Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ibu Suri (1)



Ibu Suri (1)

0Jika Jun Xie benar-benar akan melakukan hal itu, maka semua yang telah dilakukan Kaisar sebelum ini sama saja dengan nihil.     

Bahkan ketika Jun Xie tahu rahasia di balik Cincin Api Kekaisaran, ia tidak merasakan apa pun selain rasa jijik terhadap takhta Negeri Api. Kaisar berpaling menatap Jun Xie ketakutan dan ia hanya bisa berpikir [Jika ia tidak berniat mengenyahkan Jun Xie sejak awal, jika ia memperlakukan Jun Xie persis seperti ia memperlakukan pemuda lain, maka bukankah semua ini tidak akan terjadi?]     

Sayang, tidak ada obat atau ramuan di bumi ini yang bisa mengobati rasa penyesalan!     

Kaisar duduk gemetar di kursinya, dan ia tiba-tiba merasakan sensasi dingin dan sejuk merayapi tubuhnya. Sensasi dingin menjalar di seluruh tubuhnya hingga membuat cincin di jarinya sendiri terasa sangat dingin.     

"Aku adalah cucu Ibu Suri …. Beliau tidak akan …. Beliau tidak akan menolongmu …." Hingga saat terakhir, Kaisar masih berjuang menerima fakta ini.     

"Oh? Begitu rupanya?" Bibir Jun Wu Xie melengkung naik memperlihatkan senyuman dingin.     

Dari belakang aula utama, tiga sosok tiba-tiba muncul.     

Penasihat Agung bersama dengan Qu Ling Yue, dan seorang wanita tua berambut putih berjalan perlahan memasuki aula utama.     

"Ibu Suri!" Lei Xi yang berdiri terpaku di aula utama tiba-tiba menganga terkejut ketika ia melihat Ibu Suri.     

Kaisar langsung berteriak, "Nenek! Selamatkan cucumu! Penipu licik ini ingin merampas kehidupan cucumu!"     

Ibu Suri Negeri Api sudah hampir berusia seratus tahun dan waktu yang begitu panjang telah meninggalkan jejak tak terhapuskan di wajahnya, namun sikap dan pembawaan diri yang ditunjukkan begitu mencolok.     

Sejak Kaisar pertama dari garis keturunan ini meninggal, Ibu Suri telah membantu Kaisar sebelumnya naik ke takhta. Dan setelah Kaisar sebelumnya menyerahkan takhta pada cucunya, Ibu Suri mengurung diri dan hidup menyendiri di Istana Kekaisaran, tidak pernah ikut campur dengan urusan besar atau kecil baik di Istana Kekaisaran atau pun Harem, tak pernah sekali pun bertanya mengenai apa pun. Pejabat istana yang setiap pagi melaksanakan apel pun hampir lupa akan keberadaan Sang Ibu Suri.     

Hanya Kaisar yang tahu, bahwa orang yang masih memiliki petarung paling hebat di Negeri Api, adalah Sang Ibu Suri sendiri!     

Walaupun ia tak pernah sekali pun bertanya mengenai urusan istana, namun tak ada satu peristiwa pun di istana yang tidak ia ketahui.     

"Nenek Permaisuri! Nenek Permaisuri! Selamatkan cucumu!" Kaisar hampir merangkak dan tangannya menggapai-gapai seraya mendekati kaki Ibu Suri. Saat itu, Kaisar tidak menunjukkan sedikit pun dominasinya sebagai yang seharusnya dimiliki oleh seorang penguasa, wajah tuanya yang lelah bergelinang air mata, matanya dipenuhi teror.     

Ibu Suri berdiri tenang dan penuh martabat di aula utama, matanya yang dalam dan tenang dipenuhi kebijaksanaan seperti seseorang yang sudah makan asam garam kehidupan. Ia menatap ke bawah dan melihat Sang Kaisar yang menangis seperti seorang bayi di kakinya dan ia mendesah panjang.     

"Apakah Yang Mulia masih ingat dengan Maklumat Kekaisaran yang dibuat oleh Kaisar pertama? Anggota Keluarga Lei, selalu memegang kata-kata mereka. Apakah kau masih ingat situasi ketika Kaisar Pertama menaiki takhta? Ketika ayahmu menyerahkan takhta padamu, ia telah mengingatkanmu berulang kali. Jadi mengapa kau masih keras kepala begitu terikat dengan kekuasaan seperti itu?"     

Ibu Suri menatap Kaisar dengan pandangan tak berdaya.     

"Nenek …." Kaisar menengadah tertegun, tak percaya apa yang didengarnya dari mulut Permaisuri.     

Harapan terakhir yang baru saja tumbuh di hatinya telah dihancurkan sekali lagi. Kata-kata Ibu Suri baru saja mengakui bahwa Jun Xie adalah orang yang berhak menjadi Kaisar Negeri Api. Dengan Maklumat Kekaisaran yang dibuat oleh Kaisar pertama sendiri di tangan Ibu Suri, kata-kata itu saja sudah cukup untuk memaksa Sang Kaisar untuk menyerahkan takhtanya!     

Ibu Suri berpaling menatap Jun Xie. Ini adalah pertama kalinya ia melihat pemuda yang memiliki Cincin Api Kekaisaran itu. Ketika ia sebelumnya mendengar dari Wen Yu yang memberitahunya bahwa pemilik Cincin Api Kekaisaran telah muncul, hatinya dipenuhi dengan rasa terkejut dan gembira. Ia tidak berpikir bahwa cucunya sendiri akan berpikiran sempit, mencoba untuk mengingkari maklumat Kaisar, dan berusaha membunuh pemilik Cincin Api Kekaisaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.