Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ular Terbang (2)



Ular Terbang (2)

0Ular Terbang adalah roh cincin pertama yang ia serap dan tentu saja, rohnya seharusnya sudah hilang tanpa jejak sekarang.     

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?" Jun Wu Xie dalam percakapannya dengan Ular Terbang, menampakkan dirinya tenang, tetapi di dalam hatinya, ia berusaha mencari petunjuk tersembunyi dari perkataan Ular Terbang, untuk menemukan alasan di balik kejadian tak terduga ini.     

Ular Terbang berkata, alasan rohnya tidak hilang sepenuhnya, karena benda berharga yang diberikan Jun Wu Yao padanya ….     

Mata Jun Wu Xie memicing, karena di dalam benaknya, ia benar-benar berupaya sekeras mungkin untuk mengingat-ingat benda apa yang dimaksud.     

Tiba-tiba!     

Ia terpikir satu hal!     

Dahulu ketika ia tak ragu-ragu mengorbankan roh cincinnya sendiri di Gugusan Puncak Berawan untuk membunuh orang dari Dua Belas Istana, ia telah diselamatkan dari tempat itu pada akhirnya. Walaupun ia sekarat pada waktu itu, rohnya telah mengalami kerusakan parah. Saat itu, Jun Wu Yao memberikan biji emas padanya, dan itu telah bersatu dengan tubuhnya.     

Jun Wu Yao berkata ketika itu ….     

Biji itu akan bisa menyelamatkan roh cincinnya yang rusak!     

Jun Wu Xie akhirnya mengerti. Biji emas itu pasti sesuatu yang bisa menyembuhkan roh cincin dan karena Ular Terbang adalah roh cincin pertama yang ia serap, dan itu juga roh cincin paling penting sebagai dasar, berdasarkan apa yang ia tahu dari Jun Wu Yao, Ular Terbang tentu saja akan menjadi sangat kuat!     

Di periode setelah Ular Terbang ditekan dan diserap ke dalam tubuhnya, pasti rohnya perlahan bersatu di dalam tubuhnya seperti roh lainnya. Namun karena Ular Terbang adalah roh cincin yang sangat kuat, masa ia dapat bertahan sangat berbeda dengan roh cincin lainnya!     

Ketika Jun Wu Yao menanamkan biji itu ke dalam tubuhnya, pasti Ular Terbang belum sepenuhnya terserap, dan ketika biji emas menyembuhkan dirinya, ia juga menyembuhkan roh Ular Terbang di saat yang sama!     

Itu bukan berita baik baginya.     

Walaupun Ular Terbang berusaha keras untuk tidak menunjukkannya, Jun Wu Xie masih dapat merasakan kebencian mendalam, terpancar dari dalam tatapan Ular Terbang.     

Sehubungan dengan fakta bahwa ia telah dikurung dan ditelan olehnya, Ular Terbang saat itu, pasti berharap untuk membunuhnya. Ia menahan kemarahan dan kebenciannya karena ular itu tidak memiliki pilihan lain saat ini.     

"Bocah, walaupun kita bertarung sebelumnya, rohku kini sudah menyatu denganmu. Bagaimana pun aku membencimu, aku tidak bisa menyerangmu, karena kau bagaimana pun, masih merupakan kediaman roh utama di dalam tubuh ini. Jika aku membunuhmu sekarang, tubuhmu akan mulai hancur dan rohku tetap tidak bisa kembali ke tempat asalku." Ular Terbang berkata sambil mengatupkan rahangnya erat-erat, menatap langsung ke arah Jun Wu Xie. Seperti yang telah diduga Jun Wu Xie, Ular Terbang masih menyimpan dendam padanya.     

Namun masih bisa hidup setelah mengalami begitu banyak kesulitan, Ular Terbang tidak akan bertindak gegabah.     

Jun Wu Xie menatap Ular Terbang itu. Ia tak meragukan kata-kata Ular Terbang.     

Konsep peleburan roh adalah sesuatu yang tidak asing baginya karena Kucing hitam kecil juga bagian dari rohnya. Apakah itu Kucing hitam kecil atau Ular Terbang, mereka sudah melebur ke dalam roh Jun Wu Xie dan begitu Jun Wu Xie meninggal, kedua roh lainnya tidak akan bisa bertahan hidup. Dan dengan alasan yang sama, selama ia hidup, dua roh lain itu juga akan terus hidup bersamanya!     

"Mengapa kau memanggilku ke sini?" Jun Wu Xie bertanya, menatap Ular Terbang. Ular Terbang membencinya, tetapi tidak memiliki pilihan lain selain tunduk padanya. Itu adalah situasi yang rumit dan ia benar-benar ingin menyelesaikannya dengan baik.     

"Aku perlu mendiskusikan sesuatu denganmu." Ular Terbang menjawab.     

"Oh?"     

"Rohku masih terus melemah dengan parah dan hanya dengan biji itu saja, tidak cukup untuk memulihkan jiwaku sepenuhnya. Aku memerlukan hal lain. Jika kau bisa menolongku untuk mendapatkannya, aku bersedia mengabdikan diri padamu. Kau seharusnya tahu sekarang, setelah roh kita melebur, aku tidak akan bisa lagi mencelakaimu." Ular Terbang itu berkata pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.