Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Kesepuluh (1)



Tamparan Kesepuluh (1)

2Namun botol cairan obat yang diberikan Lei Chen pada Lei Xi benar-benar menghancurkan harapan terakhir Kaisar.     

Lei Xi benar-benar tidak mengerti mengapa Lei Chen melakukan hal ini.     

Lei Chen mengangkat kepalanya yang terlihat sangat murung sambil menatap Pasukan Prajurit Kekaisaran yang berlari masuk ke aula utama, segera mengepung dirinya dan Lei Fan yang napasnya sudah berat.     

Di dalam hatinya, ia tertawa getir.     

Kaisar jelas tidak sengaja sudah mendengar kebenaran di balik rahasia kelahiran Lei Fan dari Permaisuri sendiri sebelum ini, tetapi ia masih memilih untuk percaya pada Lei Fan hanya berdasarkan wajah yang dimilikinya. Namun ketika Permaisuri mengungkap fakta mengenai kelahirannya, Kaisar tidak meragukannya lagi, dan bahkan tidak berusaha berpikir sebaliknya sebelum ia menilai dengan tegas bahwa Lei Fan bersalah.     

Tidak ada pertanyaan, tak sedikit pun usaha untuk memastikan semuanya, sebelum ia mempercayai semuanya!     

Seperti yang diduga, di dalam hati Kaisar, ia bukan siapa-siapa.     

Sedikit harapan di hatinya untuk bisa memiliki hubungan ayah dan anak yang sempat muncul, kini sudah hilang sepenuhnya.     

Prajurit Kekaisaran sudah datang ke sebelah Lei Chen, dan terlihat Lei Chen akan segera dibawa saat itu juga.     

Tetapi tepat ketika itu, sebuah suara yang jernih dengan nada yang dingin tiba-tiba terdengar di aula utama.     

"Yang Mulia benar-benar tegas dan tidak mengenal ampun ketika memberikan hukuman."     

"Siapa itu?" Kaisar yang lelah secara fisik dan mental tiba-tiba berpaling ke arah datangnya suara itu, dan melihat orang yang sudah lama hilang, Jun Xie, tiba-tiba berdiri di sudut aula utama. Tidak ada yang memerhatikan kapan ia masuk ke aula utama!     

Saat itu juga ketika ia melihat Jun Xie, Kaisar tercengang dan matanya dipenuhi sikap kewaspadaan.     

"Jun Xie! Bagaimana kau bisa masuk ke sini!?" Kaisar menatap Jun Xie, suaranya begitu sengit.     

Jun Wu Xie berjalan perlahan ke tengah aula utama dan menyapukan pandangannya melihat kekacauan yang terjadi di tempat itu, kemudian ia perlahan berkata, terdengar santai, "Aku dengar Yang Mulia mencariku, jadi aku datang ke sini menemui Yang Mulia."     

"Yuan Biao! Yuan Biao! Tangkap dia!" Kaisar berteriak, tiba-tiba melompat berdiri di atas kakinya. Jun Xie selamanya akan menjadi duri di dalam hatinya! Hanya ketika Jun Xie dimusnahkan, dan Cincin Api Kekaisaran berada di dalam tangannya, ia bisa merasa aman.     

Yuan Biao langsung berlari ke arah Jun Xie!     

Namun sebelum Yuan Biao bisa mendekati Jun Xie, sosok putih tiba-tiba berdiri di hadapan Jun Xie dan menghadangnya, dan dengan Yuan Biao menyerang, sosok putih itu tiba-tiba melayangkan tinju yang melempar Yuan Biao ke atas, terbang di udara!     

Yuan Biao merasa berat ketika ia jatuh di lantai, dan ia memuntahkan semulut penuh darah!     

Kaisar membelalak tidak percaya akan apa yang dilihatnya. Ia melihat pemuda tampan berpakaian serba putih berdiri di depan Jun Xie dan ia dapat melihat pipi pemuda itu sedikit berwarna merah jambu.     

"Aku menganggur cukup lama, akhirnya ini waktunya untuk sedikit berolahraga." Teratai Mabuk menunjuk Yuan Biao dengan tangannya, dagunya terangkat ke atas begitu arogan, seraya menatap Yuan Biao di bawah yang memuntahkan darah dari mulutnya.     

"Serangga tak berguna sepertimu dan kau pikir kau pantas menyentuhkan jarimu pada Tuanku?"     

Walaupun Yuan Biao bukan petarung paling handal di Negeri Api, tetapi ia dapat dikatakan sangat kuat. Jadi, tidak ada orang yang menyangka bahwa seorang Komandan Pasukan Prajurit Kekaisaran akan dikalahkan oleh seorang pemuda tampan yang ramping hanya dengan satu kali pukulan, dan bahkan hingga muntah darah! Itu terlalu sulit dipercaya!     

Kaisar tiba-tiba tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saat itu, ia tiba-tiba menyadari Lei Chen berjalan sendiri untuk menghampiri Jun Xie dan berdiri di sisinya.     

"Lei Chen!"     

Lei Chen berdiri tanpa suara di sebelah Jun Xie.     

Jun Wu Xie mengangkat sebelah alisnya seraya menatap Kaisar yang tercengang, sebelum memalingkan pandangannya untuk melihat Perdana Menteri yang masih berlutut di lantai, Lei Fan yang gemetaran dan meringkuk lemah serta ekspresi keji di wajah Permaisuri. Ia kemudian perlahan membuka mulutnya dan berbicara, "Apakah Yang Mulia puas dengan pertunjukan besar yang aku mainkan untukmu hari ini?"     

"Apa yang kau katakan …." Sensasi dingin kegelisahan mulai bertumbuh di dalam hati Kaisar. Ketakutan yang menguasai dirinya begitu kuat hingga tiba-tiba menyebabkan tempurung kepalanya terasa pedih seperti ditusuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.