Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Siapa yang Ditelan Siapa yang Menelan (1)



Siapa yang Ditelan Siapa yang Menelan (1)

1Tanpa tahu kenapa, begitu ia melihat Wivern Licik, Jun Wu Xie tiba-tiba merasakan semangat di dalam dirinya, dorongan insting yang begitu kuat untuk merampas dan menangkap membuncah di alam bawah sadarnya!     

Itu adalah sebuah perasaan, yang tak pernah dialami Jun Wu Xie sebelumnya. Dorongan yang tak dapat dijelaskan yang membuatnya mengerutkan kening seraya ia mencoba untuk menahannya, air mukanya tiba-tiba berubah menjadi kurang sehat.     

Tepat di saat itu, Lin Feng tidak sengaja menoleh ke arah Jun Xie, segera menyadari perubahan di wajahnya.     

Melihat wajah Jun Xie berubah menjadi pucat, dan keningnya mengerut, kegembiraan di hati Lin Feng bertumbuh, karena ia ingin secepatnya melihat pemandangan di mana Jun Xie menangis tak berdaya!     

Di atas panggung pertandingan, Wivern Licik menatap Tuan Mbek Mbek dengan mata yang siap membantai.     

Tuan Mbek Mbek terkejut sesaat ketika ia melihat Wivern Licik, mengamati raksasa buas di hadapan matanya!     

Lonceng tanda pertandingan dimulai berbunyi!     

Di bawah instruksi pemuda itu, mulut Wivern Licik terbuka lebar, setengah tubuh bagian atasnya menukik ke arah Tuan Mbek Mbek bagaikan sebuah katapel!     

Gerakannya secepat kilat, dan ular itu membuat penonton berteriak karena terkejut!     

"Terlalu cepat!"     

Teriakan dan seruan terdengar. Tepat ketika semua orang di situ berpikir bahwa Binatang Roh domba kecil itu akan langsung terbunuh, sosok mungil dan putih tiba-tiba melompat, tinggi ke atas panggung!     

Ia bergerak bagaikan kilat petir yang berwarna putih, gerakannya tidak lebih lambat dari Wivern Licik sedikit pun!     

Semua orang menatap tubuh mungil Tuan Mbek Mbek yang sekarang melayang di udara begitu terkejut. Ini adalah pertama kalinya mereka melihat Binatang Roh domba itu bergerak dari tempatnya di panggung dalam sebuah pertarungan, dan kecepatan geraknya membuat semua orang tertegun untuk waktu yang cukup lama.     

Sementara Tuan Mbek Mbek melompat ke udara, matanya masih terpaku pada Wivern Licik di atas panggung, dan di sepasang bola mata yang besar dan jernih itu, gairah yang begitu kuat tiba-tiba bersinar!     

Wivern Licik gagal di serangan pertamanya dan ia langsung memutar kepalanya dan menerjang ke arah Tuan Mbek Mbek yang masih di udara, rahangnya terbuka lebar siap memangsa lawannya. Dengan gerakan cepat tubuh raksasanya, angin kencang bertiup di keempat sisi panggung pertandingan!     

Orang-orang yang duduk di dekat panggung semua terhempas ke tanah karena dorongan angin yang sangat kuat itu!     

Semua mata memandang serius Wivern Licik yang hampir menelan Tuan Mbek Mbek yang melayang turun di udara. Masih di udara, bola bulu kecil itu tiba-tiba memancarkan sinar terang yang membutakan!     

Bola cahaya yang bersinar itu begitu membutakan seperti matahari dan bola itu membesar dalam waktu singkat!     

"Mbeekk !!!"     

Suara domba yang familiar terdengar dari sinar terang yang membutakan itu. Orang-orang memicingkan matanya dan melindungi mata mereka seraya berusaha untuk melihat apa yang terjadi di panggung pertarungan. Namun, ketika cahaya terang itu memudar, mereka langsung disambut oleh suara ledakan yang sangat kencang! Sebuah sosok raksasa tiba-tiba muncul di Arena Binatang Roh!     

Itu adalah Binatang Roh berukuran mega raksasa yang memancarkan sinar redup di sekeliling tubuhnya, kesembilan ekor panjangnya mengayun di udara di belakang tubuhnya!     

Wivern Licik yang arogan bukan main dan semena-mena beberapa saat sebelum ini, sekarang terjepit di bawah kaki Binatang Roh mega raksasa itu di atas panggung!     

Panggung itu ditempa secara khusus dengan baja dan sangat kuat. Namun hanya dengan satu pijakan Binatang Roh mega raksasa, seluruh panggung arena tiba-tiba hancur menjadi debu!     

Wivern Licik menangis begitu memilukan. Tiba-tiba menyadari dirinya diinjak di bawah kaki Binatang Roh raksasa, Wivern Licik meronta-ronta panik, tangisannya dipenuhi teror dan keputusasaan!     

Binatang Roh mega raksasa itu memicingkan matanya dan menatap Wivern Licik yang meronta tanpa henti di bawah tapak kakinya dan lidahnya yang berwarna merah darah terjulur keluar dari mulutnya, menjilat rahangnya hingga tampak rakus.     

Saat itu, tidak ada suara sama sekali di Arena Binatang Roh. Tak ada yang tahu dari mana Binatang Roh raksasa itu tiba-tiba muncul ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.