xie menggumamkan nama itu tanpa sadar. Ia tidak mengenal Binatang Roh itu dan yang ia tahu mengenai binatang roh itu hanya berdasarkan apa yang dikatakan Qing Yu padanya sebelum ini.     

Namun menilai dari keadaan saat ini, jelas bahwa pasti ada sesuatu yang melebihi apa yang bisa dilihat mata dengan Wivern Licik. Ular Terbang tidak ragu mengungkap keberadaannya demi mendapatkannya dan bahkan biji emas yang misterius juga bereaksi terhadapnya …. Terlebih lagi, orang dari Dua Belas Istana yang mengendalikan Kota Seribu Monster meminta untuk dicarikan Wivern Licik. Reaksi yang tidak biasa dari tiga hal ini kelihatannya berusaha mengungkap sesuatu pada Jun Wu Xie.     

Namun apa itu tepatnya, masih sebuah misteri bagi Jun Wu Xie.     

Saat itu, pikiran mengenai Jun Wu Yao melintas di benak Jun Wu Xie.     

Jika ia ada di sini, ia mungkin bisa menolongnya menjelaskan semua keraguan ini.     

Sepertinya, Jun Wu Xie merasa, tidak ada di dunia ini yang tidak diketahui Jun Wu Yao. Semua masalah ketika dihadapkan padanya, sepertinya dapat diselesaikan dengan mudah.     

Jun Wu Yao sendiri terselubung di dalam sebuah misteri. Siapa dia sebenarnya, dan mengapa ia dikurung di gua itu?     

Jun Wu Xie tidak memikirkan ini terlalu dalam sebelumnya karena ia tak peduli. Namun ia tidak tahu mengapa ia tiba-tiba tertarik untuk tahu lebih banyak mengenai Jun Wu Yao, masa lalunya, dan semua tentangnya ….     

Jun Wu Xie tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Setiap kali ia memikirkan Jun Wu Yao, ia kelihatannya kehilangan kendali atas emosi dan tindakannya, namun walaupun begitu, ia masih tetap memikirkannya.     

Walaupun itu membuatnya tak berdaya, ia tidak benar-benar membenci perasaan itu.     

Hanya saja ….     

Ia kelihatannya merindukan pria itu.     

Jun Wu Xie menengadah, menatap garis cakrawala di luar jendela. [Tidak tahu …. Di mana ia saat ini, dan apa yang sedang dilakukannya?]     

[Ia hanya seperti angin yang dikenal orang, selalu ada tetapi tak terlihat, kau tak bisa menangkapnya atau menggenggamnya, selalu tak terdengar ketika datang, dan pergi tanpa jejak.]     

"Kakak Wu Yao …." Jun Wu Xie bergumam pelan sambil mengembuskan napas pelan. Namun, ketika ia menyadari apa yang baru saja ia katakan, dan timbul perasaan aneh di dalam hatinya, ia memutuskan untuk berhenti memikirkannya, dan melanjutkan membalut lukanya dengan perban.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.